Tiga Perspektif Penting dari Konsep Merdeka Belajar yang Harus Dimiliki Guru.

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Dr. Iwan Syahril dalam kuliah umum daringnya pada 15 September 2020, menegaskan bahwa ada tiga perspektif penting dari konsep merdeka belajar yang harus menjadi perhatian guru. Kuliah umum daring ini diselengarakan oleh Pusdatin Kemendikbud.

Dirjen GTK ini menegaskan bahwa keberhasilan implementasi konsep merdeka belajar akan sangat dipengaruhi oleh tiga perspektif penting tersebut. Perspektif pertama, guru harus memandang anak dengan rasa hormat.

Baca Juga : Menyambut Kurikulum Baru Dan Merdeka Belajar Di Tahun Ajaran 2021-2022

Perspektif kedua adalah guru harus mendidik anak secara holistik. Dilengkapi dengan perspektif ketiga, yakni guru harus mendidik secara relevan atau kontekstual.

Menurut Doktor Kebijakan Pendidikan dan Kurikulum ini, konsep ini sangat dipengaruhi oleh gagasan Ki Hajar Dewantara dan praktek pendidikan di Perguruan Taman Siswa. Berikut ini uraiannya:

  1. Memandang anak dengan rasa hormat

Guru dalam perspektif merdeka belajar harus memandang anak dengan rasa hormat. Pendidikan dan pengajaran harus berpusat pada anak.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa aktivitas pendidikan tidak dilihat seperti mesin tetapi harus dilihat seperti mahkluk hidup.

Mengutip Ki Hajar Dewantara, ia menganalogikan pendidikan dan pengajaran ibarat seorang petani menanam padi. Padi itu  bisa dipupuk dan dirawat agar dapat bertumbuh lebih subur sebagai padi. Kodratnya sebagai padi tidak akan dapat diubah.

Artinya jika bibit yang ditanam itu bibit padi, ia hanya bisa tumbuh menjadi padi yang terbaik, jika dirawat dengan baik. Sebaliknya dari bibit padi, ia tidak mungkin dapat tumbuh menjadi jagung.

Baca Juga : Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir

Oleh karena itu, proses pendidikan dan pengajaran harus benar-benar berpusat pada anak dimana kodrat mereka sebagai anak dengan potensinya harus ditumbuhkan sesuai dengan kodrat dan potensi tersebut.

Guru harus menerima anak dengan potensinya masing-masing dan menumbuhkan anak tersebut.

Dr. Iwan Syahril menegaskan karena setiap tahun anak yang datang memiliki potensi yang berbeda-beda. Karena itu, guru harus terus menerus melakukan adaptasi dan terus menerus belajar, agar dapat memahami segala potensi mereka. Agar anak yang datang, apapun potensinya dapat bertumbuh di tangan kita.

  1. Pendidikan harus holistic

Dalam perspektif merdeka belajar, pendidikan holistic dimaknai sebagai upaya menyeluruh untuk memajukan pikiran, menghaluskan perasaan dan menguatkan kemauan.

Ia menegaskan bahwa pendidikan itu harus berkuasa menguatkan kemauan, jangan hanya membuat orang menjadi pintar, punya keterampilan tapi kemauannya lemah. Bahkan menurutnya, orang yang punya kemauan kuat meskipun keterampilannya tidak terlalu hebat, bisa jadi sangat sukses.

Baca Juga : Apa Saja Tantangan Yang Menghadang Direktur Jendral Guru Dan Tenaga Kependidikan Dr. Iwan Syahril, Ph.D?

Pendidikan harus mencari atau melakukan reorientasi untuk menguatkan kemauan peserta didik. Ini merupakan investasi yang jauh lebih penting bagi anak didik yang nanti akan tumbuh berkembang secara mandiri di kemudian hari.

Pendidikan secara holistik akan menghasilkan manusia yang penuh kebijaksanaan, masyarakatnya akan penuh dengan kebijaksanaan. Sebaliknya, jika sistem pendidikan tidak menjalankan pendidikan secara holistik maka masyarakat tersebut akan hampa akan kebijaksanaan.

  1. Mendidik secara relevan atau kontestual

Relevansi dalam pendidikan adalah hal yang sangat penting. Dalam hal ini pendidikan harus relevan tidak hanya dengan kodrat alaminya maupun zamannya.

Dalam hal kodrat alam, pendidikan harus membentuk peserta didik untuk dapat menjadi lebih manusiawi dan tetap dapat menerima perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi alamnya.

Sedangkan dalam hal kodrat zaman, pendidikan harus menggembleng peserta didik, untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang disebabkan oleh perubahan zaman, yang dipengaruhi oleh unsur-unsur kebudayaan, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca Juga : Dirjen Guru Dan Tenaga Kependidikan Sebut, Banyak Guru Tidak Percaya Diri?

Pendidikan dan pengajaran harus menyiapkan dan membekali peserta didik agar mereka dapat mengantisipasi perubahan, dapat beradaptasi ketika berhadapan dengan perubah.

Persoalan apakah iklim pendidikan dan proses belajar kita saat ini dapat menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan perubahan teknologi di masa mendatang?

Foto : threechannel.co

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
4 Comments
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga : Tiga Perspektif Penting Dari Konsep Merdeka Belajar Yang Harus Dimiliki Guru. […]

trackback

[…] Baca juga: Tiga Perspektif Penting Dari Konsep Merdeka Belajar Yang Harus Dimiliki Guru […]

trackback

[…] Baca juga: Tiga Perspektif Penting Dari Konsep Merdeka Belajar Yang Harus Dimiliki Guru. […]

trackback

[…] Baca Juga : Tiga Perspektif Penting Dari Konsep Merdeka Belajar Yang Harus Dimiliki Guru. […]