Merdeka Belajar adalah Kemerdekaan Berpikir

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Merdeka belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka,sehingga masing-masing mereka mempunyai portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.

Sebab, memberi beban kepada pelajar di luar kemampuannya adalah tindakan yang tercela secara akal sehat dan tidak mungkin dilakukan oleh guru yang bijak. Ini tak ubahnya seperti murid yang buta lalu guru memimtanya menceritakan apa dan bagaimana matahari itu kepada teman-temannya.

Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid. Pendidikan yang memerdekakan paling tidak dapat dipahami dalam beberapa pemahaman yakni: Pertama,pendidikan yang memerdekakan adalah pola pendidikan yang menanamkan nilai-nilai yang benar dan mengubahkan individu yang belajar.

Sekian banyak mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan di kelas belajar, pertanyaannya ialah “apakah semua itu telah menghasilkan perubahan dalam diri anak-anak kita?,apakahjuga hal itu telah mampu membentuk pribadi yang memilik inilai-nilia hidup yang berkenan kepadaTuhan?

Baca Juga: Pidato Inspiratif Mendikbud Nadiem Makarim pada Pelantikan Rektor UI

Kedua, pendidikan yang memerdekakan ialah pendidikan yang disajikan dengan mengedepankan nilai harkat dan martabat manusia, karena itu harus dijauhkan praktik-praktik diskriminasi dan klasterisasi bagi peserta didik.

Pendidikan untuk semua, maka implikasi dari hal ini ialah bahwa setiap individu yang belajar berhak mendapatkan perlakuan yang sama, juga berhak menerima ilmu dan pengetahuan yang sama.

Ketiga, pendidikan yang memerdekakan ialah pendidikan yang merestorasi kehidupan manusia, secara khusus dalam praktek kehidupan.

Baca Juga: Gebrakan Nadiem Makarim di 100 Hari Pertama Memimpin Kemdikbud (bagian pertama dari dua tulisan)

Hal yang paling esensi diharapkan dari pendidikan kita ialah bagaimana pendidikan mampu membawa “restorasi” bagi semua mereka yang belajar. Kemerdekaan belajar  Mendikbud Nadiem Makarim mengacu pada empat hal ini:

  1. Penilaian USBN komprehensif Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan penyelenggaraan USBN (Ujian Sekolah Berbasis Nasional) tahun 2020 akan dilakukan dengan ujian yang diselenggarakan oleh sekolah. Ujian tersebut dilakukan untuk menilai kompetensi siswa dan dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian komprehensif seperti portofolio dan penugasan. Portofolio ini nantinya dapat dilakukan melalui tugas kelompok, karya tulis, maupun sebagainya.
  2. UN 2020 jadi UN terakhir Nadiem menegaskan, tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN terakhir. “Penyelenggaraan UN tahun 2021 akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter,” ujar Mendikbud
  3. Penyederhanaan RPP Tekait penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kemendikbud akan menyederhanakannya dengan memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan baru tersebut, guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.
  4. Zonasi lebih fleksibel Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Kemendikbud tetap menggunakan sistem zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Menurut Nadiem, komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. (Foto: indonesiainside.id)
4 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
7 Comments
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga : Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir […]

trackback

[…] Baca Juga : Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir […]

trackback

[…] Baca Juga : Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir […]

trackback

[…] Baca Juga : Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir […]

trackback

[…] Baca juga: Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir […]

Dedi SUpriadi
Dedi SUpriadi
3 years ago

Apakah seelama ini guru mengajar tidak merdeka?. Apakah siswa belajar tidak merdeka?. Merdeka belajar jika sebuah judul, maka tidak nyambung antara judul dan isi. Merdeka belajar, isinya USBN dihapus, UN di tiadakan, jalur zonasi 50%. dan apa lagi.