Depoedu.com – Belajar dari rumah, tidak perlu datang ke sekolah bagi siswa, salah satu kebijakan pemerintah, untuk dunia pendidikan dalam menghambat penyebaran pandemi covid-19. Setiap guru mau tidak mau dan suka tidak suka harus melampaui masa ini. Masa di mana guru harus mengajar secara online karena pandemi covid-19.
Kebiasaan tatap muka mengajar anak dari tahun ke tahun, atau ada guru yang mengajar sudah belasan tahun, bahkan ada yang sudah puluhan tahun mengajar. Harus beradaptasi untuk mengajar dengan sistem daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan), dan menjadi kendala tersendiri bagi guru saat terjadi pandemi ini.
Kesulitan-kesulitan penyesuaian diri menjadikan guru dan siswa harus beradaptasi dengan situasi tersebut. Bahkan dikutip dari Kompas.com bahwa media asing salah satunya yaitu New York Times menyoroti kesulitan jaringan sinyal seluler siswa dan guru untuk beberapa daerah di Indonesia dalam belajar online. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar online, seperti yang dialami oleh tiga siswi asal desa Kenalan, Yogyakarta.
Baca Juga : Arah Baru Reformasi Pendidikan Kita; Catatan Pendidikan Pada Hari Pendidikan Nasional
Mereka kesulitan mendapatkan sinyal seluler, maka ketiga siswi tersebut berusaha untuk mencari sinyal seluler dengan mengendarai motor mencari jaringan seluler yang lebih baik. Itu bukan di kafe,gedung atau balai tetapi di pinggir jalan yang dilalui kendaraan.
Kendala yang lebih lagi dilalui oleh beberapa siswi di Sumatera Utara. Ketika sekolah meminta para siswa belajar di rumah, mereka kebingungan karena tidak ada sinyal di rumah. Maka mereka memanjat pohon pergi kepegunungan yang jauh dari desa mereka, untuk mendapatkan sinyal. Lain di desa lain pula di kota, di kota orang tua yang terbatas memiliki Hp / smartphone atau laptop, siswa menunggu orang tua pulang kerja untuk belajar online di malam harinya.
Adapula sudah memiliki Hp tetapi kuota internet terbatas atau bahkan tidak ada. Hal yang lainnya sudah ada Hp/laptop sudah ada kuota tetapi saat digunakan terkendala perangkat seperti rusak headset. Ada kendala lain, saat semua perlengkapan dan jaringan sinyal seluler terjangkau bahkan berlangganan tv kabel dan internet, saat belajar dan guru menjelaskan siswa malu atau sungkan memperlihatkan wajahnya di kamera untuk live.
Baca Juga : Membentuk Pendidikan Karakter Pada Masa Pandemi Covid-19
Fenomena ini sangat menarik perhatian tidak hanya siswa, guru juga kesulitan apakah anak sudah benar-benar dan paham, akan materi yang diajarkan. Terlebih lagi kesulitan di bidang praktik seperti bidang studi musik atau olahraga contohnya.
Siswa ada kendala ruang yang luas, bila mereka menggunakan laptop sulit untuk membawa ke ruang yang lebih luas, karena terbatas fasilitas kabel misalnya. Bahkan ada beberapa guru di daerah terpencil yang berjalan kaki kiloan meter untuk memberikan pelajaran bertatap muka dengan siswanya. Adaptasi kebiasaan baru yang dilakukan,salah satunya guru memakai aplikasi live untuk tatap muka dari rumah, dengan siswanya dalam proses belajar dan mengajar. Aplikasi untuk live yang digunakan seperti zoom meeting, google meet, video call dan lain lain.
Adaptasi kebiasaan baru ditengah pandemi membuat dunia pendidikan, seperti guru dan siswa juga orang tua membuat strategi belajar dan mengajar, agar belajar menjadi lebih efektif dan bagi anak tidak membosankan.
Foto : diskes.baliprov.go.id