Menyambut Kurikulum Baru dan Merdeka Belajar di Tahun Ajaran 2021-2022

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Kurikulum adalah suatu perangkat pendidikan yang menjadi jawaban terhadap berbagai kebutuhan dan tantangan di dalam masyarakat. Dengan adanya kurikulum maka proses belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan teratur.

Kurikulum tentunya wajib diterapkan di setiap sekolah yang ada di Indonesia sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku.

Dengan adanya kurikulum maka aktivitas dalam belajar-mengajar yang dilakukan di sekolah mampu memenuhi standar pendidikan. Kurikulum juga harus digunakan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.

Kurikulum bukan hanya berisi tentang tujuan dan arah pendidikan saja tapi berisikan pengalaman belajar yang perlu dimiliki siswa serta bagaimana cara menerapkan pengalaman itu sendiri.

Baca Juga : Menuju Pembelajaran Daring Yang Lebih Bermakna Dan Esensial

Mengingat betapa pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan dalam kehidupan, maka dalam menyusun kurikulum harus memahami konsep dasar dari kurikulum itu sendiri.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Maman Fathurrahman mengatakan kurikulum baru mulai diterapkan tahun ajaran 2021/2022 mendatang.

“Ada rencana [kurikulum baru] launching sekitar Maret 2021, dan mulai implementasi tahun ajaran baru 2021/2022,” ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/9).

Kurikulum baru, katanya, bakal diterapkan secara bertahap di sekolah penggerak dan sekolah umum yang berminat menerapkan. Implementasinya juga dilakukan di beberapa jenjang terlebih dahulu, seperti siswa kelas 1, 4, 7 dan 10.

Baca Juga : Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir

Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan bakal menguji coba kurikulum baru tahun 2021. Kurikulum ini bakal menginstruksi guru mengajar sesuai kemampuan siswa.

“Tidak diseragamkan kompetensinya, tapi diberi kemerdekaan guru mengajar di level yang tepat untuk anaknya. Anak tidak belajar kalau terlalu gampang, anak tidak belajar kalau terlalu sulit,” katanya di Gedung DPR, Senayan, Kamis (3/9).

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan kurikulum baru akan diuji coba di sejumlah sekolah pada tahun 2021. “Kita ada tim yang kuat yang sedang melaksanakan penyederhanaan dan rasionalisasi kurikulum 2013. Tahun 2021 akan mulai kita coba di berbagai sekolah penggerak,” ujarnya pada Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Jakarta, Kamis (3/9).

Baca Juga : Makna Rapor Bagi Perkembangan Anak

Ia mengatakan, yang berbeda dari kurikulum baru adalah penerapan konsep merdeka belajar di satuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum baru akan menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan tiap sekolah dan siswa.

Tujuan utama kurikulum baru ini adalah Merdeka Belajar. Merdeka Belajar menjadi salah satu program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia dan suasana yang happy.

Tujuan merdeka belajar adalah agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia.

Baca Juga : Apa Sih Yang Dimaksud Kebijakan Assesmen Kompetensi Minimum ?

“Merdeka belajar itu bahwa proses pendidikan harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan. Bahagia buat siapa? Bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, dan bahagia untuk semua orang”

Program merdeka belajar ini dilahirkan dari banyaknya keluhan di sistem pendidikan. Salah satunya keluhan soal banyaknya peserta didik yang dipatok oleh nilai-nilai tertentu.

“Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dahulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di peserta didik.”

Saat kita bicara bahwa kita percaya kemerdekaan guru dan kemerdekaan belajar, maka akan bersinggungan dengan banyak hal. Salah satunya kemerdekaan dalam proses belajar.

Baca Juga : Esensi Kurikulum Darurat Di Tengah Pandemi Korona

Proses belajar butuh kemerdekaan, sudah tentu. Sebab, kemerdekaan harus melekat pada subyek yang melakukan proses belajar: anak ataupun orang dewasa. Termasuk melibatkan dan dukungan banyak pihak.

Strategi pembelajaran yang memerdekakan, menekankan pada penggunaan pengetahuan secara bermakna dan proses pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk meladeni pertanyaan atau pandangan siswa.

Aktivitas belajar lebih menekankan pada ketrampilan berfikir kritis, analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi, dan menyusun hipotesis.

Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran yang memerdekakan menekankan pada proses penyusunan makna secara aktif yang melibatkan ketrampilan terintegrasi dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata.

Baca Juga : Urgensi Literasi, Numerasi Dan Pendidikan Karakter Dalam Mendidik Siswa

Evaluasi menggali munculnya berfikir divergen, pemecahan masalah secara ganda atau tidak menuntut satu jawaban benar karena pada kenyataannya tidak ada jawaban siswa yang salah, yang ada adalah pertanyaan pendidik yang salah.

Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar dengan cara memberikan tugas yang menuntut aktivitas belajar yang bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata, artinya evaluasi lebih menekankan pada ketrampilan proses dalam kelompok.

Foto : banjarmasin.tribunews.com

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
3 Comments
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga : Menyambut Kurikulum Baru Dan Merdeka Belajar Di Tahun Ajaran 2021-2022 […]

trackback

[…] Baca Juga : Menyambut Kurikulum Baru Dan Merdeka Belajar Di Tahun Ajaran 2021-2022 […]

trackback

[…] Baca juga: Menyambut Kurikulum Baru Dan Merdeka Belajar Di Tahun Ajaran 2021-2022 […]