Depoedu.com: Hari ini 25 November 2020 kita diperingati sebagai hari guru. Tema besar hari guru 2020, ”Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar”. Tema ini menggambarkan semangat belajar yang tetap menyala di tengah kondisi pandemik saat ini.
Pemanfaatan teknologi sebagai simbol-simbol wi-fi, laptop, telepon selular, serta aplikasi telekonferensi, yang memiliki relevansi kuat dengan kondisi aktual saat ini sebagai alat penunjang kegiatan belajar mengajar.
Merdeka belajar membutuhkan kerja bersama seluruh komponen pendidikan mulai dari guru, murid, hingga orang tua, yang bersinergi menciptakan semangat belajar yang merdeka dan penuh cinta guna memberikan hasil yang terbaik untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Peringatan hari guru hari ini tidak cukup sekedar memperingatinya secara seremonial, tetapi lebih dari itu, harus dijadikan momentum untuk refleksi dan reintrospeksi atas peran menjadi seorang guru. Pilihan untuk menjadi guru tentu saja bukan tanpa alasan.
Baca juga: Tiga Perspektif Penting Dari Konsep Merdeka Belajar Yang Harus Dimiliki Guru.
Guru adalah profesi yang telah ada semenjak peradaban manusia itu ada. Bahkan guru menjadi salah satu penjamin keberlangsungan peradaban. Jika pilihan untuk menjadi guru itu tetap dijalani hingga kini, tentu saja karena atas dasar idealisme dan kecintaan.
Tugas guru adalah mengajar, makna mengajar menurut DEPSIKNAS (2003) bahwa mengajar merupakan proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Menurut Kenneth D Moore mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya.
Sedangkan makna mendidik menurut Menurut Prof. Darji Darmodiharjo adalah usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, danlain lain.
Dunia pendidikan hari ini sedang menghadapi kondisi yang belum pernah terjadi di Indonesia, yaitu wabah corona atau Covid-19. Dampak wabah ini menjadi demikian terasa setelah diterapkannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Semua aktivitas pun harus dilakukan di rumah, baik guru maupun siswa.Bagaimana para guru menghadapi kondisi tersebut? Pertama, guru adalah harus menyesuaikan diri dalam menghadapi kondisi darurat Covid-19 ini. Guru harus terbiasa melakukan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Kedua, siswa, dalam kondisi ini ada siswa yang senang dan ada yang sedih. Namun demikian, aktivitas belajar tetap dilakukan, baik secara daring maupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara langsung. Pembelajaran di rumah mencerminkan kolaborasi yang cukup kuat antara guru, siswa, dan orang tua.
Baca juga: Merdeka Belajar Adalah Kemerdekaan Berpikir
Ketiga, orang tua, dalam kondisi darurat ini, yang paling tidak siap adalah orang tua. Mengapa demikian karena kemampuan akademik orang tua sangatlah beragam. Kondisi ini sangat menyulitkan dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan anak, apalagi untuk anak-anak yang duduk di bangku kelas SMA ke atas.
Pandemi Covid-19 hampir mengubah seluruh dimensi kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Kondisi ini menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa pendidikan tak hanya bergantung pada sekolah, tapi juga melibatkan orang tua dan masyarakat.
Moment peringatan hari guru mengajari kita untuk merefleksikan makna pendidikan yang menurut Ki Hajar Dewantara terbagi tiga. Yakni, pendidikan di sekolah yang dianggap mainstream sekarang ini, pendidikan di rumah, dan pendidikan di masyarakat yang selama ini jarang kita sentuh.
Fokus pendidikan hari ini tidak melulu fokus pada pembelajaran di sekolah, tapi juga harus membangun pendidikan individu/siswa melalui orang tua di rumah maupun masyarakat.
Pendidikan adalah merupakan urusan bersama. Sehingga, pendidikan harus dijadikan gerakan gotong-royong. Orang tua dan masyarakat harus ikut bertanggung jawab. Semua yang menginginkan kesuksesan masa depan Indonesia harus ikut bertanggung jawab.
Para guru harus terus beradaptasi dengan keadaan dengan mengedepankan semangat solutif di situasi saat ini. Jangan selalu textbook yang tidak relevan dengan perkembangan hari ini. Situasi yang ada di sekitar kita juga bisa dijadikan media pembelajaran.
Hikmah yang dapat diambil sebagai orang tua dari darurat Covid-19 ini adalah sebagai orang tua menyadari betul betapa luar biasa perjuangan bapak dan ibu guru dalam mendidik anak-anak.
Baca juga: Empat Cara Merdeka Batin
Berangkat dari kondisi di atas, banyak hal yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan kita, misalnya bagaimana cara yang paling efektif untuk melakukan pembelajaran dalam kondisi darurat.
Semangat bahu membahu agar proses pendidikan tetap berjalan dengan baik. Pada titik ini seluruh komponen harus bergerak bersama menuju masa depan Indonesia yang maju dan berkembang.
Sumber foto: kalderanews.com