Depoedu.com – Setiap saat dalam kehidupan, masing-masing kita mungkin akan menjumpai orang lain. Setiap perjumpaan memungkinkan kita untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Ada yang asyik ketika diajak berkomunikasi, sebagian lagi tidak.
Hal ini terjadi karena masing-masing belum tentu saling memberikan feedback yang positif. Tidak tertutup kemungkinan, komunikasi dengan orang lain juga terkadang memunculkan rasa tidak nyaman.
Pernahkah Anda jengkel ketika berbicara tetapi tidak didengarkan? Situasi semacam ini membuat Anda terkadang merasa tidak dihargai bukan? Anda sudah bercerita panjang lebar akan tetapi tidak didengarkan dengan baik.
Bahkan ada orang yang memalingkan wajah saat Anda sedang berbicara. Ini sungguh menyebalkan. Seolah-olah Anda ada tapi tidak di-ada-kan.
Kasus seperti ini banyak terjadi. Mungkin Anda atau siapapun itu sebagai pelaku, namun mungkin juga sebagai korban. Dampak yang ditimbulkan dari kejadian seperti ini untuk korban juga bermacam-macam.
Baca Juga : Guru Yang Berkomunikasi Dengan Asertif
Banyak orang yang ketika merasa tidak dihargai dalam berkomunikasi, kemudian menarik diri karena malu, yang akhirnya muncul rasa tidak percaya diri.
Ujung-ujungnya memilih diam dan bisa jadi tidak mau berbicara lagi dengan yang bersangkutan. Bahkan jikalau ada kesempatan bertemu kembali dengan orang yang sama, rasa-rasanya ingin segera menyudahi pertemuan itu.
Banyak orang ketika hendak menceritakan sesuatu, sebenarnya tidak ingin diberi saran. Akan tetapi ia hanya butuh telinga yang lebih lebar, hati yang lebih lapang dan tanpa dihakimi.
Hal semacam ini sederhana, namun banyak orang mengabaikannya. Bahkan orang tidak menyadari bahwa ia sedang menyakiti orang lain dengan saran yang diberikannya.
Baca Juga : “Ayah, Ibu, Kami Ingin Bicara”
Banyak orang cenderung menggurui dalam berkomunikasi. “Kenapa sih kamu begitu? Kamu seharusnya begini…! Ungkapan seperti ini cenderung membuat orang merasa dihakimi.
Lalu sebaiknya sikap seperti apa yang dimunculkan agar orang lain merasa nyaman ketika berbicara dengan kita? Tentu yang diperlukan adalah pemahaman dan penerimaan. Cukup dengan anggukan kepala dan tatapan mata yang tertuju pada teman bicara sembari mengatakan “Oww ya yaa. Baiklah. Saya memahami itu”.
Ungkapan ini terlihat sederhana, tapi banyak yang mengabaikannya. Jikalau ini diterapkan, orang akan cenderung merasa dihargai dan diterima. Orang akan menjadi lebih terbuka untuk melanjutkan pembicaraan.
Tidak hanya itu, membalikkan layar ponsel Anda di saat berkomunikasi juga tidak kalah penting. Jika ada pesan di ponsel Anda yang sangat urgent sekali untuk dibalas, maka Anda bisa meminta izin telebih dahulu “Maaf, saya membalas pesan ini sebentar ya, setelah ini saya akan kembali mendengarkan ceritamu”.
Ini adalah etika dalam berkomunikasi, namun banyak orang mengabaikannya. Tentu Anda akan merasa tidak nyaman bukan? Anda sedang semangat-semangatnya berceritera, akan tetapi tidak ada satupun yang mendengarkan karena sibuk dengan ponselnya masing-masing.
Satu lagi yang tidak kalah penting, hindari memotong setiap pembiacaraan, hanya karena Anda greget untuk bisa memberikan masukan. Sebaiknya ditahan dulu. Biarkan teman bicaramu menyelesaikan pembicaraannya.
Jikalau memungkinkan, setelah temanmu selesai berbicara tanyakan kepada dia “Bolehkah saya memberikan saran?”. Hal ini sepele, tapi banyak juga yang mengabaikan.
Manusia dengan ke-ego-annya masing-masing. Merasa diri tahu dan bisa. Sulit menahan diri untuk tidak berkomentar. Akhirnya tanpa meminta izin langsung memberikan saran. Mungkin ini tidak disadari, namun lebih baik meminta izin terlebih dahulu ketika hendak memberikan saran.
Selamat mencoba memberikan kenyamanan terhadap orang lain dalam berkomunikiasi.
Anda hanya perlu membalikan/menyimpan ponsel Anda, mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tataplah lawan bicaramu, sembari menganggukkan kepala dan mengatakan oww ya ya, saya memahami itu.
Baca Juga : Pentingnya Komunikasi Dalam Keluarga
Sangat sederhana bukan? Hasilnya sungguh luar biasa ketika ini diterapkan dalam setiap komunikasi. Anda nyaman, orang lain pun nyaman.
Foto : idntimes.com
Bagaimana yah caranya agar seseorang yang sulit berinteraksi dengan orang lain dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain. Dia cenderung memulai pembicaraan karena takut apa yang dikatakan salah atau kata yang digunakannya tidak sesuai, dan juga selalu takut menjawab pertanyaan orang lain. Sehingga terkadang dia sulit mengukapkan pendapatnya.
Mungkin orang ini tidak siap dengan jawaban dari lingkungan sekitarnya. Atau bisa sebelumnya sudah terjadi pola, yakni penolakan berulang-ulang dari lingkungan. Misalnya ditertawan, dikatai, ataupun tidak diberi apresiasi atau direspons. Ketika orang perlakuan demikian, maka imbasnya orang tersebut akan menjadi terpenjara bilief-nya hingga menjadi miskin keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya. Jadi mungkin di cek dulu lingkungannya, apakah benar-benar mendukung proses pertumbuhan sosial
[…] Baca Juga : Diam Dan Dengarkan; Dahsyatnya Pemahaman Dan Penerimaan Dalam Berkomunikasi […]
[…] Baca Juga : Diam Dan Dengarkan; Dahsyatnya Pemahaman Dan Penerimaan Dalam Berkomunikasi […]