Pandangan Seorang Pelajar Terhadap Kasus Bully Rizal

DEPO Peduli
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Sebuah berita kembali viral di media sosial. Kali ini dari seorang anak bernama Rizal (12) yang berasal dari Kelurahan Bonto Bonto, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkajene, Provinsi Sulawesi Selatan.

Awal kisah, Ia sedang menjajakan dagangannya berupa pastel atau lebih dikenal dengan nama jalangkote di daerah itu. Dia mengendarai sepeda yang selalu menemaninya setiap hari untuk berjualan jalangkote.

Namun kisah menjadi viral ketika ia sedang menunggu pembeli di sebuah lapangan di daerah Bonto-Bonto. Kemudian dia didatangi oleh sejumlah pemuda.  Entah apa yang dipikirkan oleh Rizal tentang apa yang mereka bicarakan. Rizal kemudian berkata “Iya’ tolo’na Ma’rang” atau dalam Bahasa Indonesia “Sayalah yang paling jago disini.”

Baca Juga: Bermain Tik Tok Menuai Perundungan

Mendengar Rizal berkata demikian, para pemuda pun tidak terima dan merasa tertantang. Alhasil, salah seorang pemuda tersebut memukul bagian punggung Rizal dan ia pun terpelanting bersama dengan sepedanya.

Para pemuda pun merasa belum puas, dan Firdaus (26), salah satu dari para pemuda tersebut  memukul sambil mendorong Rizal hingga ia tersungkur ke fondasi jalanan. Aksi itu ternyata direkam oleh pemuda lainnya.

 “Akibat perbuatan Firdaus, korban menderita luka lecet di lengan kirinya. Buntut dari kejadiaan ini, Firdaus dan tujuh tersangka lainnya,  diproses secara hukum karena mem-bully anak di bawah umur,  sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak”, kata Kapolres Pangkep AKBP Ibrahim Aji dalam keterangannya yang dilansir oleh Kompas.com.

Viralnya berita ini di berbagai pemberitaan media massa, memunculkan simpati dan perhatian dari netizen Indonesia. Tak hanya dari netizen saja, bahkan pasangan selebritas hingga pejabat daerah dan pengusaha tergerak hatinya untuk membantu Rizal.

Baca Juga: Kasus Perundungan di Pontianak, Mendesak Pengembangan Literasi Digital

Bantuan dan sumbangan datang baik secara materi maupun dukungan secara sosial kepada korban dan keluarga sederhana ini.

Mulai dari hadiah sepeda dan paket sembako yang diberikan oleh komunitas sosial IAM Pangkep. Dilanjutkan dengan bantuan berupa beasiswa yang diberikan oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia.

Bahkan Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah memberikan kepadanya sebuah motor listrik, beasiswa pendidikan selama tiga tahun, hingga modal berupa uang Rp 500.000 setiap bulannya untuk membantu Rizal dalam berjualan jalangkote.

“Di saat-saat di bulan penuh berkah ini, di bulan magfirah, harusnya kita saling mengasihi, saling menyayangi, tidak boleh saling merendahkan. Rizal ini adalah masa depan kita. Saya berharap tidak ada lagi kejadian seperti yang dialami ananda Rizal ini”, harap Nurdin Abdullah seperti dikutip dari Sripoku.com

Baca Juga: Empat cara Mengatasi Bullying sejak Dini

Dari cerita tersebut, saya merasa, sebuah kejadian sederhana bisa jadi kejadian besar berkat pemberitaan media sosial. Kejadian yang merupakan krisis yang dialami oleh remaja dapat menyedot perhatian para pejabat, bahkan memaksa aparat hukum untuk melakukan tindakan hukum terkait peristiwa tersebut.

Jadi para remaja mesti berhati hati, kalau bisa berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sebuah tindakan. Jangan sampai seperti Firdaus, ingin diakui lebih hebat oleh teman-temannya, menyebabkan ia mem-bully Rizal, ternyata membuatnya bermasalah secara hukum.

Tak hanya para pelaku pada ceritra ini, tetapi semua remaja di Indonesia pasti mengalami masa-masa ini. Masa di mana remaja ingin diakui oleh orang banyak, merasa ingin dikagumi oleh orang terdekat mereka, namun sering “bablas” tindakannya. Inilah masa-masa di mana para remaja berusaha untuk mencari jati diri mereka.

Baca Juga: Mendampingi Anak Menghadapi Pengalaman Bully

Bagi para orangtua yang membaca kisah ini, mohon jangan over-protective terhadap anak, jangan menjadi panik terhadap berita semacam ini. Para pejabat pun tidak perlu berlebihan, jangan manfaatkan kasus seperti ini untuk kepentingan sendiri.

Bagi para orang tua, hadirlah dalam kehidupan anak di setiap saatnya, agar para orangtua mengerti kelebihan dan kekurangan anak. Sediakan waktu apabila anak anda perlu cerita tentang kehidupannya, baik itu kesenangannya ataupun kesulitannya.

Bimbinglah anak dalam mencari dan menemukan cara untuk menyelesaikan masalahnya. Biarkan anak anda untuk bereksplorasi banyak hal, agar mereka dapat merasakan dampak positif dan negatifnya untuk masa depan mereka.

Bagi kita para remaja, jadilah diri sendiri. Banggalah dengan diri kita, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Sebab, setiap dari kita adalah unik dan memiliki makna istimewa, baik bagi keluarga, masyarakat, dan bagi diri sendiri. Dan ketahuilah bahwa masing-masing dari kita adalah pribadi yang kuat.

Baca Juga: Jika Buah Hati Mengalami Cyber Bullying, Bagaimana Membantunya?

Cobalah untuk mempunyai pendirian dan teguh pada diri kita. Sehingga kita percaya terhadap diri sendiri dan tidak mudah tergiur ajakan teman untuk melakukan hal-hal negatif seperti pem-bully-an, baik itu di dunia nyata ataupun di dunia maya.

Saya yang menulis tulisan ini adalah siswa yang duduk di kelas IX SMP. Saya juga sedang menjalani masa-masa sulit di dalam hidup saya. Baik itu diabaikan, maupun dijauhi oleh teman-teman saya.

Namun yang saya lakukan adalah bertahan, bertindak sesuai dengan hati nurani dan perasaan yang saya yakini, dilengkapi dengan nasihat dari orang tua serta guru saya.

Semua saran yang saya sampaikan di atas adalah berdasarkan kisah hidup saya selama ini, dan saya pun bangga menjadi diri saya. Kalau saya bisa, pasti kita pun bisa.  (Foto: sindonews.com)

*Penulis adalah siswa kelas IX SMP Santa Ursula BSD

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga : Pandangan Seorang Pelajar Terhadap Kasus Bully Rizal […]