Depoedu.com-Di tengah-tengah proses negosiasi gencatan senjata permanen yang alot, Israel melakukan serangan di sebuah sekolah di Gaza. Sekolah tersebut menjadi tempat berlindung warga sipil 10 bulan terakhir ini. Serangan udara pada saat para pengungsi sedang melakukan salat subuh tersebut, dilaporkan menewaskan hampir 100 orang.
Turki, Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Prancis, Inggris dan Uni Eropa, mengecam keras serangan Israel tersebut. Menurut Kementerian Luar Negeri negara-negara tersebut, Israel telah melakukan kejahatan baru terhadap kemanusiaan dengan membantai warga sipil yang berlindung di sekolah.
Serangan udara tersebut terjadi sehari setelah Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, Amerika Serikat memberikan pada Israel $3,5 miliar atau sekitar Rp. 55,8 triliun untuk belanja senjata dan peralatan militer, setelah Kongres menyetujui usul tersebut pada April lalu.
Baca juga : Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Jawa Barat Belum Lancar Membaca?
Menyusul serangan ini, Amerika Serikat menghadapi gelombang kritik domestik dan internasional yang meningkat, termasuk dari kelompok hak asasi manusia, atas dukungan militer Amerika Serikat terhadap Israel.
Menghadapi gelombang kritik tersebut, juru bicara Gedung Putih menyatakan sangat prihatin atas serangan udara Israel tersebut. ”Meskipun Hamas telah menggunakan sekolah sebagai lokasi berkumpul dan beroperasi namun Israel seharusnya mengambil tindakan untuk mencegah korban warga sipil,” jelas Juru Bicara Gedung Putih
Pernyataan prihatin juga datang dari Wakil Presiden Amerika Serikat, sekaligus calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Harris gusar karena terlalu banyak warga sipil terbunuh dalam serangan tersebut. Ia menyatakan bahwa dia akan terus menyerukan gencatan senjata.
Baca juga : Kisah Ifan, Jual Ginjal Untuk Beli HP, Televisi dan PlayStation. Apa yang Terjadi Kemudian?
Serangan ini, seperti dilaporkan detik.com merupakan serangan mematikan terbaru Israel terhadap Gaza. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, serangan Israel 10 bulan belakangan ini telah menewaskan 40.000 warga Palestina sekaligus mengusir 2,3 juta warga Palestina dari negerinya.
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengutuk keras pembantaian Israel tersebut. Diplomat Indonesia di Perserikatan Bagsa-Bangsa (PBB) mendesak Dewan Keamanan PBB melakukan investigasi menyeluruh. Selain itu, Indonesia juga menyerukan agar dunia internasional bersatu untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel.
Foto: VOA