Depoedu.com – Di masa pandemi seperti sekarang ini, kita mau tak mau harus dengan cepat menyesuaikan diri. Ada banyak hal terpaksa berubah. Pembatasan demi pembatasan meraya seiring dengan meningkatnya jumlah kasus terpapar. Segala bidang merasakan dampaknya, tanpa terkecuali. Termasuk pendidikan.
Mengutip istilah Pak Nadiem, bahwa setelah pandemi ini berlalu, wajah pendidikan mau tak mau tetap menjalankan apa yang disebut sebagai kelaziman yang baru atau the new normal. Situasi, tata cara, prosedur ataupun pola dalam pendidikan yang tadinya ‘normal’, kini telah bergeser menjadi standard ‘normal yang baru’.
Dengan begitu, mau tak mau, guru perlu bersiap-siap untuk juga mengenal dan menekuni ‘kemampuan baru’ agar bisa terus berkarya dan berkiprah sebagai mana mestinya di dunia pendidikan yang dibanggakan ini. Berikut cuplikan 5 kemampuan baru yang sebaiknya dimiliki seorang guru.
Baca Juga : Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi
- Akrab dengan platform pembelajaran online
Jika dulu, pembelajaran online selalu ditempatkan sebagai metode pilihan dalam kelas, selama masa pandemi ini, pembelajaran online ‘terpaksa’ menjadi satu-satunya pilihan yang dimiliki sekolah-sekolah formal, baik swasta maupun negeri.
Terlepas dari pelbagai tantangan, halangan dan hambatan, toh, kegiatan belajar mengajar idealnya tetap dapat dijalankan. Di berbagai sekolah, hal ini mudah-mudah saja, karena fasilitas yang sudah memadai dan sumber daya manusia yang sudah terlatih.
Sementara di sebagian besar sekolah lainnya, hal ini menjadi hampir mustahil. Namun demikian, keadaan ini tidak terelakkan. Sekarang atau nanti, seorang guru tetap harus mulai mengakrabkan diri dengan metode pembelajaran online. Dan di dunia digital yang bergerak pesat seperti sekarang, platform-platform pembelajaran online adalah jawaban.
2. Fleksibel dengan waktu dan porsi kerja
Tidak semua guru dengan mudah beradaptasi dengan kondisi bekerja dari rumah. Para guru umumnya adalah kepala keluarga dan ibu rumah tangga. Selama ini, dalam situasi normal sebelumnya, para guru dapat melepaskan diri sejenak dari tanggungjawab dan pekerjaan di rumah setibanya mereka di sekolah.
Urusan perangkat mengajar, nilai anak, relasi dengan teman sejawat cukup membuat guru sibuk. Ditambah lagi semua itu dikerjakan di tempat yang berbeda; yakni di sekolah, bukan di rumah.Kini, ketika guru dituntut bisa bekerja dari rumah, situasi menjadi berbeda.
Dalam kelaziman yang baru ini, guru harus mampu berpikir dan bertindak fleksibel, baik dengan waktu, maupun porsi kerja. Sehingga meskipun ada dua konteks yang harus dikerjakan di satu tempat dan dalam satu periode waktu, dengan segala kompleksitasnya, guru harus tetap ‘waras’ dan fleksibel dengan situasi itu.
Baca Juga :Guru Yang Berkomunikasi Dengan Asertif
3. Proaktif mengakses informasi secara digital
Kalau sebelumnya, guru baru belajar lewat pelatihan, atau mendaftar ikut seminar ke luar kota, berpartisipasi dalam pertemuan tatap muka MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), sekarang guru harus mulai membiasakan diri dengan webinar (web-seminar) atau sederhana nya seminar online, aktivitas live di platform media sosial, dan metode belajar digital lainnya.
Selama masa pandemi, semakin banyak kegiatan-kegiatan webinar yang dilaksanakan dan dibuka secara gratis untuk umum. Bahkan banyak juga website penyedia jurnal dan artikel penelitian dibuka untuk umum dan dapat diakses secara gratis.
Guru mesti proaktif mencari informasi dan ikut ambil bagian dalam webinar-webinar pendidikan, misalnya. Selain mendapatkan ilmu, ikut webinar juga menambah kenalan dan memperluas jaringan.
Tidak menutup kemungkinan juga membuka ruang-ruang untuk saling berbagi informasi dan tips dalam proses belajar-mengajar di antara rekan guru dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah bahkan negara.
4. Bijak menyaring berita/informasi untuk disebarkan kembali
Sudah sejak dulu memang peran guru mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat. Namun jika dibandingkan dengan sekarang, tanggungjawab itu sudah jauh lebih besar.
Di masa serba digital ini, semakin mudah orang bertukar informasi, semakin besar juga kemungkinan seseorang tenggelam di dalam lautan informasi dan tersesat di jalannya sendiri. Dan guru pun tidak mungkin luput dari kecenderungan yang sama jika tidak mengasah skill yang satu ini.
Guru perlu mulai belajar untuk menjadi lebih bijak dalam menyaring dan menarik kesimpulan dari sebuah berita/informasi digital, termasuk yang terkait dengan bidang keahliannya.
Selain bahwa guru mempunyai tanggungjawab moral untuk menyebarkan informasi yang dapat dipercaya dan bukan hoaks, kemampuan bijak menyaring informasi juga membantu guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak kritis.
Sebab kekeliruan interpretasi informasi atau miskonsepsi dalam dunia pendidikan, bisa sama kejamnya dengan pembunuhan karakter. Apalagi jika ini dilakukan oleh seorang yang digugu dan ditiru.
5. Kreatif merancang aktivitas belajar dan mengajar di kelas online
Mungkin masih banyak yang berpikir bahwa kelas konvensional jauh lebih mudah dihadapi. Guru dapat bertemu muka dengan siswa, merasakan atmosfir belajar yang tercipta dari interaksi antar pribadi di antara guru dan para peserta didik.
Sementara di portal online, guru masih perlu berpikir lebih keras dan berimajinasi lebih intens. Sebab tidak semua guru memang mudah menjadi ekspresif dan interaktif saat berhadapan dengan perangkat digital (kamera atau layar PC, misalnya). Namun sesungguhnya guru hanya belum terbiasa.
Masing-masing memiliki kemudahan dan tantangannya sendiri. Yang dibutuhkan untuk tetap mampu menjadikan belajar sebuah proses yang menyenangkan dan kontekstual sekalipun tidak bertatap muka langsung di kelas konvensional, seorang guru di masa seperti sekarang ini cukup memiliki kreativitas dan semangat tak lelah belajar hal baru. (Foto : wawasan-edukasi.web.id)
[…] Baca Juga : 5 Kemampuan Baru yang Sebaiknya Dimiliki Guru […]
[…] Baca Juga : 5 Kemampuan Baru yang Sebaiknya Dimiliki Guru […]
[…] Baca Juga : 5 Kemampuan Baru yang Sebaiknya Dimiliki Guru […]
[…] Baca juga: 5 Kemampuan Baru Yang Sebaiknya Dimiliki Guru […]