Enam Bidang Teknologi Baru yang Akan Mempengaruhi Karier di Era Revolusi Industri 4.0

Depoedu.com – Revolusi Industri 4.0 mengubah banyak hal. Teknologi mesin produksi yang dioperasikan dan dirawat oleh manusia pada era sebelumnya, akan digantikan mesin berteknologi digital, dengan sistem otomatisasi.

Ini membantu manusia memproduksi lebih efektif dan efisien, namun juga menguatirkan, karena peran manusia bahkan sepenuhnya digantikan oleh mesin dalam banyak bidang. Ini bukan hanya terjadi dalam sektor industri, namun juga terjadi dalam  sektor jasa.

Martin Ford misalnya, mengatakan bahwa pekerja yang cenderung rutin, berulang dan dapat diprediksi, sebagaimana pekerjaan sektor jasa pada umumnya, paling beresiko digantikan oleh teknologi. Penelitian dari Mc Kinsey & Company membenarkan analisa di atas. Penelitian tersebut melaporkan bahwa hingga beberapa tahun ke depan, 52.6 juta, atau 50% jenis pekerjaan yang ada pada era sebelumnya, telah dan akan digantikan oleh mesin.

Baca Juga : Mutu Tenaga Kerja Indonesia, Revolusi Industri 4.0, dan Antisipasi Lembaga Pendidikan

Meskipun demikian, tidak perlu kuatir karena tidak hanya Mc Kinsey, peneliti dari Oxford, Global Institut, maupun ILO juga menyimpukan optimisme dari gelombang perubahan saat ini. Bahwa akan muncul pula pekerjaan baru yang jumlahnya jauh lebih lebih besar, yakni 65% dari jumlah yang hilang saat ini. Dan berita gembira lainnya adalah tidak semia pekerjaan diambil alih oleh teknologi robot pintar.

Oleh karena itu, yang diperlukan adalah bagaimana melakukan antisipasi agar generasi muda menguasai teknologi baru, dan sistem otomatisasi serta kompetensi yang terkait dengan trend perubahan baru tersebut.

Bidang Teknologi dan Kompetensi Baru

Agar generasi muda dapat meraih kesempatan yang tersedia dalam era Revolusi Industri 4.0, mereka perlu mendalami enam bidang teknologi dan kompetensi seperti dilansir oleh Kompas.com berikut ini :

1. Big Data Analytics

Big Data Analytics mengacu pada strategi menganalisis volume data yang besar, yang berada di jaringan. Diakses dari berbagai sumber, termasuk dari media sosial, video, gambar digital, sensor, bahkan catatan transaksi penjualan online.

Big Data Analytics membantu mengambil  kesimpulan dengan menggunakan data pada jaringan, tentang organisasi bisnis, individu, terkait strategi pengembangan pada saat yang akan datang, misalnya terkait strategi bersaing.

Perusahaan tidak lagi melakukan survey pelanggan yang  rumit dan berbiaya mahal. Pengambilan data dari jaringan juga dapat diaplikasikan dalam rekrutmen karyawan.

Untuk keperluan rekrutmen, perusahaan tinggal mengambil data pelamar di media sosial, untuk menyimpulkan kualitas dan kepribadian pelamar, dan memutuskan pelamar diterima atau ditolak.

Perusahaan tidak perlu lagi membayar jasa psikolog untuk melakukan tes untuk pengambilan keputusan tentang pelamar.

Baca Juga: Mahasiswa di Rimbaraya Revolusi Industri 4.0

2. Machine Learning

Machine Learning adalah metode yang digunakan untuk membuat program yang dapat belajar dari data. Program yang dirancang untuk mampu belajar sendiri. Machine Learning akan mempelajari pola dari contoh-contoh yang dianalisa untuk menetukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikutnya.

Tidak semua masalah bisa dipecahkan melalui Machine Learning. Namun seringkali alogaritmanya yang kompleks ternyata dapat memecahkan masalah dengan sangat simple.

3. Cloud Computing

Pada era informasi sekarang ini, data dan informasi yang dimiliki perusahaan merupakan asset yang sangat berharga. Oleh karena itu semua perusahaan berusaha menyimpan dan melindungi data dan informasi perusahaannya.

Upaya  pengamanan data selain tidak efisien tetapi juga rumit. Problem ini tertangani dengan baik melalui teknologi Cloud Computing.

Teknologi Cloud Computing bukan cuma terkait urusan pengamanan data, namun juga mencakup kemudahan transfer data, pengelolaan, dan pemerosesan data dalam rangka pengambilan keputusan, dengan menggunakan jaringan server jarak jauh.

4. Agile Methodology

Agile Methodology adalah metode yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak yang menggunakan prinsip pengembangan jangka pendek, dalam waktu singkat, karena kemampuan adaptasi dengan berbagai bentuk perubahan.

Model pengembangan ini memerlukan inovasi dan responsibility yang baik antara tim pengembang dan klien, agar menghasilkan perangkat lunak fungsional.

5. Computational Thinking Decision Making

Computational Thinking Decision Making adalah model pengambilan keputusan terkait permasalahan yang kompleks secara digital, dengan cara mengurai masalah yang rumit menjadi sub-sub masalah.

Pada model ini para pelaku decision making mencari pola bagaimana masalah tersebut terbentuk. Berdasarkan itu,  mereka kemudian membangun langkah yang terstruktur untuk memecahkan masalah.

Baca Juga : Pendidikan Nasional dan Revolusi Industri 4.0

6. Internet of Things (IoT) Platforms

Suatu teknologi yang memungkinkan praktek dalam keadaan computer terhubung ke internet dan melakukan komunikasi data dengan perangkat lain dan membentuk sistem interkoneksi terpadu.

Teknologi ini memungkinkan manusia memantau, mengakses, dan mengendalikan perangkat tersebut secara real time. Ini tidak hanya memudahkan pekerjaan manusia tetapi dapat pula menggantikan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Ini adalah enam bidang perkembangan teknologi baru yang akan mempengaruhi kompetensi dan karier profesional angkatan kerja pada saat yang akan datang. Siapapun yang ingin dapat beradaptasi terhadap perubahan dan mengambil manfaat dari perkembangan teknologi tersebut, wajib mempelajari enam bidang baru tersebut. (Foto: liputan6.com)