Depoedu.com – Sejak muda Bill Gates adalah pribadi yang visioner. Pribadi yang visioner memiliki kemampuan imajinasi yang luar biasa. Dengan imajinasi mereka bisa membayangkan pemecahan sebuah masalah, misalnya dengan menciptakan sebuah produk.
Imajinasi lalu melahirkan produk inovasi, kemampuan melihat kemungkinan dan peluang baru. Berawal dari imajinasi pula dapat diramalkan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru di masa depan.
Boleh dibilang, Bill Gates dapat menjadi kaya raya berkat imajinasi dan kerja kerasnya dalam menciptakan inovasi baru dan menyempurnakan inovasi produk teknologi seperti Microsoft.
Bill Gates sendiri menyadari pentingnya rasa ingin tahu, imajinasi dan wawasannya dalam karirnya sebagai inovator. Oleh karena itu, ia selalau berupaya untuk mengembangkan wawasan, mempertahankan rasa ingin tahu, imajinasi yang terus hidup.
Baca Juga : Kapan Vaksin Covid-19 Ditemukan Menurut Bill Gates?
Baginya, cara terbaik untuk mempertahankan insting inovasinya, rasa ingin tahu, imajinan dan wawasannya adalah dengan terus membaca. Karena insting inovasi, rasa ingin tahu, imajinasi dan wawasan adalah modal untuk terus bertahan di jalur inovasi.
Inilah hal yang memotivasinya untuk terus membeli dan membaca buku. Hingga sekarang setiap tahun ia memabaca paling sedikit 50 judul buku. Itu berarti dalam sebulan ia membaca hingga 4-5 judul buku.
Ia memburu dan membeli semua buku bagus dan membacanya hingga tuntas, berapapun harga buku tersebut. Ia misalnya pernah membeli buku klasik yang ditulis tahun 1510 karya Leonardo Da Vinci yang berjudul Codex Leicester seharga Rp 440 Milyar
Hal-hal inilah yang membuat Bill Gates memiliki insting inovasi untuk mengendus ide inovasi yang visioner. Jika menurut insting inovasi, ide inovasi tersebut bahkan menjadi produk teknologi yang tidak hanya menyelesaikan masalah umat manusia dan menghasilkan teknologi tepat guna yang bermanfaat maka, ia tidak segan-segan ikut membiayai proses inovasi produk tersebut.
Baca Juga : Bila Tidak Ada Lakeside School, Maka Tidak Ada Microsoft
Mengucurkan Dana Triliunan untuk inovasi toilet masa depan
Seperti dilansir oleh CNN Indonesia, tahun ini melalui Bill & Melinda Gates Foundation, Bill Gates siap mengeluarkan dana sebesar Rp 2,8 Trilyun untuk ikut membiayai proyek pengembangan toilet masa depan.
Ini adalah investasi lanjutan setelah pada tahun 2018 Bill Gates menginvestasikan dana sebesar Rp 67,2 Milyar untuk proyek yang sama. Dana tersebut diterima oleh London School of Hygiene Tropical Medicine.
Jika berhasil, proyek pengembangan toilet tersebut kelak dapat menghasilkan toilet yang beroperasi tanpa sistem saluran pembuangan mainframe. Gates mencatat bahwa setiap tahun ada hampir 500 ribu anak di seluruh dunia terutama di dunia ketiga meninggal karena mikroba yang berasl dari rotavirusm, bakteri shingela dan telur cacing parasit yang mencemari air tanah.
Menurut Gates, kotoran manusia meskipun dalam jumlah kecil dapat mengandung 200 trillyun sel rotavirusm, 20 milyar bakteri shinggela dan 100 ribu telur cacing parasite. Apalagi kotoran manusia yang berasal dari banyak orang yang ditampung dalam waktu yang lama.
Baca Juga : Mengintip Kegilaan Bill Gates : Beli Buku Seharga Rp 440 Miliar
Menurut Gates, dalam jangka panjang akan sangat berbahaya jika tidak ditemukan cara, melalui teknologi untuk menghentikan pencemaran air tanah oleh mikroba-mikroba berbahaya tersebut.
Gates mengatakan toilet yang mereka kembangkan tidak membutuhkan air atau saluran pembuangan ataupun lobang penampungan. Toilet ini dirancang untuk secara otomatis, memisahkan limbah cair dan limbah padat, dengan mengunakan sat kimia, kotoran manusia diubah menjadi pupuk.
Disamping itu, toilet ini memiliki “air poo”, yang dapt mengubah limbah cair menjadi H2O. Oleh karena itu dapat diminum. Kelanjutan dari proyek ini, Tiger Toilets, sebuah perusahaan produsen toilet, menerima dana sebesar Rp 2,3 Milyar dair USAID, untuk melakukan ujicoba awal di India, Myanmar dan Uganda.
Hingga sekarang Gates masih melihat bahwa masyarakat belum melihat prospek dari toilet masa depan ini. Ini sama dengan pengembangan komputasi waktu ia mendirikan Microsoft pada pertengahan tahun 1970an. Ia tetap yakin bahwa peradaban manusia akan membutuhkan toilet masa depan ini.
Foto : bangsaonline.com