Depoedu.com – Bill Gates, pendiri Microsoft, hingga sekarang ia menjadi salah salah satu orang terkaya di dunia. Ia jarang membeli mobil mewah, selalu berpakaian sederhana, dan makan burger seperti orang kebanyakan. Uangnya secara rutin ia sumbangkan pada lembaga-lembaga yang memberi perhatian pada issue kemiskinan dan pemanasan global. Ia pernah menyumbang Rp 13.6 triliun kepada badan dunia yang bekerja untuk menangani issue pemanasan global. Ia pun pernah menyumbang Rp 4.1 triliun untuk menolong petani di Asia dan Afrika yang mengalami gagal panen.
Di samping itu, dengan uangnya Bill Gates rajin membeli buku. Setiap tahun ia membaca paling sedikit 50 judul buku. Itu berarti sebulan ia membaca 4 – 5 buku. Ia membaca hingga larut malam, hingga kelelahan esok harinya. Bagi Bill Gates, membaca adalah cara terbaik untuk mempertahankan rasa ingin tahu. Baginya, rasa ingin tahu adalah modal untuk terus bertahan mendorong inovasi. Semua buku bagus ia beli, berapapun harganya.
Dalam hal membeli buku ia tergolong gila. Saking gilanya terhadap buku bagus, ia pernah membeli buku seharga USD 30.8 juta, atau sekitar 440 miliar. Buku tersebut adalah karya Leonardo da Vinci, berjudul Codex Leicester, ditulis tahun 1510. Buku ini merupakan buku yang paling terkenal di antara 30 karya ilmiah Leonardo da Vinci.
Buku ini merupakan tulisan tangan Leonardo da Vinci pada kertas 36 lembar yang dilipat menjadi dua, sehingga membentuk buku dengan total 72 halaman. Berisi kurang lebih tiga hal seperti dilansir pada laman SkyNanner. Pertama, memuat penjelasan tentang mengapa fosil bisa ditemukan di gunung. Belakangan para ilmuwan mengemukakan tentang teori lempeng tektonik. Ilustrasi tentang ini sudah dijelaskan Leonardo da Vinci seratus tahun sebelumnya.
Kedua, penjelasan mengenai pergerakan air. Bagian ini menjadi topik utama pada Codex Leicester ini. Ia menjelaskan tentang pergerakan air pada sungai. Observasinya kemudian menjadi dasar konstruksi jembatan, sehingga mencegah erosi yang disebabkan oleh mengalirnya air sungai.
Ketiga, buku ini pun menguraikan tentang cahaya bulan. Bahwa cahaya bulan terjadi karena sinar matahari dipantulkan oleh air. Maka ia menyimpulkan bahwa di bulan ada air. Sedangkan sisi gelap di bulan saat bulan sabit adalah karena pantulan cahaya bumi yang terjatuh pada sisi bulan. Kebenaran observasi Leonardo da Vinci terbukti 100 tahun kemudian melalui pembuktian Johanes Kepler.
Bagi Bill Gates, Leonardo da Vinci adalah idolanya. bagaimana bisa, Leonardo da Vinci tanpa ada yang membimbingnya, ia terus tekun mencari ilmu dan menemukan kebenaran ilmu pengetahuan yang jauh melampaui zamannya.
Ini menginspirasi Bill Gates untuk terus berinovasi agar melampaui zaman seperti Leonardo da Vinci. Ramalan Gates melalui bukunya Business @ the Speed of Tought yang meramalkan akan tiba suatu masa di mana semua orang menggenggam gawai dan melakukan hampir semua hal dengan gawai yang digenggamnya, kini telah menjadi kenyataan.
Itulah Bill Gates, ia berani merogoh kocek dalam untuk mempertahankan rasa ingin tahu dan menimba inspirasi agar terus bertekun dalam inovasi untuk menghasilkan karya yang melampaui zaman seperti Leonardo da Vinci. (Foto: gatesnotes.com)
[…] Baca Juga : Mengintip Kegilaan Bill Gates : Beli Buku Seharga Rp 440 Miliar […]