Depoedu.com – Kesimpulan Daniel Goleman bahwa 90% faktor yang menyebabkan orang sukses adalah emosional inteligensi dan 10% sisanya disumbang oleh kecerdasan akademik, terbukti benar pada kasus Jeff Bezos.
Ia adalah pengusaha sukses, pendiri dan CEO Amazon. Saat ini ia menjadi orang terkaya di dunia dengan total kekayaan US$126 milyar (Rp1.764 triliun -kurs 14 ribu per US$).
Semasa kuliah ia sempat berganti program study di Universitas Princeton, karena merasa bahwa ia bukan mahasiswa yang pintar secara akademik. Awalnya, ia menjadi mahasiswa jurusan Fisika teori di universitas tersebut.
Ia masuk sebagai salah satu dari 25 mahasiswa terbaik, namun karena suatu soal Matematika, ia kemudian menyadari bahwa ia bukan mahasiswa pintar. Ia lalu memutuskan untuk mengganti program studinya.
“Ketika itu, saya melihat dengan jelas bahwa ada 3 orang di kelas yang jauh lebih baik dalam Fisika dan Matematika daripada saya.”, kata Bezos seperti dilansir CNBC Indonesia.
Baca Juga : Mengenal Kecerdasan Dan Karakter Anak
“Benar-benar sesuatu yang mengejutkan bahwa ada orang-orang yang otaknya terhubung secara berbeda. Suatu ketika bisa menyelesaikan persamaan diferensial parsial,” jelas Bezos.
“Saya dan teman sekamar saya menghabiskan waktu tiga jam dan tidak mendapatkan hasil. Bagi saya ketika itu, soal tersebut sangat sulit. Namun, ketika kami menunjukkan soal tersebut pada teman kami, ia menjawabnya dengan sangat mudah,” lanjut Bezos.
Peristiwa itu kemudian membuatnya menyadari bahwa karir terkait Fisika teori bukan karir yang cocok baginya. Ia menyadari bahwa ia tidak mungkin menjadi salah satu dari 50 orang yang terbaik di dunia di bidang Fisika teori, untuk menjadi sukses. Itulah momen penting yang membuatnya berubah.
Bezos kemudian mengubah program studinya dan berkomitmen untuk memulai dan menjalankan bisnisnya sendiri. Bezos akhirnya lulus dari Princeton pada tahun 1986, bukan sebagai lulusan terbaik, sebagai sarjana Ilmu Komputer dan Teknik Listrik.
Memiliki Kecerdasan Emosional
Meskipun pendiri Amazon ini sebelumnya menyadari tidak akan sukses di bidang yang dominan membutuhkan kecerdasan intelektual, namun Jeff Bezos diyakini memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Kecerdasan emosional inilah yang menjadi salah satu faktor suksesnya.
Hal ini disimpulkan dari beberapa karakter yang secara konsisten ia tunjukkan bukan cuma ketika ia mulai merintis Amazon, bahkan jauh sebelumnya, seperti berikut:
- Kerja Keras
Kesuksesan Amazon bukanlah sebuah keberuntungan namun merupakan hasil dari kerja keras, karena Amazon dirintis pada saat bisnis internet belum populer. Sebagai bisnis yang baru, belum ada contoh yang dapat ditiru.
Oleh karena itu, melihat peluang, memikirkan, dan merancang solusi, menciptakan cara, meluncurkan solusi, mencari tahu respon pelanggan, lalu merancang ulang jika perlu dan meluncurkan kembali.
Ini memerlukan daya tahan dan kerja keras yang luar biasa. Dan ini berasal dari kecerdasan emosional yang tinggi.
Baca Juga : Warna Dan Karakter Diri
- Hidup Hemat
Satu karakter lain yang melekat pada Jeff Bezos adalah hidup hemat. Pada awal perintisan, dengan jabatan bagus di perusahaan sebelumnya, ia sebetulnya punya uang. Namun ketika memulai Amazon, ia memilih membuat meja kerjanya sendiri dari pintu kayu yang tidak terpakai.
Hidup hemat tetap ia pertahankan ketika total kekayaan Amazon telah mencapai US$ 126 miliar. Ketika Jeff menjadi orang terkaya di dunia, ia masih tetap memilih menggunakan mobil Honda Accord lamanya.
- Siap Menerima Kritik
Orang-orang dekat Jeff Bezos sering mengatakan bahwa Jeff adalah pribadi yang sangat bersedia menerima kritik. Baginya, kritik akan selalu datang. Oleh karena itu, orang harus siap menerima kritik.
Menurutnya, jika kita melakukan hal yang baru, hal yang inovatif, kita harus siap untuk dikritik dan siap untuk tidak dimengerti. Jika tidak siap dikritik, maka sebaiknya jangan melakukan apapun.
Baca Juga : Pentingnya Pembekalan Pendidikan Karakter Pada “Generasi Emas”
- Berani ambil resiko
Karakter lain yang menonjol dari Jeff Bezos adalah berani mengambill resiko. Ini misalnya terlihat dari fakta bahwa Jeff dengan cepat mengganti program studinya, ketika ia merasa bahwa ia tidak cocok dengan program studi yang sedang ia tekuni.
Karakter berani ambil resiko juga kelihata ketika ia memutuskan untuk meninggalkan karir mapan dan jabatan bagusnya pada perusahaan keuangan besar, dan memutuskan untuk merintis Amazon.
Contoh lain betapa Jeff berani mengambil resiko adalah ketika ia memilih bidang usaha yang ketika itu merupakann bidang yang sama sekali tidak populer, yakni bidang internet.
Keempat karakter di atas menurut hemat saya merupakan indikator bahwa Jeff Bezos memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Kecerdasan emosional inilah yang menyumbang suksesnya sebesar 90%.
Foto : republika.co.id
[…] Baca Juga : Kegagalan Mengerjakan Satu Soal Matematika Yang Mengubah Hidup Jeff Bezos, Founder Dan CEO Amazon […]