Depoedu.com – Belajar adalah untuk mencari, mendapatkan dan mengetahui ilmu. Lee Cronbach mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Karena itu, menurutnya sebaik-baik belajar adalah dengan mengalami sesuatu.
Mengalami sesuatu yaitu dengan mempergunakan panca inderanya –mata untuk mengamati, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasa, kulit juga untuk merasakan sesuatu– sehingga diharapkan seorang pembelajar mampu membaca, mengamati, meniru, dan kemudian mengolahnya.
Baca Juga: Apa yang Dilakukan Pintek bagi Murid yang Mempunyai Kendala dalam Pembelajaran Daring?
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menetapkan tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai pada hari ini Senin, 13 Juli 2020. Namun dimulainya tahun ajaran baru tersebut tidak serta merta disama-artikan dengan dibukanya sekolah untuk kegiatan tatap muka.
Di hari ini para siswa baru tidak menjalani hari pertama di sekolah baru, tentu ini menjadi hal yang berbeda Tak ada kegiatan MPLS (dulu MOS) secara langsung, yang ada kegiatan via online.
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di tahun ajaran baru 2020/2021 tidak akan dilakukan dengan tatap muka di sekolah seperti biasanya demi mencegah penularan virus corona (Covid-19).
Baca Juga : Visi Pendidikan Jokowi Yang Menjadi PR Nadiem Makarim
Belakangan, makna dimulainya tahun ajaran baru ini sering keliru dipahami oleh masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap itu sama artinya dengan dibukanya sekolah untuk tatap muka. Kekeliruan inilah yang kerap memunculkan reaksi dan kepanikan di kalangan orang tua di saat pandemi ini.
Untuk itu, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Plt. Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad meluruskan, bahwa ada perbedaan antara istilah dimulainya Tahun Ajaran baru dengan tanggal dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk tatap muka.
Tanggal 13 Juli adalah waktu dimulainya tahun pelajaran baru, tetapi bukan berarti dimulainya kegiatan belajar mengajar tatap muka. Metode belajar akan tergantung perkembangan kondisi di daerah masing-masing,” jelas Hamid dalam keterangannya, Jumat, 29 Mei 2020.
Baca Juga: Menuju Pembelajaran Daring yang Lebih Bermakna dan Esensial
Lebih lanjut, Hamid mengatakan, bahwa kalender pendidikan di Indonesia dimulai pada minggu ketiga bulan Juli dan berakhir pada akhir bulan Juni di tahun berikutnya.
“Dengan dimulainya PPDB ini sebenarnya sudah jelas, bahwa kami tidak memundurkan kalender pendidikan ke bulan Januari. Mengapa tidak memundurkan? Karena kalau memundurkan maka akan ada konsekuensi yang harus kita sinkronkan lagi,” ungkap Hamid.
Dimulainya tahun ajaran baru harus dimaknai oleh guru, orang tua dan siswa untuk mewujudkan pendidikan yang bermakna, tidak hanya berfokus pada capaian akademik atau kognitif.
Baca Juga: Butir-butir Evaluatif Seputar Masalah Pembelajaran Daring
Menciptakan pendidikan yang bermakna, termasuk kecakapan hidup dan pemahaman mengenai pandemi Covid-19. Fokus pendidikan tidak hanya pada aspek akademik, tapi ada penekanan pada life skills, karakter, dan sebagainya.
Ini output yang baik untuk kita raih. Situasi hari ini mendorong semua pihak untuk mengoptimalkan penggunaan Rumah Belajar yang diinisiasi oleh Kemendikbud. Semua hal ini akan tercapai jika semua pihak bekerja sama.
Foto : infopeluangusaha.org