Deoedu.com – Berbicara tentang disiplin dan kebebasan artinya berbicara tentang dua hal yang penting dalam kehidupan setiap orang. Kedua hal ini tidak terlepas dari dinamika kehidupan manusia pada umumnya.
Manusia sebagai makluk sosial tentu dituntut untuk memiliki disiplin yang baik dan pemahaman dan praktek kebebasan yang baik pula, agar saling mendukung satu sama lain dalam kehidupan sosial.
Namun pemahaman akan disiplin dan kebebasan dalam kehidupan komunitas saat ini cenderung terlampau jauh, atau sebaliknya terlalu minim, sehingga memicu masalah dalam kehidupan komunitas.
Masalah yang sering timbul berhubungan dengan disiplin dan kebebasan dalam lingkup kehidupan komunitas ini ialah bahwa kedua hal ini dipandang bertolak belakang satu sama lain.
Baca Juga: Kebebasan dan Nilai Kultural di Sekolah
Kelompok yang sangat menjunjung tinggi disiplin akan sangat menolak kebebasan. Peraturan dijunjung tinggi dan segala hal diusahakan semaksimal mungkin untuk mencapai suatu disiplin diri yang ketat.
Di sisi lain, kelompok yang mendukung kebebasan individu memandang disiplin sebagai pengikat yang menyiksa anggota komunitas dalam kehidupan hariannya. Mereka memandang kebebasan individu harus lahir dari dalam dirinya bukan atas kehendak orang lain.
Keadaan ini menjadikan disiplin dan kebebasan sebagai dua hal yang tidak bisa disandingkan dalam kehidupan manusia. Pola pemahaman seperti ini tentu akan menyebabkan konflik. Untuk itu perlu dilihat secara lebih dalam hubungan antara disiplin dan kebebasan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat selalu ada peraturan yang ditetapkan. Peraturan ini pertama-tama dipandang sebagai sarana harmonisasi kehidupan sosial masyarakat, bukan dipandang sebagai pengikat kehidupan masyarakat.
Dari pernyataan ini kita dalam melihat disiplin terhadap peraturan itu menjadikan kehidupan lebih baik. Tindakan yang dilakukan setiap masyarakat diarahkan secara baik untuk mencapai kebaikan bersama.
Namun di sisi lain dari pandangan ini dapat dikatakan bahwa kebebasan individu terikat oleh disiplin akan peraturan yang ditetapkan. Oleh karena itu Sokrates dalam penalaran moralnya pertama-tama yang ditekankan ialah setiap tindakan tidak boleh membahayakan orang lain.
Baca Juga: Seni Memilih, Hidup Adalah Pilihan
Dalam hal ini kebebasan setiap orang itu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Peraturan berperan sebagai pengendali kebebasan setiap orang agar tidak saling mengorbankan kebebasan satu sama lain dalam kehidupan bersama.
Setiap orang akan selalu hidup dalam komunitas, baik komunitas kecil maupun komunitas besar. Peraturan adalah suatu elemen yang absolut dalam setiap komunitas.
Peraturan itu pula adalah suatu kesepakatan bersama. Suatu tindakan indisipliner akan sangat merugikan kesepakatan komunitas yang artinya mengutamakan kebebasan individu dan mengorbankan kebebasan sebagian besar anggota komunitas. Hal ini yang juga dihindari dalam penalaran moral Sokrates.
Satu hal lagi yang harus menjadi perhatian khusus adalah ketaatan terhadap aturan bersama yang sudah ditetapkan. Sokrates mengibaratkan masyarakat sebagai orang tua dan guru yang harus ditaati.
Ketiga hal ini yang mengikat hubungan antara disiplin dan kebebasan sehingga tidak dipandang sebagai dua hal yang bertolak belakang dan menyebabkan konflik dalam kehidupan bersama.
Baca Juga: Sindhunata, Lulus Kuliah Filsafat Tanpa Hadir di Kelas, Apa yang Ia lakukan?
Berdasarkan permasalahan dan pandangan dari Sokrates, dapat dikatakan bahwa manusia adalah makluk sosial tetapi tidak setiap orang bisa dengan mudah hidup dalam kehidupan bersama. Tetap saja ada dorongan dari dalam diri untuk menyepelekan peraturan bersama dan mengutamakan kebebasan individu.
Sesungguhnya keadaan seperti ini sangat manusiawi karena peraturan itu dipandang sebagai bagian dari luar dirinya. Seakan-akan ada unsur dari luar dirinya yang memaksa dirinya. Dalam hal ini hanya mereka yang mampu mengolah ego-nya saja yang bisa bahagia dengan peraturan yang ditetapkan.
Permasalahan utamanya ada dalam diri. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini perlu ada pengolahan dalam diri yang baik. Pengolahan ini yang dikatakan sebagai internalisasi peraturan itu.
Setiap peraturan yang ditetapkan dalam lingkungan masyarakat harus dipahami baik buruknya bagi diri sendiri maupun bagi komunitas. Sebagai masyarakat, akan sangat menyiksa jika menjalankan peraturan begitu saja tanpa memahami maksud dari peraturan itu.
Peraturan yang benar-benar baik bagi komunitas akan mudah kita terima dengan baik dan menjadi peraturan yang lahir dari dalam diri sendiri. Ketika sudah terinternalisasi dalam maka dapat dikatakan bahwa tindakan disiplin itu dilakukan dengan bebas.
Ego pribadi tidak lagi menjadi masalah tetapi menjadi pemicu untuk terus bertindak disiplin. Setiap peraturan dijalankan dengan bebas dan bahagia.
Tidak hanya membahagiakan diri sendiri tetapi juga membahagiakan anggota komunitas lainnya. Disiplin yang bebas akan menciptakan komunitas yang lebih harmonis. (Foto: health.detik.com)
*Penulis adalah Mahasiswa STFK Ledalero, Calon Imam Keuskupan Denpasar
[…] Baca Juga : Belajar Kebebasan Dari Sokrates […]
[…] Baca Juga : Belajar Kebebasan Dari Sokrates […]