Depoedu.com – Hidup di dunia ini dihadapkan pada serangkaian pilihan, pilihan untuk terus maju, pilihan untuk bertahan, pilihan untuk mundur. Pilihan untuk menjadi orang baik atau jahat, pilihan untuk memilih atau tidak memilih, dan lain-lain. Memilih itu sulit, karena kadang kita tidak tahu apa dan siapa yang harus dipilih, dan apa konsekuensi dari memilih. Sudah meraba konsekuensi pun, logika dan keinginan sering berbenturan.
Tak jarang kita tergoda untuk membuat suatu pilihan hanya karena banyak orang yang memilih pilihan tersebut. Kita kerap cari aman, sehingga pada akhirnya mengabaikan intuisi hati sendiri saat mengambil keputusan. Ada banyak alasan mengapa berbeda pilihan dari banyak orang itu baik. Berbeda bukanlah kesalahan, itu artinya kita istimewa.
Bukan hidup namanya jika tidak dihadapkan pada resiko. Setiap pilihan itu pasti punya resikonya tersendiri. Tinggal bagaimana kita menghadapi segala resiko yang ada untuk menuju kebahagiaan dan tujuan yang kita inginkan. Keberanian untuk menghadapi segala resiko dalam hidup akan menuntunmu menuju pendewasaan diri.
Solusi atas masalah seringkali tidak tunggal. Orang cerdas dan tercerahkan adalah orang yang yang tidak menuhankan keinginan nafsunya, melainkan yang mendahulukan akal dan hati tulusnya. Kaidah ini berlaku tidak hanya dalam bidang semua bidang kehidupan termasuk bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan lainnya. Sejalan dengan kaidah ini adalah kaidah mewujudkan kemashlahatan / kemanfaatan yang lebih besar dan kaidah mendahulukan penolakan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh kehendak untuk menggapai kemashlahatan.
Pertimbangan-pertimbangan logis menjadi ujung tombak dalam mengambil menjalankan pilihan. Kalkulasi akademik dengan penelitian mendalam juga sangat dibutuhkan. Memilih solusi permasalahan dalam kehidupan membutuhkan pandangan yang holistik, menyeluruh, komprehensif. Jangan terbiasa hanya berdasarkan satu pandangan, pasti akan kaku, rigid dan merugi pada akhirnya. Pertimbangan dari berbagai sudut akan membntu untuk menentukan pilihan yang terbaik.
Yang pernah saya baca bahwa saat kita memilih salah satu jalan dan melangkah melewatinya, cepat atau lambat kita akan menyadari apakah jalan yang kita lewati adalah pilihan yang tepat atau tidak. Bila ternyata jalan pilihan itu tidak tepat berarti jalan satunya yang tepat, kita bisa kembali ke awal dan masuk ke jalan lain itu.
Lantas kita berkata, “Kalau terjadi seperti itu waktuku terbuang sia-sia dong!”
Mungkin…Tapi itu lebih baik karena meskipun lambat kita akhirnya menemukan jalan yang tepat, dibanding kita terhenti pada langkah awal tanpa melangkah ke manapun. Dengan termangu pada langkah awal kita tak akan pernah tahu mana jalan yang tepat, dan kita tak akan pernah sampai ke tujuan.
Keberanian dan kesadaran untuk tetap pada suatu keputusan yang telah dibuat dengan nalar adalah bagian hakiki dari seni meilih. Suka cita rohani mempermudah pilihan-pilihan kita karena sifatnya yang melepas bebaskan. Berusaha mencoba menghilangkan kelengketan-kelengketan dengan taktik/strategi yang diketahui, dengan doa, mawas diri, dan pengendalian diri, membawa pada kemurnian pilihan.
Persepektif benar merupakan hal pokok untuk pemilihan yang benar. Sukacita mempunyai kekuatan untuk mengubah perspektif dengan mudah. Sukacita adalah iklim surgawi. Kelengketan seumur hidup menguap dalam suka cita. Apabila kita menempatkan diri pada perspektif keagungan Allah, iman, harapan, kedermawanan yang mendalam, kegembiraan dan ketenangan rohani, air mata, hiburan yang mendalam, serta cita rasa rohani lain.
St. Ignatius dari Loyola berkata: Akan berbahaya semangat yang berlebih-lebihan apabila masalahnya menyangkut pengambilan keputusan dalam masalah hidup.
Hakikat pilihan manusia dalam cinta dan iman: Allah yang berkarya dalam jiwa dan membimbingnya secara halus, penuh cinta, penuh kuasa, dan bebas terhadap pilihan masing-masing yang merupakan pilihan dasar manusia untuk meraih kebaikannya yang maksimal.
Bagi seorang dokter diagnosis adalah pilihan. Pilihan penyebab sebenarnya menentukan penyakit sebenarnya di antara ribuan kemungkinan. Telaah, pertanyaan, penyelidikan, dan perbandingan adalah sekian banyak hal untuk menentukan pilihan. Mempersiapkan sedemikian rupa untuk memilih, kemudian mengikuti firasat yang membimbing selama bertahun-tahun, kekayaan pengalaman untuk merumuskan masalah pokok dalam relung pikiran, ternyata mampu menentukan pilihan jitu yang membawa hidup. Firasat yang dibina dan diolah melalui telaah serta refleksi serta dibebaskan dengan spontan akan dapat menjadi pembimbing yang paling berharga untuk membuat pilihan benar. Untuk mendapatkan firasat seperti demikian tentunya perlu proses yang tidak sebentar.
Pilihan yang berkadar kebenaran tentunya tak lepas dari keakraban dengan ajaran yang benar, disertai doa, dan telaah yang baik. Kemampuan mengenali suara Tuhan dari suara lain didasarkan pada cinta: segala sesuatu yang bersumber dari Allah buahnya akan baik.
Pada saat seseorang memilih tentunya tak luput dari campur tangan berbagai pihak, sentilan dari sana-sini. Sentilan dari mana pun, itu berharga untuk diri sendiri dan dapat dimanfaatkan pada saatnya dengan sebaik mungkin. Nilai yang lebih dalam dari sebuah pilihan adalah terletak dalam asas yang digambarkan, sikap yang ditekankan, suasana yang tercipta dalam sebuah pilihan. Pandangan tak memihak, pandangan seimbang, persaudaraan, atau pertentangan merupakan iklim dan budaya kerohanian untuk dihayati dalam membuat sebuah pilihan.
Ada banyak jalan dan pilihan yang tersedia di depan mata. Bisa saja jalan yang kita ambil itu merupakan jalan yang berliku-liku dan tidak mulus sehingga butuh usaha ekstra untuk menyelesaikannya. Tapi dari jalan sulit yang kita ambil, kita akan lebih berpengalaman dan akan banyak pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan. Hidup ini tidak selamanya datar, terkadang aka nada jalan terjal yang perlu kamu lewati.
Seseorang yang religius adalah orang yang dalam status memilih. Seluruh hidup dibuat untuk memilih. Meski memilih itu sulit, tetap kita harus belajar memutuskan mana yang kita pilih. Karena, hidup memang harus berjalan. Hidup adalah pilihan. (Foto: ciricara.com)
[…] Baca Juga: Seni Memilih, Hidup Adalah Pilihan […]