Depoedu.com – Work from home sekarang ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari situasi dunia. Apa itu Work From Home? Work from home adalah suatu istilah bekerja dari jarak jauh, lebih tepatnya bekerja dari rumah.
Jadi pekerja tidak perlu datang ke kantor, tatap muka dengan para pekerja lainnya. Work from home ini sudah tidak asing bagi para pekerja freelancer, namun istilahnya mereka lebih sering menyebutnya dengan kerja remote atau remote working.
Situasi dunia saat ini, WHO telah mengumumkan tentang pandemi virus Covid-19 di seluruh dunia. Presiden Indonesia Joko Widodo dalam pidatonya mengintruksikan kepada masyarakat Indonesia untuk mengurangi kegiatan di luar rumah yang tidak penting.
Baca Juga: Empat Cara Membingkai Kreativitas Pendidik Di Tengah Pandemi Covid-19
Termasuk menerapkan sistem kerja work from home dan sekolah serta kuliah secara online. Ini merupakan langkah strategis yang diambil pemerintah untuk pencegahan wabah virus corona yang semakin meluas di Indonesia saat ini.
Kebijakan ini banyak menuai pro dan kontra terutama bagi para pekerja. Work from home bagi sebagian bidang pekerjaan memang belum bisa dilakukan, apalagi dari kesiapan perusahaan, belum tentu semua siap dengan sistem WFH ini.
Rekomendasinya bagi para perusahaan dan bisnis bisa menggunakan beberapa aplikasi untuk menunjang aktivtas work from home agar hasilnya maksimal.
Pendidik mendapat imbas dari situasi ini. Pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Solusinya, pendidik dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Baca Juga: Peluang bagi Dunia Pendidikan di Balik Krisis Covid-19
Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.
Untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini guru perlu sarana. Sekedar alternatif, salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan guru adalah dengan menggunakan gadget dalam pembelajaran.
Secara logis hal ini tentu bukan tanpa alasan. Zaman sekarang gadget bukan barang mewah. Buktinya hampir semua orang memilikinya.
Mulai anak kecil sampai orang tua sudah akrab dengannya. Semua orang menggunakannya untuk berbagai keperluan. Termasuk di dalamnya anak-anak dalam usia sekolah. Atas dasar semua inilah gadget sangat potensial sebagai sarana pembelajaran.
Baca Juga: Tantangan Pendidikan Di Era Digital
Menggunakan gadget sebagai sarana pembelajaran jarak jauh, perlu aplikasi tambahan. Sekedar alternatif, aplikasi yang dapat dipergunakan antara lain Whats App, google form, google sheet, google slide dan google drive.
Aplikasi-aplikasi tersebut umumnya menjadi aplikasi bawaan dalam gadget. Jika aplikasi-aplikasi tersebut tidak tersedia sebagai aplikasi bawaan, pengguna dapat mengunduhnya di playstore yang juga merupakan aplikasi bawaan pada gadget bersistem operasi android.
Masalah mendasar yang muncul hari ini adalah pola kebiasaan cara belajar mengajar siswa dan guru yang sudah terbiasa belajar secara konvensional. Guru masih belum terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.
Sedangkan siswa sangat membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar mengikuti pembelajaran melalui komputer atau gadget.
Dengan demikian guru dituntut untuk mampu merancang atau mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat, dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
Baca Juga: Jangan Mencabut Jalinan Pembelajaran Siswa Dan Gurunya Karena Corona
Banyak guru yang terlalu memaksakan sebuah aplikasi yang ditenggarai kekinian dan keren, namun sangat tidak sesuai dengan tujuan awal dari sebuah pembelajaran daring, yaitu untuk mempermudah siswa mendapat pembelajaran atau pendidikan dalam situasi pandemi covid-19 ini.
Bukannya membantu meringankan beban psikis, namun malah membuat siswa menjadi stress ditambah lagi dengan banyaknya penugasan yang tidak terukur oleh gurunya. Pada titik ini, pembelajaran yang harus dikemas guru adalah terencana dan efektif.
Menyajikan pembelajaran terencana dan efektif dalam keterbatasan waktu. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur langkah-langkah pembelajaran yang detail.
Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah tepat dan akurat. Di sini guru dituntut pula untuk mengatur waktu dengan baik sehingga proses pendidikan berjalan baik. (Foto: inibaru.id)
[…] Baca Juga : Mengemas Pembelajaran, dengan Media Pembelajaran, pada Masa Pandemi Covid-19 […]
[…] Baca Juga : Mengemas Pembelajaran, Dengan Media Pembelajaran, Pada Masa Pandemi Covid-19 […]
[…] Baca Juga : Mengemas Pembelajaran, Dengan Media Pembelajaran, Pada Masa Pandemi Covid-19 […]