Penduduk Indonesia Berpendidikan S2 dan S3 Kalah Jauh Dari Malaysia dan Vietnam?

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Presiden Joko Widodo menyatakan kaget ketika memperoleh laporan tentang angka rasio perbandingan antara penduduk Indonesia usia produktif yang berpendidikan S2 dan S3 dibandingkan dengan Malaysia dan Vietnam. 

Rasio penduduk yang berpendidikan S2 dan S3 Indonesia masih sangat rendah yakni baru mencapai 0,45 persen. Sedangkan angka Malaysia dan Vietnam sudah mencapai 2,43 persen. Apalagi dibandingkan dengan negara maju yang mencapai 9,8 persen, Indonesia tertinggal lebih jauh lagi, 

“Rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif masih sangat rendah. Saya kaget Indonesia itu di angka 0,45 persen. Negara tetangga kita Vietnam dan Malaysia sudah di angka 2,43 persen, negara maju 9,8 persen,” kata Joko Widodo. 

“Ini jauh sekali, 0,45 persen dan 2,43 persen, angkanya kelihatan sedikit, namun kalau dikalikan, ini lima kali lebih rendah kita dengan negara-negara yang tadi saya sampaikan,” lanjut Joko Widodo. 

Baca juga : Ini Hasil Riset Tentang Pekerjaan Rumah Bagi Murid Di Sekolah, Perlu Atau Tidak?

Padahal, kata Joko Widodo,  saat ini jumlah dana abadi LPDP yang tadinya hanya Satu triliun rupiah kini sudah menjadi 136 triliun rupiah.  Penerima manfaat beasiswa seperti LPDP telah meningkat hingga 7 kali lipat, tetapi masih kurang banyak. 

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika membuka Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya, Senin yang lalu (15/1/2024)  

Oleh karena itu, Presiden mengatakan akan segera melakukan rapat koordinasi untuk mengambil kebijakan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia tersebut. Ia mengatakan, upaya ini akan memerlukan anggaran yang besar, yang harus diupayakan.

Selain issue kesenjangan ini, Presiden juga mengajak Forum Rektor untuk terus mendorong pengembangan Universitas di Indonesia, karena peringkat perguruan tinggi Indonesia  masih di angka 200 ke atas. Belum ada universitas di Indonesia yang masuk Top 100 QS World Ranking.      

Merespon kabar ini, banyak pihak menyayangkan karena komitmen seperti ini justru muncul di akhir masa jabatan yang tinggal hanya beberapa bulan lagi. Kata mereka ini akibat pemerintah terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur. 

Baca juga : Mengenal Nilai Minimal Rapor Dan UTBK Untuk Daftar PKN STAN 2024

Respon lain misalnya di platform X mengatakan meskipun terjadi banyak perubahan di dunia pendidikan, namun perubahan tersebut tetap masih kurang, karena dunia pendidikan menyimpan banyak problem. 

Oleh karena itu kata penanggap tersebut, harusnya selama sepuluh tahun memerintah Joko Widodo lebih memberi perhatian pada pendidikan jika memang mau sungguh-sungguh membangun. 

Ia juga mengatakan, saat ini pendidikan di S2 dan S3 sangat mahal, oleh karena itu tidak bisa dijangkau banyak orang. Harusnya selain beasiswa, pemerintah juga memberikan pinjaman lunak bagi masyarakat, seperti di negara maju, meskipun pinjaman tersebut dikembalikan setelah lulus dan bekerja.                  

Selain itu penanggap lain mengingatkan agar pemerintah jangan hanya mengejar kuantitas, seperti selama ini terjadi, melainkan juga harus memperhatikan kualitas. Jangan sampai banyak lulusan S2 dan S3 tapi kualitasnya buruk sehingga nganggur pada akhirnya.

Foto: Wartatransparansi.com

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments