Depoedu.com-Peran penting teknologi informasi dalam proses transformasi di bidang pendidikan sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Hampir semua proses memerlukan teknologi sebagai alat untuk melakukan transformasi dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Sering kali karena lembaga pendidikan tidak visioner dan tidak antisipatif sehingga proses transformasi tersebut tidak dimulai dengan persiapan yang baik. Oleh karena itu, selain ada pihak yang belum siap secara kompetensi, tetapi juga perlu penyesuaian mindset.
Namun jika proses transformasi dapat dijalankan, mungkin ada banyak korban tetapi jika dilakukan dengan konsisten, akan menjadi langkah transformasi yang penting karena transformasi tersebut akan mengubah mindset dan meningkatkan kompetensi.
Itulah yang disampaikan oleh Nadiem Makarim rilis laporan kajian dampak platform teknologi Kemendikbud Ristek belum lama ini. Menurut Nadiem, hal yang sangat penting dalam proses transformasi teknologi adalah peningkatan kompetensi guru dan perubahan mindset.
Baca juga : Lomba Mars IGI : Paduan Suara Seni Tawa IGI Flores Timur Raih Juara 1 Tingkat Nasional
Pada kesempatan tersebut Nadiem mengatakan, ia mengetahui, banyak pihak mengkhawatirkan dampak buruk dari teknologi di bidang pendidikan terutama dikhawatirkan, teknologi dapat menggantikan peran guru dan kepala sekolah.
“Kami di Kemendikbud Ristek selalu meyakini peran teknologi sebagai enabler. Teknologi tidak akan menggantikan peran guru dan kepala sekolah. Teknologi kita manfaatkan untuk memaksimalkan potensi dan mengakselerasi perubahan,” kata Nadiem.
Nadiem kemudian menunjuk proses implementasi Kurikulum Merdeka sebagai salah satu kasus di mana implementasi Kurikulum Merdeka terjadi dengan sangat cepat. Dalam waktu 18 bulan, 80 persen guru sudah dapat mengadopsi Kurikulum Merdeka.
Menurut Nadiem, ini dapat terjadi karena kehadiran platform Merdeka Mengajar. Dengan platform ini, guru dan kepala sekolah secara mandiri dengan cepat bereksperimentasi dalam proses belajar mengajar bersama peserta didik.
“Dan ternyata inilah yang mereka inginkan. Proses transisinya ternyata jauh lebih mudah dan tanpa ada paksaan. Sekolah yang memilih sendiri. Tanpa platform Merdeka Mengajar proses tersebut tidak akan berlangsung dengan mudah. Mereka sangat terbantu dengan tutorial yang disediakan melalui platform Merdeka Mengajar,” jelas Nadiem.
Baca juga : Karena Lebih Menekankan Etika Islam, Pendanaan Sekolah Islam Terbesar Di Prancis Dihentikan
Dan tahun 2024, 100 persen sekolah di Indonesia sudah siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam proses belajar mengajar. Ini merupakan salah satu keberhasilan penting reformasi pendidikan berbasis teknologi.
Meskipun demikian bukan berarti semua proses transformasi tersebut tanpa kelemahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus sehingga mutu proses transformasi pendidikan kita terus membaik bersama dengan peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Keberhasilan ini menjadi penanda peningkatan tren penggunaan teknologi di bidang pendidikan juga seiring dengan upaya berbagai negara mendorong reformasi di bidang pendidikan yang berbasis teknologi.
Karena teknologi diyakini dapat memberi akses pendidikan berkualitas yang dapat terjangkau, mengatasi kesenjangan termasuk mereka yang berada di daerah terpencil. Teknologi juga dapat memenuhi kebutuhan belajar secara individual, interaktif dan mandiri.
Foto: Techverse.Asia