Depoedu.com-Dari arena kongres Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke XXII, Presiden Joko Widodo menyoroti kasus kekerasan yang belakangan ini marak di lingkungan sekolah. Presiden meminta pihak-pihak terkait menciptakan lingkungan sekolah yang aman bagi murid.
Kata Presiden, sekolah harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua murid. Karena suasana yang aman merupakan faktor penting dalam upaya mencetak para murid yang unggul. Oleh karena itu, Presiden menyerukan agar perundungan tidak berlarut-larut di lingkungan sekolah.
“Perundungan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Perundungan harus segera diselesaikan. Sekolah harus menjadi lingkungan belajar yang aman untuk bertanya, berkreasi, bermain, dan bersosialisasi bagi para murid,” kata Jokowi dalam sambutanya di arena Kongres XXIII PGRI di Jakarta, Sabtu(2/3).
Jokowi kemudian menyerukan agar sekolah segera menyelesaikan dan memperbaiki jika di lingkungan sekolah terjadi perundungan. Jangan sampai kasus perundungan ditutupi. Kata Presiden, murid jangan sampai menjadi takut dan tertekan di lingkungan sekolah. Jangan sampai sekolah menutupi kasus perundungan demi menjaga nama baik sekolah.
Baca juga : Pengesahan Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Nasional
Jokowi berharap agar para guru melakukan pendekatan guna mencegah tindakan perundungan di kalangan murid. Ia berharap agar guru menjadi ujung tombak dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan.
Pesan Ketua Umum PB PGRI
Ketua Umum PB PGRI Dr. Unifah Rosyidi yang terpilih kembali dalam Kongres XXIII untuk masa jabatan 2024-2029 nampaknya memanfaatkan kehadiran Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan aspirasi para guru yang selama ini diserap oleh Pengurus PGRI.
Oleh karena itu, dalam pidato sambutannya Unifah Rosyidi menyampaikan berbagai persoalan yang selama ini masih dihadapi oleh guru di seluruh Indonesia. Dalam hal kesejahteraan Unifah berharap, tunjangan guru terus dipertahankan di masa depan.
Ia juga berharap agar proses sertifikasi guru dikembalikan sesuai dengan amanat UU guru dan dosen. Ia menegaskan agar proses tersebut jangan dibuat berbelit-belit, sehingga menyulitkan guru.
Baca juga : Belajar Dari Pasangan Mark Zuckerberg Dan Priscilla Chan, Mengasuh Dan Mendidik Anak Adalah Tugas Bersama
Selain itu, ia juga menyampaikan harapannya agar para guru tidak lagi dililit berbagai persoalan administrasi dengan beragam aplikasi yang menghabiskan waktu dan tenaga guru, agar guru dapat lebih fokus dalam tugas utamanya, pendidikan dan pengajaran yang lebih fokus pada murid.
Selain tentang kesejahteraan dan kondisi pekerjaan guru, Unifah juga mengharapkan agar, terus dilakukan perbaikan dan pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) agar lebih mampu menyiapkan calon guru menghadapi tantangan perubahan di dunia pendidikan.
Di akhir sambutannya, Unifah juga berharap agar Pemerintah kembali membuka perekrutan guru menjadi CPNS. Sehingga anak-anak muda yang potensial juga lulusan LPTK tertarik dan fokus menyiapkan diri menjadi guru. Unifah juga mengapresiasi upaya pemerintah mengupayakan kesejahteraan guru.
Foto: Sapanusa