Depoedu.com – Perhelatan Kompetisi AFF telah selesai. Partai puncak telah dilaksanakan, dan gelar kembali diraih oleh Thailand. Ini merupakan gelar keenam yang diraih oleh Skuad Gajah Perang ini.
Sayangnya bagi Indonesia dalam percobaan keenam di partai final AFF, Indonesia masih kurang beruntung dan kembali meraih posisi runner-up.
Kali ini, Thailand meraih gelar dengan mengungguli Indonesia dengan aggregat 6-2 atas permainan dua leg, di National Stadium Singapura.
Di leg pertama, Thailand menggunakan formasi baru yakni 4-3-2-1 dengan menggunakan Teerasil Dangda sebagai penyerang tunggal. Ia kali ini ditemani oleh dua gelandang serang yang turut membantu serangan yakni Bordin Phala dan Supachok Sarachat.
Chanatip Songkrasin yang selama ini membantu alur serangan dari sisi depan, kini mengalami rotasi dengan mengatur permainan dari sisi tengah lapangan. Tristan Do kini masuk menggantikan Theerathon Bunmathan yang terkena akumulasi kartu.
Sedangkan Indonesia kembali menggunakan formasi 4-2-3-1 seperti yang dilakukan Shin Tae Yong di leg kedua semi final melawan Singapura. Hanya ada tiga pergantian pemain di pertandingan sebelumnya.
Dedik Setiawan masuk menggantikan Ezra Walian, dan Irfan Jaya masuk menggantikan Ramai Rumakiek, serta ada Edo Febriansyah masuk menggantikan Pratama Arhan yang terkena akumulasi kartu. Dengan absennya Pratama Arhan daya gedor Indonesia berkurang terlebih di sisi kiri permainan.
Hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh timnas Thailand. Alhasil, Chanatip Songkrasin yang mampu mencetak gol cepat setelah 90 detik laga berjalan.
Umpan pendek yang diberikan oleh Phillip Roller dapat dieksekusi dengan baik oleh Chanatip di sisi kiri gawang Indonesia yang dijaga oleh Nadeo Agrawinata. Hingga akhir babak pertama keunggulan masih diraih Thailand 1-0.
Baca Juga: Final AFF Suzuki Cup 2020: Thailand Vs Indonesia, Siapakah Yang Juara?
Setelah turun minum, Indonesia langsung melakukan 3 pergantian pemain. Evan Dimas menggantikan Edo Febriansyah, Kadek Agung menggantikan Rachmat Irianto, dan Elkan Baggot menggantikan Fachrudin Aryanto.
Pergantian ini membuat adanya rotasi pemain yang dilakukan oleh kubu Indonesia. Alfreandra Dewangga beralih posisi menjadi bek kiri mengisi posisi Edo Febriansyah yang ditarik keluar. Posisi Alfreanda Dewangga digantikan oleh Evan Dimas yang baru saja masuk.
Ternyata Thailand kembali dengan permainan lebih menyerang dibandingkan di babak pertama. Alhasil, Thailand mampu mencetak 3 gol di babak kedua melalui sepakan Chanatip Songkrasin di menit 52, Supachok Sarachat di menit 67, dan Bordin Phala di menit 83. Skor akhir 4-0 untuk keunggulan anak asuh Alexandre Polking.
“Kami memiliki keuntungan besar, tapi tentu saja kami fokus menghadapi leg kedua. Dengan hasil pertandingan ini, kami mengetahui bahwa piala sebentar lagi akan kami bawa kembali ke Thailand,” ucap Alexandre Polking usai kemenangan.
Di sisi lain, Shin Tae Yong menyadari adanya kekurangan di timnas Indonesia dan mengakui kekalahan telak 4-0 yang dialami oleh Indonesia.
“Saya akui kekalahan ini. Kami ada kekurangan dan akan menjadi sulit untuk meraih kemenangan di leg kedua, terutama ketika kita bermain seperti layaknya di babak kedua,” jelas Shin Tae Yong.
Dengan keunggulan telak di leg pertama, Thailand memiliki keuntungan besar menjalani leg kedua menghadapi Indonesia. Bagi Indonesia ini adalah tugas berat yang perlu diemban untuk dapat membalikkan keadaan. Namun, Shin Tae Yong bersikap optimis ketika mengahadapi Thailand di leg kedua.
“Saya tahu ini terlihat mustahil. Bagaimanapun bola itu bulat. Kami tidak akan menyerah dan terus berjuang. Saya tak akan fokus terhadap kesalahan yang terjadi, namun saya akan menyemangati pemain,” ujarnya dalam press conference usai pertandingan.
Baca Juga: Satu Lagi Pemain Sepak Bola Jebolan Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan Berkarier Di Eropa
Ternyata, menjelang pertandingan leg kedua, ada 4 pemain tim nasional Indonesia yang dilarang tampil oleh pemerintah Singapura karena melanggar aturan sistem bubble, yakni ada Rizky Ridho, Victor Igbonefo, Elkan Baggot, dan Rizky Dwi.
Meskipun begitu, Indonesia dapat menurunkan skuad terbaiknya dengan formasi yang sama yakni 4-2-3-1, dengan adanya beberapa perubahan dari pertandingan sebelumnya.
Absennya Rizky Ridho, membuat Alfreandra Dewangga ditarik menjadi bek tengah menemani Fachrudin Aryanto. Posisi Alfreandra Dewangga digantikan oleh Ricky Kambuaya. Posisi Ricky Kambuaya digantikan oleh Witan Sulaeman.
Dua pemain kunci Indonesia yakni Ramai Rumakiek dan Egy Maulana Vikri mampu bermain sejak menit awal, dan dapat membantu serangan Indonesia dari sektor sayap.
Dedik Setiawan tetap menjadi andalan Shin Tae Yong di posisi striker. Pratama Arhan kini kembali bermain setelah selesai menjalani hukuman akibat akumulasi kartu di pertandingan final leg pertama.
Thailand kali ini juga bermain dengan formasi 4-2-3-1. Teerasil Dangda yang menjadi kunci serangan Thailand, kembali dipercaya di partai leg kedua. Kali ada 3 pemain yang membantu jalannya serangan Thailand yakni, Chanatip Songkrasin, Bordin Phala, dan Supachok Sarachat.
Uniknya, ketiga pemain ini mencetak gol ketika mengalahkan Indonesia 4-0. Theerathon Bunmathan kini dapat bermain kembali setelah menjalani akumulasi kartu kuning ketika menghadapi Indonesia di leg pertama pertandingan final.
Thailand yang sudah memiliki keunggulan di leg pertama, bermain lebih santai karena ingin mempertahankan keunggulan. Namun, Indonesia mampu unggul terlebih dahulu lewat sepakan Ricky Kambuaya di menit ke-7 dari luar kotak penalti yang gagal dihalau oleh Siwarak Tedsungnoen. Hingga akhir babak pertama, Indonesia unggul 1-0.
Baca Juga: Son Heung-Min: Tetap Merendah Walau Di Puncak
Di babak kedua, kedua tim bermain lebih menyerang. Indonesia yang semakin berambisi memangkas ketertinggalan malah harus mengakui dua gol cepat dari Adisak Kraisron di menit 54, serta Sarach Yooyen di menit 56.
Setelah 15 menit berjalan, Thailand mampu unggul 2-1 atas Indonesia. Pertandingan ditutup dengan gol dari Egy Maulana Vikri di menit 80, sehingga skor akhir menjadi 2-2.
Dengan raihan juara di Piala AFF, Alexandre Polking merasa gembira dan optimis adanya perkembangan di timnas Thailand.
“Saya sangat senang kami menang tetapi juga kami menang dengan cara yang istimewa dan saya hanya harus berterima kasih kepada semua orang mulai dari staf, official, dan terutama kepada para pemain,” ucap Polking usai pertandingan.
“Ini adalah turnamen bergengsi dan kami sangat senang. Bahwa kami memenangkannya tetapi kami tidak ingin berhenti di sini dan kemudian tidak memiliki peluang di kualifikasi Piala Dunia dan kualifikasi Piala Asia,” lanjut pelatih berkebangsaan Brazil ini.
“Kami menunjukkan beberapa momen sepakbola yang brilian, bertahan dengan baik ketika kami harus melakukannya dan menciptakan peluang paling banyak di turnamen sehingga kami harus membawa kepercayaan itu ke level berikutnya sekarang,” akhir kata dari pelatih berusia 45 tahun ini.
Meskipun Indonesia kalah di final, Shin Tae Yong optimis dengan masa depan skuad muda Garuda dan akan muncul harapan bagi persepakbolaan di Indonesia.
“Kurangnya pengalaman para pemain muda Indonesia terlihat di pertandingan leg pertama, tapi kami merasa bahwa kami memberikan perlawanan yang baik hingga akhir pertandingan, dan kami akan memastikan bahwa kesalahan yang datang dari turnamen ini akan menjadi pembelajaran di turnamen yang akan datang,” ujar Shin Tae Yong.
“Jika kami bisa belajar dari pengalaman ini, kami tidak akan menjadi kuda hitam lagi tapi menjadi pesaing yang berat untuk dikalahkan di turnamen yang akan datang dan itulah cara yang akan kami lakukan untuk membuat timnas Indonesia menjadi lebih baik,” tutup Shin Tae Yong dalam press conference usai pertandingan final.
Foto: affsuzukicup.com