Waspadai Stress pada Anak Kecil, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Stress tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Anak usia 6-12 tahun pun sudah dapat mengalami stress. Stress adalah reaksi fisik atau emosional anak, ketika ada tekanan yang membuat anak perlu menyesuakan diri.

Tekanan tersebut berasal dari luar diri anak seperti situasi ekonomi dan sosial keluarga, sikap dan perlakuan teman sebaya, tuntutan dan beban sekolah, keharusan memasuki situasi baru, sementara anak belum siap atau belum disiapkan untuk menghadapi situasi tersebut.

Para psikolog mengatakan bahwa lebih banyak orang tua tidak mengenali kondisi stress pada anak tersebut. Atau menganggap tekanan karena situasi, bukan masalah anak, melainkan masalah orang dewasa.

Baca Juga: Profesi Baru Ini Perlu Diketahui Oleh Orang Tua Dan Konselor Sekolah

Padahal jika stress pada anak tidak dikenali, tidak diakui, oleh karena itu tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan kecemasan yang berkepanjangan pada anak.

Sementara pada pihak anak, anak tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami stress. Oleh karena itu, dia tidak bisa mengungkapnya sendiri.

Orang tua harus dapat mengenalinya dari gejala yang diperlihatkan oleh anak melalui perilakunya dan membantu anak untuk menangani stressnya. Berikut ini gejala-gejala stress pada anak dan bagaimana membantu anak mengatasi stressnya.

Baca Juga: Pengembangan Profesionalisme Konselor

Gejala stress pada anak

Jika beberapa gejala ini muncul dalam perilaku anak, maka dapat dipastikan anak anda sedang dilanda stress. Gejala tersebut adalah:

  • Munculnya perilaku negatif pada anak

Anak yang tadinya riang, menjadi murung, atau anak jadi suka berbohong, atau tiba-tiba menajdi manja atau bahkan melawan.

  • Muncul rasa takut pada anak.

Anak menjadi menyendiri, tidak mau bergaul, menjadi gugup, suka gigit jari, atau bahkan mengisap jempol.

  • Anak mengeluh sakit perut, sakit kepala, tanpa ada sebab yang jelas.
  • Anak sulit berkonsentrasi, mulai bermasalah di sekolah, dan mogok sekolah.
  • Anak menjadi sulit tidur, mengalami mimpi buruk bahkan ngompol pada saat tidur.

Jika salah satu atau beberapa gejala ini muncul dalam perilaku anak, maka anak anda sedang mengalami stress. Maka orang tua perlu segera membantu anak, agar anak terbebas dari stress tersebut.

Membantu anak mengatasi stress

Stress pada anak, jika tidak ditangani dapat menyebabkan anak cemas berkepanjangan. Jika rasa cemas ini tidak diatasi akan menimbulkan depresi. Depresi akan berdampak menginterupsi pertumbuhan fisik dan mental pada anak.

Oleh karena itu, orang tua harus membantu untuk mengatasi stress tersebut. Ini cara-caranya:

  • Agar treatment yang diterapkan oleh orang tua membantu anak mengatasi stress, maka orang tua perlu punya waktu untuk berkomunikasi dengan anak untuk mengetahui akar masalahnya.

Dalam proses ini, orang tua harus memancing anak untuk bercerita. Jika anak sudah berbicara, dengarkanlah semua yang ia sampaikan termasuk keluhan-keluhannya.

Selain itu, orang tua perlu punya waktu untuk berkomunikasi dengan tokoh-tokoh penting lain yang dekat dengan anak, untuk mencari informasi tambahan termasuk pada guru dan pihak lain di sekolah.

Baca Juga: Perilaku Anak Adalah Hasil Karya Orang Tua

Jika orang tua tidak dapat lakukan ini, orang tua perlu konsultasi kepada konselor atau psikolog untuk membantu orang tua menyimpulkan akar masalahnya.

  • Jika akar masalah sudah ditemukan, berdasarkan pemahaman tersebut, lakukan treatment yang sesuai untuk mengatasi stress pada anak. Sebaiknya, libatkan konselor atau psikolog pada tahap ini.

    Jika masalahnya ada di rumah, tangani masalah tersebut. Juga di sekolah, komunikasikan dengan pihak terkait di sekolah untuk penanganannya.

  • Bangun suasana rumah yang kondusif, untuk tumbuh kembang anak. Anak diberi tanggung jawab dan dampingi anak untuk memenuhi tanggung jawabnya.
  • Pada usia anak, bermain adalah hal yang sangat diperlukan anak dalam pertumbuhannya. Beri ruang bagi anak selain untuk tugas sekolah. Anak perlu punya waktu yang cukup untuk bermain. Selain itu, anak perlu istirahat dan tidur yang cukup.
  • Orang tua harus meluangkan waktunya untuk bersama dengan anak. Caranya dengan memberikan dukungan pada anak dalam hal-hal yang positif.

Jika hal-hal ini sudah dilakukan, hal-hal ini bukan hanya akan membuat anak mengatasi stress yang ia alami, melainkan anak pun dapat bertumbuh sebagai anak secara utuh dan seimbang. Selamat mencoba.

Foto: health.grid.id

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments