Depoedu.com – Teknik dasar bermain bola salah satunya adalah juggling bola. Juggling biasa mereka peragakan saat bermain bola, untuk mengecoh lawan maupun tendang bola tinggi. Teknik ini tidak bisa mereka pertontonkan kepada pelatih maupun orang tua mereka, karena saat ini kondisi kompetisi sepak bola anak-anak sedang lesu.
Teknik juggling bola dapat berarti menimang-nimang bola dan menguasai bola agar tidak jatuh ke tanah. Ini dilakukan dengan menggunakan anggota badan seperti bagian kaki, paha, pundak, kepala, tengkuk leher, dada, dan lainnya.
Manfaat juggling bola, selain untuk menjaga kebugaran tubuh, juga melatih keterampilan merespon dan mengasah otak agar berkonsentrasi.
Anak-anak yang mengikuti Sekolah Sepak Bola atau Club Sepak Bola, akan lebih optimal kemampuam bermain sepak bolanya bila mereka terus menerus juggling bola, saat istirahat atau setelah latihan usai.
Baca Juga: Guru Penggerak Indonesia Maju
Latihan sepak bola yang bertahun-tahun mereka geluti dan terus mereka asah, bertujuan agar keterampilan bermain bola mereka kelak akan lebih baik lagi dan lebih profesional.
Di tengah pandemi virus covid-19, keadaan anak-anak Sekolah Sepak Bola terganggu.
Teknik juggling bola pada anak–anak sekolah bola atau club, hanya contoh kecil yang terganggu latihannya, di tengah pandemi virus covid-19. Tetapi semangat Hari Anak Nasional tidak menyurutkan anak-anak dalam berlatih.
Tema Hari Anak Nasional tahun 2021, pada situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, sebagaimana dikutip dari Kumparan.com, adalah “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tagline #AnakPedulidiMasaPandemi.
Baca Juga: Guru Kompeten, Indonesia Maju
Adapun subtema Hari Anak Nasional, yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2021, yaitu:
- Anak Cerdas Terliterasi
- Anak Gembira dengan Asah, Asih, Asuh
- Anak Sehat dan Gembira
- Anak Cerdas, Kreatif, dan Informatif
- Anak Resiliensi Tangguh dengan Kasih Sayang
Tema pada tahun ini dibuat mengingat tantangan pandemi Corona virus disease 2019 (COVID-19) yang juga berimplikasi pada kehidupan anak. Dampak yang dialami antara lain berkaitan dengan masalah pengasuhan bagi anak yang orangtuanya positif COVID-19, kurangnya kesempatan bermain, dan belajar, serta kasus kekerasan kepada anak yang meningkat selama masa pandemi.
Salah satu kasus kekerasan pada anak, di kutip dari SerpongNews.com. Pelaku Wn melampiaskan emosinya kepada anak kandungnya berusia 5 tahun yang tinggal bersama pelaku di Serpong Utara. Masih banyak lagi kasus-kasus kekerasan pada anak seperti dikutip dari kompas.com, seorang ayah kalah game online menganiaya anaknya di Sidoarjo. Selain itu juga kekerasan anak di Kota Batu, beberapa waktu lalu.
Hari Anak Nasional tahun ini adalah momentum untuk lebih mempertegas lagi Undang-undang perlindungan terhadap anak di Indonesia. Seperti di kutip dari Undang-undang Perlindungan Anak, bahwa pasal yang menjerat pelaku penganiayaan anak diatur khusus dalam Pasal 76C UU 35 tahun 2014 yang berbunyi: “Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak.”
Baca Juga: Ketika Pedagogi Kasih Sayang Diabaikan
Tema dan subtema Hari Anak Nasional Tahun 2021 kiranya benar-benar menjadi perhatian bagi semua pihak yang menginginkan anak-anak di Indonesia lebih baik lagi. Karena di tangan-tangan merekalah tongkat estafet generasi berikutnya akan berganti.
Dengan demikian, meskipun dalam kondisi yang terbatas pada saat ini, anak–anak benar-benar dapat berlatih cabang olahraga, belajar, dan membaca buku, serta bermain musik dengan gembira. Tubuh anakpun sehat, tentu saja dengan peran serta orang dewasa seperti yang diharapkan dari Hari Anak Nasional.
Foto: id.pinterest.com