Depoedu.com – Tahun 2019 Ikatan Guru Indonesia genap berusia 10 tahun. Tepat 26 November 2009, Ikatan Guru Indonesia disahkan oleh pemerintah melalui surat keputusan Kementerian Hukum dan HAM. Sejak saat itu Ikatan Guru Indonesia resmi berstatus sebagai organisasi guru di Indonesia.
Namun demikian, kiprah Ikatan Guru Indonesia sebenarnya sudah bergerak jauh sebelum pengesahan Kemenkumham IGI di Indonesia sejak tahun 2000 di Bandung dan kemudian terbentuklah Klub Guru Indonesia (KGI) yang kini dikenal dengan nama Ikatan Guru Indonesia.
Satria Dharma didaulat menjadi ketua umum Ikatan Guru Indonesia sejak pengesahan oleh Kemenkumham hingga tahun 2016.
Januari 2016 Ikatan Guru Indonesia mengadakan kongres di Makassar dan terpilihlah Muhammad Ramli Rahim sebagai Ketua Umum kedua Ikatan Guru Indonesia.
Ikatan Guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa pada kepemimpinan kedua IGI ini posisi Ikatan Guru Indonesia tidak lagi dalam upaya membangun eksistensi tetapi bagaimana Ikatan Guru Indonesia mampu memberikan manfaat kepada anggotanya yakni guru di seluruh Indonesia.
Ikatan Guru Indonesia kemudian berkembang sangat pesat hadir di 34 provinsi di seluruh Indonesia dan 495 kabupaten/kota serta melatih 1,5 juta guru dalam jangka waktu 3 tahun kepengurusan. Saat ini napas Ikatan Guru Indonesia berdenyut di hampir seluruh kabupaten/kota seluruh Indonesia dan Alhamdulillah IGI terus berperan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru Indonesia yang menjadi konsentrasi utama Ikatan Guru Indonesia.
Dengan semangat “Sharing and Growing Together”, Ikatan Guru Indonesia mendorong guru-guru Indonesia meningkatkan kompetensinya secara mandiri sehingga tidak lagi harus terlalu bergantung pada upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru juga tidak bergantung pada anggaran, siapapun pemimpin organisasinya. Guru IGI dibangun dengan pola memandirikan guru untuk meningkatkan kompetensi diri.
Memasuki era 4.0 Ikatan Guru Indonesia sesungguhnya sudah jauh lebih awal mempersiapkan semua itu. Ikatan Guru Indonesia dihuni dominan oleh guru-guru muda dengan kemampuan teknologi yang sangat mumpuni. Kini Ikatan Guru Indonesia memiliki lebih dari 100 jenis kanal pelatihan dan dilatihkan setiap saat kepada guru-guru di seluruh Indonesia sehingga hampir bisa dipastikan apapun kebutuhan guru, IGI mampu membantu untuk meningkatkan kompetensi sesuai kebutuhan.
Tidaklah heran Ikatan Guru Indonesia kini sangat diminati oleh guru-guru yang mau meningkatkan kompetensi dan keluar dari zona nyaman sehingga mereka memiliki kemampuan tinggi terutama dalam bidang teknologi pengajaran.
Ketika presiden Jokowi memilih Nadiem Makarim seorang anak muda sukses berusia 35 tahun tentu saja hal ini menjadi sebuah kegembiraan bagi Ikatan Guru Indonesia karena hampir bisa dipastikan ide dan pemikiran-pemikirannya akan sangat sesuai dan sejalan dengan IGI.
Sepuluh usulan Ikatan Guru Indonesia ketika bertemu dengan Nadiem Makarim bersama 29 organisasi guru di Indonesia, mendapat perhatian khusus bukan hanya oleh Mendikbud Nadiem Makarim tapi menjadi perhatian khusus guru-guru di seluruh Indonesia.
Ide-ide Ikatan Guru Indonesia memang tidak biasa dan cenderung akan sulit diterima oleh beberapa pihak yang masih berada di zona nyaman atau sulit menerima perubahan. Ide dan pemikiran IGI adalah ide-ide masa depan yang kemudian diharapkan mampu mempersiapkan siswa bukan untuk masa kini tetapi mempersiapkan siswa untuk masa depan.
Nadiem Makarim dalam pidatonya yang sudah disebarkan untuk dibacakan pada peringatan Hari Guru Nasional sangat jelas terlihat keinginan beliau untuk fokus menyiapkan pelajar kita untuk masa depan yang lebih baik, beliau juga menginginkan guru-guru Indonesia tidak terbebani dengan beban administrasi yang begitu berat. beban administrasi ini juga yang selama ini menghambat inspirasi guru untuk maju.
Nadiem berkeinginan anak-anak kita tidak terkungkung dengan kurikulum dan karena itu Ikatan Guru Indonesia memandang diperlukannya inovasi dengan menyederhanakan jumlah mata pelajaran mempercepat penguasaan bahasa dunia bagi anak-anak kita dan menjadikan lulusan SMK-SMK memiliki keterampilan dan keahlian sehingga mudah diserap oleh lapangan kerja di masa depan.
Kami juga menangkap keinginan Nadiem Makarim untuk menempatkan guru pada posisi terhormat dan karena itu Ikatan Guru Indonesia mendorong agar Nadiem Makarim memastikan guru-guru yang mengisi ruang-ruang kelas dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote adalah guru-guru yang memiliki status yang jelas dengan masa depan yang jelas serta memiliki pendapatan yang tidak berada di bawah Upah Minimum Kabupaten atau Upah Minumin Provinsi.
Nadiem Makarim harus mampu meningkatkan kesejahteraan guru dari pendapatan yang bahkan jauh lebih rendah dari buruh bangunan. Dengan cara seperti itu Nadiem Makarim menempatkan guru pada tempat yang mulia sehingga guru hanya berkonsentrasi pada proses pembelajaran untuk menyiapkan anak-anak bangsa di masa yang akan datang.
Prinsip guru tanpa tanda jasa sudah harus diubah mengingat kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari semakin berat dan karena itu guru-guru Indonesia harus ditempatkan pada posisi yang mulia dengan diberikan pendapatan yang layak.
Sebagai upaya dan komitmen serius Ikatan Guru Indonesia untuk menyiapkan guru yang memiliki kompetensi yang tinggi Maka IGI bersedia mengambil tanggung jawab dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru tanpa harus diberikan anggaran.
Ikatan Guru Indonesia hanya membutuhkan legitimasi agar pelatihan apapun yang dilakukan oleh Ikatan Guru Indonesia diakui dan mendapat penghargaan yang layak dari pemerintah.
*Penulis adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia