Depoedu.com – Kasus demam berdarah dengue ( DBD) beberapa hari terakhir meningkat drastis. Dinas kesehatan (Dinkes) kemudian mengeluarkan berbagai cara untuk mencegah kasus ini semakin banyak. Salah satu cara yang digunakan oleh Dinkes adalah fogging atau pengasapan. Sayangnya, cara ini juga sering dianggap kurang efektif memberantas nyamuk pembawa virus dengue, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Meski sudah dilakukan fogging, sering kali nyamuk-nyamuk itu tidak jera dan masih ada di sekitar rumah.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Demam berdarah DBD dulu disebut penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana tulang terasa retak. Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian.
Saat musim hujan seperti ini kita harus lebih waspada agar tak terjangkit penyakit tersebut. Berbagai upaya pencegahan pun dilakukan misalnya dengan melakukan fogging, istirahat cukup, 3M plus, dan lainnya. Hanya saja kadangkala serangan demam berdarah dengue (DBD) tak dapat terhindarkan. Selain cara pencegahannya, kita juga wajib paham tentang penyakit ini termasuk dengan fase-fase berbahayanya DBD.
- Fase demam
Biasanya masa inkubasi kurang lebih tujuh hari hingga muncul gejala. Muncul panas tinggi mendadak, ini terjadi terus-menerus selama dua sampai tujuh hari. Panas tinggi atau demam biasanya disertai dengan penurunan nafsu makan, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut dan nyeri pada ulu hati.
- Fase kritis
Setelah melalui fase demam, suhu tubuh pasien akan berangsur menurun dan kondisi tubuh mulai membaik. Kondisi ini bukan berarti pasien sudah sembuh. Justru pasien memasuki masa kritis. Caregiver atau perawat tak boleh abai dan membiarkan pasien beraktivitas seperti biasa. Pasien perlu dipantau dan bila perlu dibawa ke rumah sakit terdekat. Jika dibiarkan bisa terjadi manifestasi pendarahan seperti pendarahan pada hidung dan gusi, berak darah, muntah darah. Pada anak, fase kritis bisa disertai dengan dehidrasi.
Pada titik ini pasien bisa konsumsi jus jambu biji.
- Fase penyembuhan
Ketika masa kritis sudah berhasil dilewati, umumnya pasien merasakan demam tetapi tak perlu khawatir sebab pasien memasuki masa penyembuhan. Pasien harus tetap diberi asupan cairan. Secara berangsur trombosit akan naik, nafsu makan kembali normal, penurunan rasa nyeri dan fungsi diuretik membaik. (Oleh: Celly Beto / Foto: blogerpurworejo.com)