Depoedu.com-Saat ini kita sangat mudah menemukan informasi tentang berbagai hal, mulai dari hal yang paling baik sampai hal yang paling tidak baik melalui gadget, asal terkoneksi dengan internet, untuk berbagai keperluan. Mulai dari keperluan pekerjaan hingga sekedar menghibur diri.
Ketika terkoneksi dengan internet, gadget menjadi sarana komunikasi, menjadi sarana penyebaran informasi, menjadi sarana promosi untuk berbagai hal, baik untuk promosi kebaikan bahkan untuk promosi kejahatan, termasuk untuk upaya hasut menghasut yang sangat efektif.
Selain kegunaannya, gadget juga sangat user friendly, baik bagi orang dewasa maupun bagi anak-anak. Fiturnya didesain untuk memudahkan pengguna profesional, pengguna masyarakat kebanyakan, maupun pengguna anak-anak. Oleh karena itu semua orang dapat menggunakannya, untuk berbagai kepentingan.
Maka manfaat gadget dan internet sangat bergantung pada karakter dan kematangan seseorang. Orang dengan karakter baik dan matang dapat menggunakannya dengan baik meskipun selalu berpeluang untuk integritas diuji.
Konten apapun yang beredar di jaringan internet, dapat diakses oleh semua orang, baik orang dewasa maupun anak-anak. Internet menyediakan peluang untuk bertumbuh sekaligus peluang untuk kehancuran.
Bagi pengguna anak-anak, di sinilah letak bahayanya. Anak-anak punya peluang yang sama besarnya dengan orang dewasa untuk mengakses semua konten dan informasi. Di sinilah diharapkan peran orang tua untuk mendampingi dan mengendalikan anak agar menggunakan gadget untuk pertumbuhan.
Dalam banyak kasus, karena anak tidak dikendalikan, tidak didampingi dengan baik sehingga anak menggunakan gadget terlalu cepat, dalam keadaan belum siap. Banyak anak kemudian menjadi kecanduan berbagai hal buruk, mulai dari game, pornografi bahkan belakangan banyak anak mulai kecanduan judi online.
Meskipun demikian, saat ini melarang anak untuk menggunakan gadget sudah bukan zamannya. Berikut ini, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua agar meskipun anak diizinkan menggunakan gadget namun anak dapat menggunakan secara bertanggung jawab dan produktif:
Baca juga : Mengenal Sembilan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi 2024
- Menunda memberikan gadget hingga anak siap
Meskipun ini bisa dilakukan, namun menunda sampai anak siap bukanlah hal yang mudah. Ini terutama karena di luar rumah anak bertemu dengan anak yang lain yang sikap orang tuanya berbeda. Orang tua tersebut dengan alasannya sendiri mungkin sudah memberikan gadget pada anaknya.
Pertanyaannya, kapan anak siap? Para Psikolog mengatakan bahwa anak siap ketika anak sudah mampu memiliki regulasi diri. Namun itu adalah proses yang harus disiapkan. Artinya orang tua harus mendampingi atau mengajak bicara anak.
Para Psikolog mengatakan, secara psikologis, proses regulasi diri sudah dapat dimulai di usia 6 sampai 10 tahun. Jika anak sudah dapat diajak bicara di usia tersebut dan anak siap melakukan regulasi diri maka pada usia 6 tahun anak sudah dapat diberi gadget oleh orang tua.
- Batasi waktu penggunaan gadget
Meskipun anak sudah diizinkan memiliki gadget tetapi waktu menggunakan gadget harus bisa dibatasi berdasarkan kesepakatan dengan anak. Inilah gunanya kemampuan meregulasi diri, yang berperan dalam pengendalian diri dalam rangka pembatasan penggunaan gadget setiap hari.
Anak harus diajak membagi waktunya antara menggunakan gadget dengan kegiatan penting yang lain. Anak harus sepakat bahwa penggunaan gadget tidak boleh mengganggu kegiatan anak yang lain seperti kegiatan belajar, bermain dengan teman sebaya di luar rumah atau waktu untuk berinteraksi dengan keluarga.
Waktu bermain gadget dalam sehari hendaknya dibatasi hanya 1-2 jam sehari setelah pulang sekolah atau setelah tidur siang. Bila perlu digunakan sebagai mekanisme hadiah pada diri sendiri setelah belajar menyiapkan diri untuk kegiatan besok hari di sekolah.
- Sepakati dengan anak alternatif mengisi waktu luang bermanfaat
Bicarakan dengan anak, tentang kegiatan apa yang dapat dilakukan di luar 1 atau 2 jam yang digunakan untuk main gadget tersebut seperti main dengan teman di taman sebaya kompleks, mengerjakan tugas sekolah, membaca bacaan yang menarik.
Kegiatan tersebut disepakati dengan anak setelah berdiskusi dengan anak. Pertimbangkan minat anak dalam proses menyepakati alternatif kegiatan tersebut. Setelah disepakati, berikan dukungan, misalnya menyiapkan minuman kesukaan anak ketika anak bermain di taman, atau menyiapkan buku bacaan yang bermutu.
Baca juga : Pola Asuh Overprotektif Dan Dampaknya Pada Tumbuh Kembang Anak
- Akses dan pantau penggunaan gadget anak
Sebelum membeli gadget untuk anak, orang tua perlu menyepakati dengan anak, agar gadget anak dapat diakses oleh orang tua, meskipun hanya sementara misalnya sebelum anak menunjukan bahwa dia dapat dipercaya.
Oleh karena itu password-nya harus diketahui oleh orang tua sehingga sewaktu-waktu dapat dipantau. Juga pantau pelaksanaan kesepakatan yang lain, misalnya terkait penggunaan waktunya untuk kegiatan yang lain. Ini diperlukan sebagai bantuan agar anak dapat melakukan proses regulasi diri.
Selain itu, jika anak menyalahgunakan gadget termasuk dalam hal lamanya waktu penggunaan atau digunakan untuk melihat konten yang tidak sesuai dengan umur, anak dapat segera didampingi.
- Orang tua menjadi role model
Menjadi role model merupakan hal yang paling penting karena sangat menentukan efektivitas pendampingan dalam menggunakan gadget secara produktif. Jangan sampai orang tua melarang anak menggunakan gadget sepanjang waktu tetapi orang tua menggunakan gadget sepanjang waktu.
Pada saat bersama-sama dengan anak, orang tua harus bebas dari gadget. Tunjukkan bahwa anak lebih penting dari gadget. Selain itu pada saat mengemudi, jangan sambil menggunakan gadget, tunjukkan bahwa keselamatan mereka jauh lebih penting.
Itulah lima hal penting dilakukan agar anak dapat menggunakan gadget secara positif dan produktif, termasuk tidak kecanduan hal-hal negatif di internet seperti game, pornografi dan judi online.
Meskipun demikian, hal-hal tersebut bukanlah hal yang mudah dilakukan. Diperlukan kesabaran dan konsistensi orang tua dalam melaksanakan. Pasti ada banyak tantangan yang dihadapi dalam proses tersebut. Selamat mendampingi.
Foto: Fimela