Depoedu.com-Sejak kecil, seorang anak memerlukan kelompok sosial sebaya yang lain. Anak perlu memasuki kelompok sebaya tersebut dan berinteraksi dengan kelompok sebayanya untuk pertumbuhannya secara emosional dan sosial.
Tidak semua anak ternyata dapat melakukannya dengan baik. Ada anak yang cepat masuk dalam kelompok teman sebayanya, namun ada anak yang perlu waktu lebih lama. Menurut ahli perkembangan anak, lama atau cepatnya anak memasuki kelompok teman sebayanya tergantung rasa percaya diri anak.
Anak yang memiliki rasa percaya diri, akan cepat dapat memasuki dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Sebaliknya anak yang kurang memiliki rasa percaya diri, membutuhkan waktu lebih lama.
Karena masuk dalam kelompok teman sebaya dan berinteraksi merupakan kebutuhan pertumbuhan anak, maka anak perlu segera dibantu untuk melakukannya.
Namun orang tua perlu paham terlebih dahulu, mengapa seorang anak tidak memiliki rasa percaya diri? Berikut ini sejumlah faktor penyebab menurut para ahli perkembangan anak, seperti dilansir pada laman CNBC Indonesia:
Baca juga : Pengembangan Kelas Khusus Siswa Berbakat Seni
- Perhatian dari orang tua
Rasa percaya diri itu merupakan hasil belajar anak tentang sikap orang lain terhadapnya, terutama orang-orang penting bagi anak, seperti orang tua dan tokoh penting lainnya, termasuk saudara kandungnya.
Salah satu sikap orang-orang penting bagi anak yang menumbuhkan rasa percaya diri anak adalah perhatian. Dan perhatian ini dalam berbagai bentuk sejak anak lahir. Jika popok anak basah, dia menangis, dan orang tua segera datang membantu, itulah bentuk perhatian tersebut.
Ketika anak sering kesepian, ketika saat penting anak yang membutuhkan kehadiran orang tua, karena sibuk bekerja, orang tua tidak hadir, itu adalah bentuk anak tidak mendapat perhatian.
Atau anak dibandingkan dengan saudaranya di mana saudaranya lebih baik dalam perbandingan tersebut. Anak belajar dari semua ini, kemudian menyimpulkan dirinya secara negatif. Inilah yang membentuk rasa percaya dirinya.
- Anak terlalu dikekang
Kekangan terhadap anak sering kali terjadi karena orang tua terlalu protektif terhadap anak. Takut terjadi sesuatu pada anak, orang tua melarang anak untuk melakukan berbagai hal. Akibatnya anak menjadi tidak mandiri dan tidak percaya diri.
- Kurang pendampingan dari orang tua
Anak yang didampingi adalah anak yang orang tuanya mengetahui apakah dia sedang mengalami kesulitan, masalah, atau sedang berhasil. Jika anak dalam kesulitan orang tua turun tangan, membantu hingga anak mampu mengatasi kesulitannya. Jika sedang berhasil, anak diapresiasi oleh orang tua secara proporsional.
Baca juga : Dua Soft Skills Ini Mengantar Anak Untuk Sukses. Sekolah Bagus Bukan Jaminan Sukses Anak?
Jika anak berjuang sendiri ketika bermasalah, ketika berhasil dia tidak diapresiasi, ia akan merasa sendiri, dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan rasa percaya dirinya.
- Kurang percaya diri karena faktor lingkungan
Banyak anak yang rasa percaya dirinya tidak tumbuh karena hidup di lingkungan yang buruk. Lingkungan selalu melihat bahkan menilai penampilan anak dari segi negatif.
Atau lingkungan yang selalu memberi perlakuan apriori pada anak. Anak selalu dilihat kesalahannya pada masa yang lalu. Perkembangan positifnya tidak diapresiasi. Atau anak dibully, atau direndahkan.
Rasa percaya diri anak tidak akan bertumbuh dalam situasi lingkungan seperti itu.
Itulah empat faktor yang menyebabkan rasa perccaya diri anak tidak tumbuh. Guru dan orang tua harus menciptakan iklim yang lebih positif untuk menumbuhkan anak, dengan memperbaiki empat faktor di atas.
Foto:Bidanku.com
[…] Baca juga : Jika Anak Kurang Percaya Diri, Perbaiki Empat Faktor Ini […]
[…] Baca juga : Jika Anak Kurang Percaya Diri, Perbaiki Empat Faktor Ini […]
[…] Baca Juga: Jika Anak Kurang Percaya Diri, Perbaiki Empat Faktor Ini […]