Depoedu.com – Guru dan perawat adalah dua profesi yang menurut banyak kalangan over load di Kabupaten Flores Timur. Kedua profesi penting ini ditengarai memiliki nasib yang belum berpihak kepada mereka.
Profesi sebagai guru honor di sekolah misalnya harus menerima gaji sekitar 350.000 per bulan. Gaji yang diterima jika wadah Persatuan orangtua Murid (POM) memiliki dana yang cukup, jika tidak maka para guru ini harus menunggu sampai tiga bulan baru bisa menerima.
Kondisi ini akan terasa berat jika guru honor itu belum memiliki tanggungan apa –apa, apalagi kalau sudah memiliki keluarga anak dan istri, tentu sangat memberatkan bagi mereka.
Sehubungan nasib guru ini sempat mengemuka dalam suatu diskusi terbatas di sekretariat Angkatan Muda Adonara (AMA) Jakarta. Pendiri Ama Jakarta, Hendrikus Hali Atagoran mengungkapkan hal tersebut dalam suatu kesempatan diskusi terbatas belum lama ini di Jakarta.
Baca Juga: Mulai Dari Profesi Guru, Mereka Merintis Bisnis Dan Sukses
Oleh karena kondisi negara dalam situasi seperti ini, membuat guru hanya berpasrah dengan nasib, memilih tugas itu sebagi jalan pengabdian. Meskipun demikian semangat guru ada yang memang luar biasa karena dengan ikhlas menunggu hingga bulan ketiga lalu menerima gaji yang dirapel.
Tugas sebagai guru di sekolah layaknya diberikan penghargaan atau diapresiasi karena memiliki peran sangat strategis, sebab pengabdian mereka itu untuk membentuk dan mencerdaskan anak-anak di kampung halaman “lewotana”. Lalu bagaimana dengan gaji atau honor mereka yang kadang tersendat itu?
Anggota DPRD Flores Timur, Fraksi Partai Gerindra, Muhidin Demon Sabon, SH ketika dihubungi dari Jakarta, belum lama ini menjelaskan jumlah guru honor di Flotim saat ini mencapai 1. 381 orang yang mengabdi di tingkat satuan pendidikan PG, TK, SD, SMP dan SMA/SMK.
Baca Juga: Menembus Batas, IGI Flores Timur Melayani Hingga Ke Daerah Terpencil
Ia mengakui nasib mereka memang masih sangat memprihatinkan karena belum diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Sebagai anggota DPRD ia terus mendorong untuk agar mereka mendapatkan gaji yang laik dimana dari jumlah tersebut, ada yang memang diterima sebagai honor daerah.
Upaya lainnya kata, Muhidin Demon, secara kelembagaan pihaknya telah menyurati pemerintah dalam ini Presiden RI dan anggota DPR RI untuk dapat memberikan perhatian terhadap guru-guru sehingga dapat ditingkatkan menjadi ASN. “Hal ini kita sudah melakukan dengan mengirim surat kepada pemerintah pusat,’’ kata Demon Sabon.
Sementara itu, ia juga menyambut baik terpilihnya Ketua PGRI Kab Flores Timur, Maksimus Masan Kian bebarapa waktu lalu. Dengan wajah kepengurusan organisasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan Flores Timur pada umumnya.
Baca Juga : Billy Mambrasar Pemuda Papua Pertama Yang Menjadi Mahasiswa Harvard University
Seperti yang diwartakan di laman facebook milik ketua PGRI Flotim, salah satu program yang mendesak di sana adalah memberikan perhatian khusus terhadap guru honor di wilayah itu sehingga, mereka dapat meningkatkan profesionalitas sebagai abdi negara.
Saat yang bersamaan akan dilakukan rekrumen guru Pegawai pemerintah Perjanjian kerja (PPPK) yang menurut rencana akan dilakukan dalam tahun 2021, termasuk tenaga guru honorer kategori 2 yang terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
‘’Kita semua berharap usaha ini bisa mendapat tanggapan pemerintah. Jadi bukan hanya guru honor di Flores Timur saja tetapi guru honor yang ada di seluruh pesolosok tanah air yang mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan demi mencerdaskan anak-anak,’’ tandas Muhidin Demon.
Foto: Muhidin Demon Sabon SH, anggota DPRD Flores Timur dari Partai Gerindra