Depoedu.com – Asesmen nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. Ada tiga tujuan utama dari asesmen nasional, yaitu: Mendorong guru mengembangkan kompetensi kognitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh.
Menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Memberi gambaran tentang karakteristik esensial sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Asesmen Nasional tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.
Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi.
Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.
Baca Juga: Menjadi Guru Pembelajar
Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bantuk angka atau secara kuantitatif.
Bagian kedua dari Asesmen Nasional adalah survei karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Bagian ketiga dari Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
Beberapa hari lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah memutuskan menunda pelaksanaan Asesmen Nasional 2021 dari jadwal semula pada Maret-April menjadi September-Oktober.
Alasannya apalagi kalau bukan pandemi Covid-19. “Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan cenderung meningkat, juga aspirasi masyarakat untuk belajar dari rumah,” ujar Nadiem dalam rapat kerja di DPR pada Rabu 20 Januari 2021.
Baca Juga: Basa-Basi Asesmen Nasional?
“Karena situasi pandemi yang relatif meningkat, kami sudah memutuskan, Kemendikbud sudah memutuskan untuk menunda pelaksanaan Asesmen Nasional dengan target jadwal baru, yaitu September dan Oktober 2021,” kata Nadiem dalam rapat bersama Komisi X DPR RI melalui daring, Rabu (20/1/2021).
Menurut Nadiem, penundaan ini guna memastikan kesiapan Kemendikbud untuk menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan perhelatan pendidikan pengganti Ujian Nasional (UN) itu. Sehingga dapat menjamin keamanan pelaksanaan AN itu sendiri.
“Untuk memastikan bahwa persiapan kita, baik dari protokol kesehatan, persiapan logistik dan infrastruktur lebih optimal lagi untuk memastikan bahwa protokol kesehatan itu terjaga dan keamanan siswa terjadi,” ucapnya.
Kendati terjadi penundaan, kata Nadiem, AN harus tetap dilakukan pada 2021 meskipun sepanjang tahun ini pembelajaran relatif tidak optimal akibat pandemi.
“AN tetap penting dilakukan karena Kemendikbud membutuhkan informasi mengenai kondisi pendidikan nasional untuk dasar pemberian bantuan,” ujarnya.
Baca Juga: Mewaspadai Komersialisasi Asesmen Nasional Oleh Lembaga Bimbingan Belajar Dan Sekolah
Adapun pembahasan terkait AN akan dimulai kembali pada Maret hingga April 2021. Pihaknya akan kembali melaksanakan rapat koordinasi, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis persiapan AN.
“Sementara, pada April hingga Agustus 2021 akan dilakukan simulasi asesmen nasional di satuan pendidikan. Dengan begitu, pada September dan Oktober, AN siap untuk diselenggarakan,” imbuhnya.
Terkait penundaan tersebut, Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah meminta, Kemendikbud lebih memaksimalkan sosialisasi AN. Sebab, program pengganti Ujian Nasional (UN) ini tidak akan mudah untuk dilakukan, jika sosialisasi tidak maksimal. Mengingat, kondisi geografis Indonesia yang ada sangat luas dan beragam.
Lantas apakah dampak penundaan Asesmen bagi siswa, guru, dan sekolah? Dampaknya sekolah dan semua elemen fokus pada kesehatan dan penghentian wabah virus korona yang semakin hari mengalami peningkatan. Fokus ini tentu kebaikan semua pihak. Pemerintah menyadari bahwa ini adalah pilihan yang paling bijak untuk kebaikan bersama.
Foto: papua.antaranet.com