Depoedu.com – Agar otak anak berkembang dengan baik pada masa balita, otak tidak hanya diberi asupan nutrisi, otak pun memerlukan stimulasi dan interaksi. Ini disampaikan oleh Head of Early Childhood Education Development Tanoto Foundation, Eddy Hendry, seperti dikutip oleh Kompas.com.
Salah satu bentuk stimulasi yang penting dan sangat dianjurkan adalah dengan membacakan cerita atau mendongeng. Ini sangat bagus dikerjakan oleh orang tua anak sendiri atau tokoh lain pengganti orang tua.
“Membacakan cerita bukan hanya melatih kemampuan kognitif tetapi juga mendekatkan relasi antara anak dan orang tua,” tegas Eddy.
Jika dilakukan dengan baik, membacakan cerita juga dapat menjadi sarana pengembangan karakter, bahkan empati pada anak, misalnya ketika bacaannya diseleksi dengan baik oleh orang tua.
Baca Juga : Menumbuhkan Sikap Empati Lewat Gerakan Literasi
Selain hal-hal di atas, membacakan cerita dan mendongeng juga merupakan cara untuk mengembangkan kreativitas anak, dan cara yang efektif untuk menumbuhkan minat baca anak.
Meskipun bermanfaat, hingga kini kebiasaan baik ini belum dilakukan oleh banyak orangtua. Kondisi ini bahkan berlanjut hingga ke Taman Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
Harusnya membacakan cerita masih perlu didorong di Taman Bermain dan Taman Kanak-Kanak bahkan hingga ke SD kelas satu dan dua. Ini menyebabkan minat baca tidak terbentuk dengan baik, otak tidak terstimulasi dengan baik dan tidak bertumbuh maksimal pada salah satu masa peka pertumbuhannya.
Inilah yang menjelaskan mengapa gerakan literasi yang dilakukan mulai di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah tidak menampakkan hasil yang memuaskan.
Apa yang perlu diperbaiki
Otak adalah organ yang sangat penting, pusat hidup matinya manusia, dan menentukan kualitas hidup manusia. Ini sangat ditentukan oleh bagaimana otak dikembangkan.
Setiap anak yang terlahir sehat, pada otaknya terdapat 100 milyar sel otak. Masing-masing sel tersebut dapat menciptakan 20.000 koneksi. Jumlah koneksi menggambarkan kecerdasan seseorang. Semakin banyak koneksi, semakin seseorang menjadi cerdas.
Baca Juga : Menyiapkan Anak Memasuki Sekolah Yang Baru
Koneksi tersbut hanya muncul ketika seseorang mengalami rangsangan yang berkualitas, misalnya ketika orangtua membacakan cerita. Ketika pengajaran di sekolah berisi proses berpikir, proses konstruksi pengetahuan baru, ketika anak terlibat dalam upaya memecahkan masalah.
Rahasia kerja otak ini tidak diketahui oleh banyak orang tua bahkan oleh guru-guru yang kerjanya adalah membantu murid belajar. Dan proses belajar adalah proses mental yang berpusat pada bagaimana otak bekerja. Ini adalah salah satu pokok masalahnya.
Berikut ini tiga usul untuk memperbaiki situasi tersebut :
Pertama, semua calon pasangan orang tua harus dibekali dengan pengetahuan tentang otak. Bahwa otak adalah sentral pertumbuhan anak. Untuk pertumbuhannya otak memerlukan asupan makanan bergizi.
Di samping makanan bergizi, otak memerlukan rangsangan untuk pertumbuhannya. Salah satu cara merangsangnya ketika anak masih balita adalah dengan membacakan cerita dan atau mendongeng.
Kedua, memasukkan ilmu tentang otak ke dalam kurikulum yang harus dipelajari di Fakultas Ilmu Pendidikan. Hingga sekarang, di Fakultas Ilmu Pendidikan, studi tentang otak manusia hanya dipelajari sambil lalu dan tidak mendalam.
Ini menyebabkan pengetahuan guru tidak mendalam tentang otak, padahal pekerjaan utama guru adalah mengupayakan latihan berpikir, latihan kreativitas, latihan memecahkan masalah, yang semuanya berpusat di otak, dan terkait dengan cara kerja otak.
Ketiga, mengubah praktek dan orientasi pendidikan dan pengajaran di Taman Bermain, Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar kelas 1 dan kelas 2. Orientasi belajar di Taman Bermain dan Taman Kanak-Kanak adalah membentuk School Maturity dan School Readiness pada anak.
Dalam rangka pembentukan School Readiness, pembentukan minat baca menjadi orientasi yang sangat penting. Oleh karena itu membacakan cerita dan mendongeng merupakan aktivitas yang sangat penting.
Pembentukan minat baca masih menjadi orientasi yang penting hingga anak memasuki SD kelas 1 dan kelas 2. Jika minat baca telah diletakkan dengan baik, akan lebih matang dan lebih siap menjalani prose skolastik di kelas 3 dan seterusnya dengan baik.
Baca Juga : Empat Strategi Guru Tumbuhkan Minat Baca Siswa SD
Maka membacakan cerita dan mendongeng masih perlu dilakukan hingga di kelas 1 dan 2.
Demikian tiga hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan otak anak lebih maksimal. Membuat anak menjadi lebih matang menjalani proses skolastik di SD dan selanjutnya. Anak bahkan memiliki landasan untuk belajar sepanjang hayat.
Foto : jatimtimes.com
Untuk bisa menghasikan harapan para pakar …sedari awal calon ibu-bpk itu sudah di bekali di KUA …para guru TK/SD itu harus mendapatkan bintek tentang hal itu+lagi para guru dan calon ora g tua memepelajari dibuku baik bacapinjam atau beli d bookstore
Cuma apakah pembekalan di KUA juga termasuk pengetahuan penting tentang mendidik anak termasuk bagaimana merangsang pengembangan otak dan minat baca masarakat kita masi payah.
[…] Baca Juga : Apa Saja, Tiga Agenda Penting Untuk Pengembangan Otak? […]