Depoedu.com – Kegiatan belajar tidak hanya menekankan aspek menghafal, melainkan siswa harus memahami apa yang mereka pelajari. Pemahaman sangat diperlukan untuk mempelajari segala bidang keilmuan, termasuk keterampilan memahami isi bacaan. Bahan bacaan dapat berupa media cetak, maupun elektronik. Hasil penelitian oleh PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta. pada keterampilan membaca (Faizah, dkk: 2016).
Sekolah Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecapakan ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut.Tanpa penguasaan tersebut bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan .
Membaca di Sekolah Dasar merupakan landasan bagi tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai kemamuan yang mendasari tingat pendidikan selanjutnya, maka membaca perlu mendapat perhatian guru, sebab jika dasarnya tidak kuat pada tahap pendidikan berikutnya siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan.
Masalah minat baca sampai saat ini masih menjadi tema yang cukup aktual. Tema ini sering dijadikan topik pertemuan ilmiah dan diskusi oleh para pemerhati dan para pakar yang peduli terhadap perkembangan minat baca Indonesia. Namun hasil tersebut belum memberikan suatu rekomendasi yang tepat bagi perkembangan yang signifikan terhadap minat baca masyarakat.
Upaya menumbuhkan minat baca bukannya tidak dilakukan. Pemerintah melalui lembaga yang relevan telah mencanangkan program minat baca. Hanya saja yang dilakukan oleh pemerintah maupun institusi swasta untuk menumbuhkan minat baca belum optimal.
Empat strategi menumbuhkan minat baca
a. Jangan paksa anak
Menumbuhkan minat baca anak bukan berarti memaksa anak untuk mengikuti apa kata guru , yakni harus banyak membaca di waktu senggangnya. Usia anak-anak masih doyan bermain dan beraktivitas di luar rumah bersama teman-temannya. Setiap hari guru bisa mengajak anak untuk membaca bersama di kelas, tanpa memaksanya. Jika anak-anak belum mau, guru bisa merangsang keinginannya dengan rayuan menarik. Diharapkan anak akan tertarik membaca,
b. Jadikan diri Anda contoh untuk anak
Ada baiknya guru sebagai orangtuanya juga menjadikan membaca sebagai rutinitas. Apabila anak sering melihat guru membaca buku, sangat mungkin anak akan menirunya. Terlebih, saat guru membaca buku anak-anak, bisa menceritakan kepadanya bahwa buku yang tengah guru bacakan akan sangat seru. Anak pun akan penasaran untuk membacanya.
c. Koleksi Buku
Coba pikirkan rak buku yang ada di sekolah , apakah keberadaan rak tersebut memiliki sesuatu yang bisa menarik perhatian anak Anda? Jika tidak, cobalah untuk sedikit berinvestasi membeli sejumlah koleksi untuk bahan referensi anak. Perhatikan bahwa buku yang dbeli harus menarik perhatian anak kecil, seperti buku warna-warni dengan gambar yang penuh dengan animasi. Atau bisa membawa anak-anak ke toko buku dan biarkan mereka memilih buku yang mereka inginkan namun tetap menghindari tokoh kekerasan pada buku komik.
d. Luangkan waktu khusus untuk membaca
Coba luangkan waktu 30 menit hingga 1 jam untuk membaca buku apapun. Jika terasa berat, bisa juga coba mulai dari 10 menit, lalu bertambah 20 menit, yang penting konsisten. Dengan demikian, anak akan terbiasa membaca, dan akan terbawa hingga dewasa. (Foto: theconversation.com)