Belajar Dari Anak-Anak SMPS St. Isodorus Lewotala Flores Timur

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Antara harapan dan keluhan masih menjadi persoalan serius tatkala berbicara terkait proses pembelajaran di masa covid-19. Tentu sebagai pendidik, persiapan untuk melakukan proses pembelajaran baik itu luring maupun daring sudah disiapkan.

Begitu juga orang tua dari peserta didik, harus diberi pemahaman terlebih dahulu terkait cara atau strategi dari para pendidik dalam membelajarkan anak-anaknya di masa covid-19. Karena apabila baik pendidik maupun orang tua saling bekerja sama, maka anak-anak akan senang dan menikmati belajarnya, baik di sekolah maupun di rumah.

Situasi ini yang dialami sekelompok anak-anak SMP Katolik St. Isidorus Lewotala yang berasal dari Desa Painapang, Kecamatan Lewolema. Ketika menerima tugas projek dari guru Matematika dengan sistem daring, Michel dan kawan-kawan selalu bekerja sama di rumahnya.

Michel menceritakan bahwa kedua orang tuanya sudah memasang jaringan wifi. Lebih lanjut Michel menegaskan “Tapi tidak gratis Pak, 1 jam Rp 3.000”. Sekalipun berbayar, tidak melunturkan niat anak-anak untuk belajar.

Mereka dengan cara mereka, ada yang tidak punya handphone, tidak punya pulsa, bergabung untuk belajar bersama. Bergabung selama 1 jam mengerjakan tugas menggunakan jaringan wifi. Keadaan seperti ini belum dijumpai di desa-desa sekitar, lantaran kondisi ekonomi yang serba pas-pasan.

Baca Juga : Pembelajaran Dalam Jaringan Ala SMPS St. Isodorus Lewotala

Namun sekelompok anak-anak ini mengajarkan kita untuk bekerja sama, saling membantu. Sehingga teman mereka yang tidak mempunyai handphone, tetap dapat ikut belajar. Dalam keadaan ekonomi yang serba pas-pasan, gotong royong  dapat menjadi jalan keluar  mengatasi masalah belajar anak di masa covid.

Nilai lain yang mereka praktekkan adalah, mereka belajar bertanggung jawab.  Jika mereka bukan anak-anak yang bertanggung jawab, situasi yang berkekurangan bisa jadi alasan untuk menyerah. Mereka tetap memilih menyelesaikan tugas.

Ini sekaligus membuat kita melihat bahwa anak-anak ini adalah anak-anak yang proaktif. Mereka mencari cara untuk menyelesaikan masalah dan belajar menyelesaikan masalah.  Latihan untuk proaktif dan latihan untuk menyelesaikan masalah adalah keterampilan yang sangat diperlukan di dunia kerja kelak.

Melalui pembelajaran dengan pendekatan proyek yang nampaknya belum direncanakan dengan baik saja, anak-anak sudah belajar sangat banyak nilai penting  selain penguasaan pengetahuan. Pengalaman belajar mereka, akan menjadi lebih utuh jika hasil kerja mereka dipresentasikan  dalam kesempatan diskusi kelas.

Mereka jadi belajar keterampilan lain yang juga penting pula, yaitu keterampilan public speaking dan belajar mempertanggungjawabkan apa yang menjadi hasil kerja mereka. Ini adalah esensi lain dari belajar leadership. Bukankah mereka adalah calon pemimpin masa depan?

Baca Juga : SMPS St. Isidorus Lewotala : Satu Jam Bersama Duta Rumah Belajar Nasional Dari NTT

Semua pengalaman belajar ini dialami oleh anak-anak karena guru menggunakan pendekatan proyek dalam disain belajar untuk mereka. Dan ternyata, mengajar  dengan pendekatan proyek dapat juga dilakukan ketika fasilitas  sekolah masih jauh dari lengkap.

 Oleh karena itu, jangan ragu-ragu mendisain proses belajar dengan menggunakan  pendekatan proyek jika ingin anak-anak belajar lebih maksimal. Dan mutu sekolah memang bergantung pada kualitas belajar anak-anak.

Foto : lampos.co

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
5 Comments
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
Paul Tukan
Paul Tukan
4 years ago

Terima kasih sdh muat tulisan saya

Sipri peren
4 years ago
Reply to  Paul Tukan

Selamat datang di dunia Ide. Mari kita hidupkan Narasi Pendidikan untuk mendidik lebih baik.

trackback

[…] Baca Juga : Belajar Dari Anak-Anak SMPS St. Isodorus Lewotala Flores Timur […]

trackback

[…] Baca Juga : Belajar Dari Anak-Anak SMPS St. Isodorus Lewotala Flores Timur […]