Depoedu.com – Covid-19 membuat banyak sekolah, meniadakan upacara bendera dalam rangka hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75. Namun tidak bagi sekolah Candle Tree. Sekolah ini tetap menyelenggarakan upacara bendera, meskipun upacara tersebut dilakukan secara virtual.
Biasanya upacara bendera tersebut diikuti oleh semua unit, mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA. Karena keterbatasan platform Zoom meeting yang hanya dapat menampung 300 partisipan, maka unit TK, SD, SMP, dan SMA menyelenggarakan upacara bendera secara virtual sendiri-sendiri.
Bagi sekolah Candle Tree, menyelenggarakan upacara bendera dalam rangka peringatan hari kemerdekaan, adalah proses yang penting, di mana sekolah menggunakan peristiwa upacara bendera tersebut untuk menanamkan banyak nilai penting.
Di samping nilai seperti nasionalisme dan patriotisme, upacara bendera pun digunakan untuk mengembangkan kreativitas dan leadership murid.
Baca Juga : Menjadi Remaja Efektif Ala SMA Candle Tree
Oleh karena itu di unit SMP dan SMA, OSIS diserahi tanggung jawab merencanakan dan menyiapkan upacara bendera secara virtual tersebut, didampingi pula oleh para guru.
Oleh karena itu, OSIS SMA ditantang untuk merancang upacara bendera dalam rangka peringatan HUT kemerdekaan secara kreatif, dengan memadukan antara video yang direkam sebelumnya dan kegiatan live. Mereka mampu mengkoordinasi kegiatan live tersebut dengan sangat rapi sehingga hasilnya sangat memuaskan.
Meskipun upacara bendera secara virtual baru pertama kali diselenggarakan, namun upacara bendera tersebut berlangsung secara hikmat dan tertib.
Bersatu untuk Membangun
Salah satu hal yang berbeda dan khas dari sekolah Candle Tree inspektur dari setiap upacaranya adalah murid, bukan guru. Ini adalah salah satu bentuk implementasi dari gagasan school leadership yang dikembangkan oleh sekolah ini.
Oleh karena itu, setiap tahun yang ditunggu-tunggu oleh guru dan murid dalam upacara bendera peringatan HUT Kemerdekaan adalah amanat inspektur upacara. Pada upacara bendera kali ini, yang menjadi inspektur upacara adalah Bill Ritchie, murid kelas XII IPA 2.
Bill Ritchie, murid kelas XII IPA 2, dalam pidatonya mengingatkan beberapa hal berkaitan dengan situasi saat ini dan bagaimana sikap kita dalam menghadapinya.
Mengutip pernyataan Soekarno dalam pidatonya, 10 Nopember 1962, dikatakan bahwa perjuangan saya lebih mudah karena mengusir penjajah. Musuh saya jelas yaitu para penjajah, tetapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.
Kemudian inspektur upacara menambahkan, “untuk zaman sekarang perjuangan kita jauh lebih sulit lagi. Kita tetap harus hadapi meski sulit melawan, karena musuh kita tidak kelihatan”.
Baca Juga : Transformasi Gagasan School Leadership Di Candle Tree School
Ibarat corona, kita sepertinya berperang melawan musuh yang tidak kelihatan. Kita hanya bisa menerima sebagai teman. Untuk mengatasinya, kita harus menaikkan imun tubuh kita.
Demikianlah kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan. Perubahan dan perkembangan zaman membawa serta dampak negatif dan itu sebagai musuh kita yang tidak kelihatan.
Kita tidak bisa melawan, hanya bisa menerima sebagai teman. Untuk mengatasinya, kita harus menaikkan imun tubuh kita.
Pada akhir amanatnya, Bill mengajak, menaikkan imun tubuh kita. Untuk “Indonesia Maju”, kita perlu kerjasama tanpa membedakan agama, suku, budaya, status sosial. Indonesia maju menuntut kita bersatu untuk memajukan negeri ini.
Kepada ibu, bapak guru, kami mau berjanji kepada negeri ini untuk 10 tahun yang akan datang. Pada waktu itu tonggak kepemimpinan ada di tangan kami. Kami mau bersatu dengan semua untuk membangun “Indonesia Maju”
Pemberian Beasiswa
Yayasan Kasih Sehati, Yayasan yang menaungi sekolah Candle Tree. Setiap tahun, pada upacara bendera peringatan HUT RI, memberikan beasiswa bagi 3 murid SD kelas I, 3 murid SMP kelas VII, 3 murid SMA kelas X. Tahun ini Yayasan tetap konsisten memberikan beasiswa tersebut kepada tiga orang murid SD yakni Graciella Mauren, kelas IC, Crystal Mathaya Ricardo kelas IB, dan Kean Pilar Mardika murid kelas IB.
Tiga murid penerima beasiswa dari SMP adalah Nathaniel Satrio Wicaksono kelas VIIC, Calista Chery Granad kelas VIIC, dan Hizkia Boand Unendo Pardede dari kelas VIIB.
Sedangkan tiga murid penerima beasiswa dari SMA ialah Jovanka Kezia Nathania dari kelas X IPA 1, Casey Audrey dari X IPA 1 da Marcella Yahya dari kelas X IPA 2.
[…] Baca Juga : Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia Secara Virtual Yang Bermakna […]