Depoedu.com – Hampir satu dasawarsa ini Sekolah Candle Tree memutuskan memilih leadership sebagai diferensiasi. Memilih leadership sebagai diferensiasi berarti Sekolah Candle Tree dengan sengaja menggunakan semua sumber daya, menggunakan segala sarana untuk membentuk semua muridnya menjadi pemimpin. Dalam rangka membentuk murid menjadi pemimpin tersebut, banyak upaya telah dilakukan, diantaranya agar murid mengerti konsep kepemimpinan kristiani juga untuk membekali murid dengan soft skill seorang seorang pemimpin. Ini diupayakan melalui pengajarannya, hingga berbagai proyek yang harus dikerjakan murid secara berjenjang, baik di SD, SMP, maupun SMA.
Model Transformasi
Sejak tahun ajaran 2018-2019, Sekolah Candle Tree memasukkan subjek penelitian ke dalam kurikulumnya, baik secara mandiri maupun terintegrasi dengan bidang studi yang telah ada. Ini adalah bagian dari upaya mencetak pemimpin dengan keterampilan leadership plus.
Jika selama ini murid hanya dibekali dengan soft skill seperti keterampilan komunikasi, kemampuan kerja sama/kolaborasi, kreativitas, kemampuan menghadapi tekanan, disiplin, proaktif, maka melalui penelitian kami hendak mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, membentuk sikap objektif, dan membentuk kompetensi literasi pada murid. Karena penelitian dapat jadi sarana yang fungsional dan produktif untuk mengembangkan minat baca dan keterampilan menulis.
Orientasi penelitian di SD lebih kepada upaya melatih kemampuan komunikasi murid, menumbuhkan rasa ingin tahu dan kegemaran membaca. Sedangkan orientasi penelitian di SMP adalah meletakkan dasar pembentukan sikap ilmiah, memantapkan kemampuan komunikasi dan belajar merancang penelitian sederhana tahap demi tahap, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, mengkomunikasikan, dan mempertanggungjawabkan hasil penelitian.
Sedangkan orientasi penelitan di SMA adalah memantapkan penguasaan tahap demi tahap penelitian, melatih murid menemukan dan merumuskan topik-topik yang menarik, melakukan penelitian, mempertanggungjawabkan hasil penelitian. Diharapkan proses penelitian di SMA menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi pengatasan masalah hidup manusia. Ujung dari semua proses ini adalah kegiatan Sains Fair yang diselenggarakan oleh Sekolah Candle Tree di mana portofolio pembelajaran penelitian dipamerkan.
Sains Fair Candle Tree School
Tanggal 29 dan 30 Maret yang lalu, Sekolah Candle Tree menyelenggarakan Sains Fair sebagai ajang untuk menampilkan hasil penelitian, baik yang sederhana hingga penelitian yang bersifat serius. Misalnya di SMA, kelompok yang beranggotakan Clemen, Rahel. dan Wilson, murid kelas XI IPA, meneliti tentang pemanfaatan ekstrak tannin pada kulit buah rambutan untuk mencegah korosi pada besi.
Kelompok lain meneliti tentang bagaimana membuat piring wadah makanan yang dapat dimakan. Bahan piring mengandung karbohidrat berprotein tinggi. Menurut kelompok peneliti yang terdiri dari Berlian, Stefani, dan Michelle, ini adalah salah satu upaya ramah lingkungan. Karena selain mengurangi pekerjaaan mencuci piring yang menggunakan detergen pencemar lingkungan, piring yang bisa dimakan juga akan mengurangi produksi piring dari plastik dan kaca, salah satu sumber pencemaran lingkungan pula. Para murid SMA tidak hanya melakukan penelitian berbasis IPA, tetapi juga melakukan penelitian sosial.
Di area Sains Fair SMP, berdasarkan data penilaian orang tua, ada enam karya sains yang mendapat respon positif yaitu Self Stiring Mug, Lava Lamp, Miniatur Tata Surya, Resonansi nada, Pengharum Ruangan, dan Mesin Pop Corn. Di samping proyeknya menarik, kemampuan murid menjelaskan prinsip Fisika dan Sains dari proyek Sains mereka, mendapat apresiasi positif dari para orang tua. Menurut mereka, murid SMP Candle Tree mempunyai kemampuan presentasi yang sangat bagus. Di samping itu, mereka juga kreatif. Kreativitas mereka kelihatan dari tampilan proyek dan display, terutama melalui video.
Sedangkan di SD Candle Tree, pembelajaran sains dan Sains Fair kali ini berhasil dijadikan kendaraan oleh guru-guru untuk melatih kemampuan komuniksi para murid, melatih kemampuan bekerja dalam tim, serta menumbuhkan rasa percaya diri para murid. Orang tua murid memberi respon sangat positif terhadap model pengembangan sains ini. Hal ini jelas terpantau dari group whatsapp kelas.
“Sains Fair bagus untuk melatih keberanian anak-anak. Anak-anak bisa jadi percaya diri saat berbicara di depan banyak orang. Dengan praktek sederhana, tetapi bermanfaat, menginspirasi anak untuk lebih kreatif. Trimakasih, Miss yang sudah mendampingi anak-anak dengan penuh kesabaran”, tulis Mom Sachiel dalam pesannya kepada Ibu Esther Tan, guru kelas IA.
Pesan senada terpantau pula di group whatsapp kelas IB. “Trimakasih Miss dan Sekolah Candle Tree, senang rasanya melihat anak-anak berani tampil di depan para orang tua. Kegiatan ini sangat bagus, membiasakan anak mengutarakan pendapat dan percaya diri mempresentasikan apa yang mereka kerjakan. Trimakasih karena sudah menolong dan mendukung anak-anak untuk berani. Tuhan memberkati!”, tulis Mama Jethro, salah satu orang tua murid kelas IB dalam pesannya pada Ibu Ani Tobing.
Banyak respon positif juga terpantau di group whatsapp kelas Ibu Sari, Ibu Isti, Ibu Siska, Ibu Ninik, dan Ibu Yuni Meriana. Pada umumnya orang tua murid mengapresiasi positif Sains Fair 2019.
Itu sekelumit model transformasi gagasan School Leadership pada Sekolah Candle Tree. Semua bidang studi dapat menjadi “kendaraan” bagi guru untuk membentuk murid menjadi pemimpin. Mudah-mudahan Eduers terinspirasi. (Oleh: Sipri Peren)
[…] Transformasi Gagasan School Leadership di Candle Tree School […]
[…] Baca Juga : Transformasi Gagasan School Leadership Di Candle Tree School […]