Depoedu.com – Sejak diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia tentang adanya Warga Negara Indonesia (WNI) pertama yang terpapar Covid-19, banyak reaksi ditunjukkan oleh masyarakat. Apalagi selanjutnya ada beberapa dan kemudian banyak masyarakat kita diketahui terpapar oleh penyakit itu.
Banyak masyakarat panik ketika penyakit itu mulai melanda Indonesia. Mungkin kita ingat soal reaksi masyarakat pulau Natuna yang eksodus dari pulau itu ketika para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Wuhan Cina dipulangkan ke Indonesia karena kota itu di-lockdown.
Lalu hari–hari ini pemerintah mengeluarkan kebijakan agar masyarakat membatasi kontak sosialnya untuk tidak menggunakan angkutan umum, transportasi online dan menghindari berinteraksi di keramaian (pasar/mall) karena kuatir tertular virus mematikan itu.
Baca Juga: Empat Manfaat Belajar E-Learning di Tengah Virus Korona
Pada titik ini kita semua diharapkan untuk tetap bersikap positif. Sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima, bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu.
Sikap ini juga dapat membentuk kepribadian seseorang. Tentu akan sangat baik apabila kita selalu berpikir dan mempunyai sikap positif. Menjadi seseorang yang negatif dan selalu merasa negatif pada hari-hari ini bukanlah suatu pilihan yang baik untuk kita.
Cara terbaik dalam memulai yaitu dengan selalu memiliki sikap positif. Empat cara membangun sikap positif:
- Ketahuilah bahwa sikap positif bisa meredakan emosi-emosi negatif.
Dengan bersikap positif, akan banyak sekali emosi positif yang bisa kita rasakan, dengan tidak membiarkan diri kita dikuasai oleh berbagai emosi negatif. Kita juga akan merasakan lebih banyak kepuasan dan kebahagiaan hidup dengan bersikap positif. Selain itu, kita akan lebih cepat pulih setelah mengalami kejadian yang negatif.
Baca Juga: Cahaya Menyeruak di tengah Kelam Corona
- Pulihkan diri secepatnya dari peristiwa negatif dalam kehidupan kita.
Dengan membangun dan menjaga sikap positif sebagai cara memulihkan diri, kita akan menjadi lebih tabah dalam menghadapi peristiwa hidup yang negatif seperti trauma dan kehilangan. Orang-orang yang mampu bersikap positif selama mengalami kedukaan, cenderung akan lebih mampu menyusun rencana jangka panjang yang baik.
- Membangun sikap Optimis.
Orang yang pesimis itu fokus kepada yang negatif (seperti memandang setengah gelas air sebagai setengah kosong, berfokus pada air yang sudah tak ada). Sedangkan yang optimis fokus memandang yang positif (seperti memandang setengah gelas air sebagai setengah penuh). Siapakah yang lebih baik cara pandangnya? Siapakah yang lebih mungkin bahagia, lebih yakin dan lebih pasti?
Baca Juga: Sikap dan Perilaku Positif, Produktif, dan Kontributif
- Kita bisa memilih menerima segalanya apa adanya.
Ini tidaklah berarti bahwa kita menjadi tak semangat dan menyerah. Artinya kita tidak bergumul, merengek, dan membenturkan kepala ke tembok ketika segalanya tidak beres. Sebenarnya perilaku seperti itulah yang menjadikan kita korban yang tiada berdaya (yang memakanmu itulah yang menambah beban atas semangatmu).
“Terimalah segalanya apa adanya, bukan seperti yang kamu angankan saat ini. Masa lalu sudah lewat, masa depan masih misteri. Saat inilah karunia, itulah sebabnya saat ini disebut “present=hadiah”. Oleh karena itu, saat ini, pergunakanlah sebaik–sebaiknya. (Foto: damoza.id)
