Bagian Pertama
Depoedu.com – Selama ini kita menganggap bahwa menyelesaikan studi S1 tepat waktu adalah pencapaian luar biasa. Disebut luar biasa karena dalam waktu 4 tahun gelar S1 sudah bisa diperoleh. Tentu saja karena kita berpikir bahwa menyelesaikan studi bukanlah hal yang mudah.
Belakangan, dengan semester pendek yang ditawarkan oleh banyak perguruan tinggi, banyak mahasiswa dapat menyelesaikan studi S1 dalam hitungan 3 tahun. Kita menganggap orang-orang ini luar biasa. Apalagi jika dapat lulus dengan IP tinggi dan memperoleh predikat cumlaude.
Namun setelah membaca tulisan hari ini dan besok, saya jamin pendapat anda terhadap mereka pasti berubah. Kenapa? Karena mereka yang ceritanya anda baca, lebih luar biasa lagi. Apa yang mereka capai jauh lebih hebat sehingga saya menyebut mereka sebagai “penggila belajar”.
Dari jumlah gelar yang mereka capai akan jelas kelihatan tingkat “kenggilaan”, belajar mereka. Dan ini bukan hanya cerita tentang orang-orang dari negeri yang lain, namun juga cerita tentang beberapa orang dari negeri kita.
Baca Juga: Bocah Jenius dari Belgia, Usia 9 Tahun Sudah Lulus Sarjana
Berikut ini para “penggila belajar” dari yang paling sedikit jumlah gelarnya hingga yang paling banyak
- Para peraih 5 gelar akademik.
Berikut ini kita berkenalan dengan 2 orang peraih 5 gelar akademik. Mereka adalah Robert Raffa dan Satch Ejike. Robert Raffa meraih 2 gelar sarjana, 2 gelar master, dan 1 gelar Doktor.
Sehari-hari ia bekerja sebagai dosen sekaligus peneliti kepala bidang farmasi Temple University. Ia pun terlibat pada berbagai proyek penulisan buku di bidang kimia maupun farmasi. Di samping itu, Ia pun memenangkan berbagai pernghargaan berkaitan dengan bidang penelitian kimia dan farmasi.
Peraih 5 gelar akademik berikutnya adalah Satch Ejike. Ia meraih 2 gelar sarjana di bidang hukum. 3 master yakni master ilmu politik, master humaniora, master bidang bisnis dan perpajakan.
Sehari-hari ia menekuni profesi sebagai dosen di bidang hukum humaniora dan bekerja pula sebagai pengacara, serta menulis sejumlah buku tentang bagaimana membantu pasangan untuk mempererat hubungan. Ia mengaku lebih dikenali karena buku yang ia tulis tersebut.
- Para peraih 7 gelar akademik
Dua orang berikutnya adalah Daniela Simidchieva dan Michael Griffin. Daniela Simidchieva meraih 2 gelar sarjana dan 5 gelar master dalam studi bahasa Inggris, ekonomi, dan teknik listrik.
Baca Juga: Siapakah Audrey Yu yg disebut-sebut akan jadi Mentri Milenial?
Tujuh gelar akademik tersebut ia raih ketika sebagai orang tua tunggal, ia masih berusaha fokus membesarkan ketiga anaknya. Meskipun ia tercatat sebagai orang yang sangat pintar karena memiliki IQ 200 dan memiliki 7 gelar akademik, namun Ia cukup lama mengalami kesulitan dalam mencari kerja.
Saat ini Ia akhirnya bekerja di Progessive Business Solution sebagai ahli untuk program dan berbagai proyek international.
- Peraih 10 gelar akademik
Pada urutan ketiga, berikutnya adalah Zhou Baokuan. Ia meraih 10 gelar akademik yang terdiri 4 gelar sarjana, 3 gelar master, dan 3 gelar doktor.
Sepuluh gelar akademik ini ia raih dalam rentang waktu 35 tahun. Ini merupakan hasil perjuangan yang tidak mudah. Ia mengaku menghabiskan 126.300 jam dalam hidupnya di samping itu, Ia pun mengalami perjuangan karirnya yang tidak mudah pula.
- Para peraih 11 gelar akademik
Pada urutan keempat, diisi oleh 2 orang peraih 11 gelar akademik yakni Benjamin Bolger dan Franz Astani. Banyak orang berpikir bahwa Benjamin Bolger adalah orang yang cerdas lantaran gelar sarjana pertamanya yang ia raih di usia 19 tahun, dari University of Michigan.
Apalagi semua gelar akademik ia raih dari universitas yang standar akademiknya terkenal tinggi, seperti Universitas Columbia, Brown Institut, Universitas Dartmouth, Universitas Oxford, Universitas Cambridge dan Universitas Cornell, bahkan gelar doktornya ia raih dari Universitas Harvard.
Ceritanya kemudian dianggap luar biasa, karena ia ternyata mengidap dysleksia yang parah. Para penderita dysleksia biasanya memiliki di antaranya ketidak mampuan belajar karena memiliki memori yang pendek. Kesulitan ini dapat diatasi, karena orang tua Benyamin melatihnya untuk belajar memahami, dengan menggunakan logika.
Pengalaman Benjamin Bolger membuktikan bahwa dengan treatmen yang tepat, seorang anak dapat berprestasi secara akademik, meskipun mengalami gangguan belajar. Ini terjadi pada keluarga yang dapat memberi dukungan belajar pada anak.
Peraih 11 gelar akademik berikutnya bernama Franz Astani. Ia berasal dari Indonesia. Ia meraih 5 gelar sarjana, 4 gelar master dan 2 gelar Doktor. Sehari-hari ia menekuni profesinya sebagai dosen, di Universitas Indonesia dan Universitas Pancasila, serta menjadi notaris dan pejabat pembuat akta tanah.
Ia pernah mencalonkan diri menjadi rektor di Universitas Indonesia dan dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila. Ia pun menjalani seleksi menjadi anggota Komisi Pemberantasan Korupsi tahun 2007, 2008, dan 2011.
Itu adalah 7 orang “penggila belajar”, yang penulis urutkan dari urutan yang paling kecil jumlah raihan gelarnya, yakni 5 gelar, hingga 11 gelar akademik. Besok kita akan berkenalan dengan “penggila belajar” lainnya, yang raihan gelar mereka bahkan lebih dari yang kita baca hari ini. (Foto: id.linkedin.com).
Ket Foto: Dr. Franz Astani
[…] Baca Juga: Berkenalan dengan Para “Penggila Belajar”, yang Memiliki Seabrek Gelar Akademis (Bagian Pertama) […]
[…] Baca Juga : Berkenalan dengan Para “Penggila Belajar”, yang Memiliki Seabrek Gelar Akademis […]