Depoedu.com – Daniel Goleman, penulis buku terkenal Emotional Intelligence, mengupas topik tentang daya tahan diri terhadap masalah (Resilience). Menurut beliau ada dua cara untuk menjadi lebih berdaya tahan atas masalah : pertama bicaralah pada diri sendiri, kedua ajaklah otak kita berlatih terus.
Jika anda mengalami pengalaman terburuk dalam hidup, lakukanlah nasehat tua ini. Hal ini pernah disampaikan oleh psikolog Martin Seligman dalam salah satu artikelnya “Building Resilience” (Harvard Business Review). Bicaralah pada dirimu !
Beri dirimu intervensi kognitif dan berpikirlah secara kebalikannya dengan sikap yang lebih optimis. Tantang cara berpikir pesimis tersebut dan gantikan dengan cara pandang yang lebih positif.
Sayangnya, pengalaman terburuk jarang-jarang menghampiri kehidupan kita.
Baca Juga: Upaya Mempertajam Daya Ingat dan Kemampuan Belajar Bagi Anak
Namun bagaimana dengan pengalaman yang datang dari kejadian-kejadian kecil yang mengganggu dan kerap menghampiri kita?, Perasaan-perasaan tak nyaman yang rutin mengganggu kita sehingga membuat kita senewen? Jawabnya sama, yakni daya tahan terhadap masalah. Namun dengan pola yang berbeda. Kita perlu melatih otak kita.
Otak memiliki mekanisme berbeda tatkala melepaskan diri dari pengalaman-pengalaman mengganggu kecil yang terakumulasi. Dengan sedikit usaha, Anda bisa meningkatkan kemampuan untuk pulih dari tekanan tersebut.
Ketika mengalami ketidaknyamanan, kerapkali kita melakukan atau mengatakan sesuatu yang kita sesali di kemudian hari. Itulah sinyal yang dikirim oleh amygdala – sebuah radar di otak yang mendeteksi sinyal ancaman.
Sistem ini pula yang memicu diri kita untuk bereaksi hindari atau hadapi ancaman tersebut. Sistem ini telah membajak pusat pembuat keputusan di cortex bagian depan otak kita.
Di sistem syaraf inilah daya tahan atas masalah berada, serta kemampuan untuk segera pulih dari kondisi terbajak tadi. Sistem inilah yang membawa kita kembali pada energi penuh dan fokus setelah si amygdala membajak konsentrasi di sisi kiri bagian depan otak.
Baca Juga: Enam Hal yang Bisa Dilakukan untuk Merawat Otak Kita
Ini adalah temuan dari Richard Davidson. Seorang ahli neurosains dari universitas Wisconsin. Beliau juga menemukan bahwa tatkala kita mengalami tekanan, ada peningkatan aktivitas di sisi sebelah kanan bagian depan otak.
Setiap manusia memiliki karakteristik berbeda pada aktivitas otak kiri maupun kanan, yang dapat memprediksi rentang mood kita setiap hari. Jika kita mengangguk ke kanan, pada perasaan negatif, sementara anggukan sebelah kiri, memulihkan dari tekanan dan semacamnya dengan lebih cepat.
Untuk menghadapi hal seperti ini di lingkungan kerja, Davidson berkolaborasi dengan CEO 24/7 sebuah perusahaan start up bioteknologi serta Jon Kabat- Zinn dari University of Massachusetts Medical School. Kabat-Zinn menawarkan kepada para karyawan perusahaan bioteknologi tersebut seperangkat instruksi untuk kesadaran diri.
Ini adalah sebuah metode latihan menaruh perhatian, yang mengajarkan pada otak untuk mencatat setiap peristiwa yang terjadi pada saat yang sama, dengan penuh perhatian, tanpa memberi reaksi.
Instruksinya sederhana, yaitu :
- Temukanlah tempat yang tenang di mana anda dapat melakukan hal ini secara pribadi, tanpa gangguan apapun selama beberapa menit.
- Duduklah dengan nyaman, punggung tegak namun rileks.
- Fokuskan kesadaran anda pada pernafasan, perhatikan gerakan menghirup dan menghembuskan udara. Lakukan ini berulang-ulang.
- Jangan menghakimi cara anda bernafas atau mengubahnya dengan cara lain.
- Perhatikan hal-hal lain yang mulai datang ke pikiran anda sebagai distraksi. Hal itu berupa pikiran ngelantur, suara-suara atau apapun yang mencoba mendistraksi pikiran kita. Biarkan hal-hal tersebut datang dan pergi, tetap perhatikan pernafasan Anda.
Baca Juga: Formasi 6 4 2, Penakluk Amarah (Bagian terakhir dari tiga tulisan)
Setelah delapan minggu, dengan rata-rata 30 menit sehari melakukan latihan ini , para pekerja tersebut telah menggeser rasio anggukannya dari anggukan stress ke kanan menjadi ke kiri sebagai anggukan daya tahan.
Apalagi, mereka menambahkan bahwa mereka teringat kembali apa yang dulu mereka cintai tentang pekerjaan mereka ini. Mereka bersentuhan dengan sesuatu yang membuat energi mereka terisi kembali ke titik semula.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, latihlah hal ini 20 -30 menit perhari, anggap saja Anda mau pergi ke pusat kebugaran, namun yang nge-gym otak anda.
Kesadaran penuh ini telah membangkitkan kepercayaan diri bagi para eksekutif. Ada beberapa lembaga yang menawarkan pelatihan kesadaran penuh ini, bahkan telah menyesuaikannya dengan kebutuhan di kalangan para pebisnis.
Google University sudah lama memberikan kursus kesadaran penuh ini bagi karyawan-karyawannya. Mungkinkah kita mendapat manfaat dari mempraktekkan latihan kesadaran penuh bagi ketahanan dalam sirkuit otak kita?
Di antara para eksekutif yang memiliki performa tinggi, dampak dari stres tak kentara. Kolega kami Richard Boyatzis dan Annie McKee menyarankan sebuah pertanyaan diagnostik untuk mendeteksi seorang pemimpin mengalami stress.
Apakah diriku kerap merasakan kegelisahan, keresahan yang tak kentara? Atau perasaan kalau hidup ini belum sempurna? Sedikit latihan kesadaran akan menenangkan pikiranmu. (Foto: asriman.com)