Depoedu.com – Natal pertama kalinya dirayakan pada 336 sesudah Masehi. Pada 300 tahun pertama kekristenan, gereja-gereja tidak memiliki hari khusus untuk merayakan kelahiran Yesus.
Nah, sejak tahun 336 sesudah Masehi, tanggal 25 Desember pertama kali dicatat dalam kalender Roma dan catatan pemimpin Kristen. Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu.
Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah.
Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.
Pada tahun 1100 Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa. Di banyak negara di Eropa, Natal ditandai dengan sosok Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi.
Hari Natal semakin tenar hingga masa Reformasi, suatu gerakan keagamaan pada tahun 1500-an . Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak orang Kristen yang mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya kafir karena mengikutsertakan kebiasaan tanpa dasar keagamaan yang sah.
Pada tahun 1600-an, karena adanya perasaan tidak enak itu, Natal dilarang di Inggris dan di banyak koloni Inggris di Amerika. Namun, masyarakat tetap meneruskan kebiasaan tukar-menukar kado dan tak lama kemudian kembali kepada kebiasaan semula
Natal berasal dari bahasa Portugis yang berarti “kelahiran”. Natal menjadi hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember. Natal dirayakan untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus.
Perayaan Natal berlangsung dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari.
Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga, serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas.
Natal merupakan hari yang selalu dinantikan. Secara liturgis, umat kristiani diberi waktu khusus kurang lebih sebulan untuk mempersiapkan kelahiran Yesus. Waktu ini disebut Adventus atau masa Penantian.
Secara sosial, banyak sekali kegiatan yang dilakukan kelompok masyarakat untuk menyongsong Natal. Ada yang menggelar bakti sosial, ada pula yang memberikan bingkisan Natal kepada orang-orang yang dikasihi.
Natal pada dasarnya perayaan kepedulian Allah terhadap umat manusia dan seluruh ciptaanNya. Natal dalam konteks Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk tak henti-hentinya mewujudkan damai sejahtera, kerukunan dan persaudaraan di antara kita.
Kita merajut kerukunan dan kehangatan persaudaraan di antara kita dengan jatuh bangun, kita belajar untuk merendahkan diri dan membuka diri satu sama lain.
Dalam semangat itulah, kita belajar mengulurkan kebaikan dan kasih kepada sesama. Kita belajar saling mengampuni dan memaafkan. Jika ada kasih dan damai dalam hati kita masing-masing, kita akan bersukacita dan dapat bersama-sama mewujudkan komunitas persaudaraan. (Foto: seaword.com)