Sikap Dalam Kepemimpinan

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Interaksi antara atasan dan bawahan dalam satu tim sangat berpengaruh terhadap produktivitas tim atau karyawan. Suasana kerja dan budaya kerja dalam sebuah perusahaan, kelompok kerja baik besar atau kecil sangat dipengaruhi oleh “sikap atasan”.

Sikap yang bersedia dan saling memahami akan cenderung lebih mendorong perkembangan sikap positif dan budaya kerja yang menyenangkan. DR Gunadi Getol MBA memaparkan beberapa hal esensial bagi seorang pemimpin untuk membimbing bawahannya menjadi lebih positif dan produktif.

1. Sikap Low Profile.

Low profile atau rendah hati adalah sikap yang tidak suka menyombongkan diri, cenderung tidak menonjolkan diri di hadapan orang lain. Orang dengan sikap seperti ini cenderung lebih terbuka dalam pergaulannya, bisa menerima kritikan dari orang lain.

Orang yang rendah hati selalu mendahulukan orang lain dan memperlakukan orang lain lebih penting, menghormati orang lain apapun kedudukannya. Dia juga murah pujian untuk meninggikan orang lain termasuk kepada bawahannya.

Sesungguhnya harga diri kita di mata orang lain sangat tergantung dari bagaimana kita membawa diri dan memperlakukan orang lain. Meskipun memiliki kemampuan lebih tinggi dan kedudukan sebagai atasan tetapi kita tidak perlu menggurui orang lain. Di dalam dunia kerja setiap! Orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.

2, Sikap Empati.

Adalah suatu sikap yang bisa memahami kesulitan orang lain, sehingga dalam komunikasinya orang yang berempati tidak menyudutkan orang lain hanya karena kesalahan tertentu. Empati lebih mengutamakan bagaimana mencari solusi untuk mengatasi kesulitan yang timbul karena kesalahan tersebut.

Hal ini tentu saja sepanjang pihak yang berbuat kesalahan sudah menyadari kesalahannya dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Sikap empati lebih condong membuat pencegahan kesalahan dan mencari solusi daripada terus-menerus menyalahkan seseorang.

Sikap empati mau berkorban untuk orang lain. Cobalah memahami mengapa sebuah kesalahan dibuat dan memberinya kesempatan kedua untuk mengoreksi kesalahannya.

3. Sikap Asertif.

Asertif disini diartikan dengan kata ”seimbang” yaitu sikap yang mampu mengedepankan kepentingan orang lain, sikap selalu mencari solusi “win-win” dalam setiap persoalan yang dihadapi. Sikap ini tidak selalu mencari pembenaran bagi pihak sendiri karena menyadari setiap orang atau golongan memiliki kekurangan juga kelebihan.

Sikap asertif ini tidak emosional tetapi lebih berfikir seimbang antara emosional dan rasional. Sikap asertif ini memang sederhana dan mudah diucapkan namun sesungguhnya sangat sulit dilakukan. Sesungguhnya sikap asertif ini menyangkut seluruh aspek kehidupan dan perilaku manusia, tetapi ada tiga aspek yang paling penting untuk menjelaskan sikap asertif, yaitu aspek komunikasi, aspek empati, dan aspek tindakan.

Baca Juga:

Kompetensi Dalam Kepemimpinan

a. Aspek komunikasi.

Dalam aspek ini seseorang dianjurkan agar membiasakan diri dengan ”mendengarkan” sebelum berbicara. Dengan mendengarkan kita lebih mengerti persoalan yang dihadapi orang lain, keinginan-keinginannya, dan alasan-alasannya.

Dengan komunikasi yang asertif kita bisa menghindari konflik. Aspek ini juga berusaha memenuhi prinsip-prinsip komunikasi dua arah, bahwa komunikasi belumlah lengkap apabila tidak disertai feedback.

b. Aspek empati.

Adalah sikap yang berusaha mengerti situasi orang lain, sebelum minta orang lain mengerti kita (sudah dibahas diatas).

c. Aspek tindakan.

Ini adalah sikap yang mendahulukan tindakan ”memberi” sebelum “mengambil”. Dengan mendahulukan memberi maka kita dengan tidak langsung juga memberikan dorongan kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Dalam aspek ini masing-masing pihak yang bernegosiasi sesungguhnya saling membutuhkan, kita membutuhkan apa yang dimiliki orang lain dan orang lain memiliki apa yang kita butuhkan. Seringkali kebutuhan itu bukan berupa materi melainkan bantuan moril dan sebagainya.

5. Sikap Dependable.

Seorang pemimpin adalah orang yang bisa diandalkan atau “dependable” dalam menyelesaikan banyak persoalan. Pemimpin tidak boleh kekurangan ide dan cara untuk menolong anak buah dan memecahkan masalah. Pemimpin juga tidak boleh panik dengan setiap persoalan yang dihadapi sehingga bisa berpikir dengan kepala dingin dan lebih jernih.

Pemimpin dengan kualitas seperti ini dapat diandalkan dalam berbagai situasi. Kelompok yang merasa dirinya “ditolong” oleh pemimpinnya akan mempercayakan masa depannya kepada pemimpinnya. Tugas pemimpin selanjutnya adalah menjaga kepercayaan yang diberikan kelompok kepadanya.

Kelompok yang merasa dilindungi akan lebih tenang dalam bekerja dan menjadi lebih termotivasi untuk mencari prestasi.

6. Sikap Energik.

Pemimpin menghadapi berbagai persoalan dan diharuskan berpikir cepat dan bekerja ekstra, oleh karenanya harus memiliki cadangan energi yang ekstra dan kesehatan yang prima. Dalam bertindak pemimpin tidak boleh ragu-ragu dan tidak berdaya.

Menjaga kesehatan termasuk persyaratan yang harus dipenuhi. Bayangkan jika anda sebagai pemimpin tidak masuk karena sakit, sementara anak buah anda sangat membutuhkan anda untuk suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah.

Sebagai pemimpin harus bekerja lebih keras dari anggota kelompok lainnya. Fokus dalam bekerja merupakan salah satu kunci sukses seseorang.

6. Sikap Responsible & Responsive.

Pemimpin bertanggungjawab atas semua kualitas hasil pekerjaan meskipun pekerjaan tidak secara langsung dikerjakan sendiri. Semua bekerja dibawah pengawasannya, sehingga setiap kesalahan langsung atau tidak langsung menjadi tanggungjawabnya, karenanya pemimpin harus melakukan pengawasan dan pengendalian.

Pengawasan berarti pemeriksaan setiap tahap yang dibutuhkan dalam dalam proses pelaksanaan. Pengendalian berarti evaluasi hasil setiap tahap pekerjaan dibandingkan dengan target. Pemimpin yang bertanggungjawab dan tanggap dapat menjadi negosiator yang baik bagi pihak-pihak yang percaya kepadanya.

Anggota yang percaya akan memberikan kontribusinya secara maksimal dan tanpa ragu akan imbalan yang akan mereka peroleh. Bagi mereka imbalan bukan sekedar materi namun juga kenyamanan dan keamanan karier mereka.

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments