Depoedu.com – Kegiatan belajar mengajar di sebuah sekolah bisa merupakan suatu kegiatan industri pendidikan belaka atau bisa pula merupakan tanggapan nyata atas rahmat panggilan dan perutusan yang mendatangkan keselamatan dalam dunia pendidikan. Kalau belajar mengajar sebagai kegiatan yang kedua, maka seluruh kegiatan belajar mengajar ini menjadi wujud nyata hadir, tumbuh, dan berkembangnya hal yang baik. Untuk belajar mengajar yang pertama, dibutuhkan skil management seperti layaknya suatu industri. Dalam kegiatan belajar mengajar ini tidak ada tempat untuk Tuhan dan untuk iman.
Bila sebuah sekolah memilih yang kedua, maka selain skil-skil management, sekolah itu perlu (bahkan merupakan urutan pertama) mengelola batin, menggali, memupuk, mengembangkan nilai-nilai hidup. Untuk itu seluruh unsur dan relasi dunia pendidikan perlu menajamkan daya-daya jiwa dan trampil mewujudkannya dalam kata serta tindakan sebagai pribadi dalam kebersamaannya dengan orang lain.
Untuk hal semua itu perlu adanya kepekaan/kesadaran untuk melihat bahwa Tuhan ada bersama-sama di tengah-tengah hidup kita, Tuhan mengajar dan kita menanggapi-Nya.
Hal yang mendasar yang perlu diperhatikan dalam proses adalah bagaimana Tuhan mengajar kita menjadi peka dan tajam untuk mendengar, memahami sentuhan dan sapaan-Nya, serta mengungkapkan dalam kata dan perbuatan. Untuk mencapai hal itu, kita memerlukan alat yaitu ketrampilan menangkap pesan komunikasi Tuhan. Alat itu kita sebut REFLEKSI.
Refleksi arti harafiahnya adalah ‘menengok kembali’, biasanya dipakai untuk menunjuk pada sesuatu tindakan yang mengolah kembali apa yang menjadi pengalaman nyata seseorang, baik yang berkaitan dengan pemahaman maupun afeksinya. Yang membawahi itu semua adalah menemukan arus dasar yang menjadi sumber dari semua itu.
Di dalam dan melalui kita, Tuhan melaksanakan karya penyelamatan-Nya. Pengalaman merupakan lahan kita untuk dapat bertemu Tuhan yang sedang mengungkapkan-Nya pada kita. Kehendak Tuhan adalah arus dasar yang dapat menggerakkan kita. Sedangkan refleksi adalah menemukan Tuhan menemukan Tuhan dalam kompleksitas campuran macam-macam unsure dan pengalaman kita.
Refleksi menjadi hal mutlak karena refleksi merupakan suatu usaha untuk menemukan arus dasar. Karena itu refleksi hal perlu ditekuni untuk hidup batin kita. Selain itu refleksi juga membuat arus dasar kreatif muncul ke permukaan kesadaran untuk dipahami dan diinginkan. Refleksi yang dilakukan dengan baik dan teratur membantu orang untuk menemukan jati dirinya.
Proses kreatif mencapai kepenuhan arti hanya terjadi dalam iman. Karena hanya dalam rahmat Tuhan orang mampu menengok kembali sampai pada kedalaman sejati mata air kehidupan.
Tindakan Tuhan dalam jiwa seseorang sesuai dengan rencana-Nya sehingga manusia dibuat asyik untuk masuk dalam kegiatan mengamati, kemudian manusia dibantu untuk memahami arti gerak itu. Akhirnya manusia dibantu untuk berkeinginan menghayati apa yang ditemukannya.
Tahap selajutnya seseorang bisa memakai kemampuannya untuk mengamati, mengenali, dan memahami gerak batinnya sehingga ia mampu menghayati tawaran kasih Tuhan.
Yang perlu kita ingat dan lakukan dalam sebuiah refleksi yaitu percaya bahwa Tuhan ikut serta dalam semua pengalaman kita dengan daya juang yang membantu kita untuk tumbuh. Hal yang berikutnya yang perlu dilakukan adalah ambil jarak dari peristiwa. Akhirnya melanjutkan untuk mencoba merasakan gereak batin dalam peristiwa:
- Yang membangun, menumbuhkan, dan menyatukan hal yang berasal dari Tuhan.
- Yang merusak dan memecah belah berasal dari musuh
- Gunakan acuan/refrensi yang mendukung dan objektif (contoh: Kitab Suci, ajaran agama, visi misi sebuah lembaga, dll)
Sesudah itu pelajari bagaimana Tuhan mengajar dan bagaimana musuh menipu. Kemudian tegaskan diri bagaimana kita mau menerima tawaran Tuhan. Akhirnya sebuah refleksi akan diakhiri dengan ucapan syukur dan mohon berkat hidayah-Nya.(Foto: otojatim.com)
*Dituliskan dari Pertemuan Guru Ursula BSD dgn Rm Hendra Sutedja, SJ th 2002