Vape, Rokok Elektrik Semakin Diminati Remaja

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Rokok elektrik atau vape sering dipromosikan oleh produsennya sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional. Promosi tersebut membuat banyak orang beralih menggunakan vape. Bahkan vape dijadikan alternatif untuk menghentikan kebiasaan merokok konvensional. Keberhasilan promosi ini tidak hanya menarik minat kalangan orang dewasa. Banyak remaja mulai tertarik dan memiliki kebiasaan baru mengisap vape.

Riset dari Universitas Muhammadyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), dengan responden sebanyak 767 siswa SMA/K menyatakan bahwa prevalensi remaja pengguna vape mencapai 11,9%, atau 1 dari 8 orang remaja. Riset tersebut, seperti dilansir oleh detikhealth, menyasar 3 kelompok remaja pengguna rokok elektrik. Sebanyak 51,6% adalah remaja yang sebelumnya merupakan perokok konvensional aktif; 20,9% sebelumnya bukan perokok; dan 27,5% adalah mantan perokok.

Kelompok perokok aktif adalah remaja yang sebelumnya menggunakan rokok batangan dan sekarang aktif menggunakan vape. Kelompok yang bukan perokok adalah pengguna vape yang awalnya tidak merokok. Sedangkan mantan perokok adalah kelompok pengguna vape yang tadinya sudah berhenti mengisap rokok batangan 30 hari sebelumnya.

Riset ini membuktikan bahwa produsen vape berhasil mempromosikan image positif vape sebagai lebih sehat daripada rokok konvensional. Oleh karena itu, vape bahkan sukses meraih pasar remaja.

Vape, Rokok Elektrik Berbahaya

Para pengguna vape mengatakan bahwa vape tidak berbahaya, karena di dalamnya tidak ada kandungan tar dan karbonmonoksida, dan ketika dihisap, rasanya buah kok. Namun sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Report melaporkan bahwa perasa dalam vape ternyata membahayakan paru-paru.

Studi tersebut menunjukkan bahwa bahan kimia dari cairan perasa yang digunakan vape dapat merusak silia. Silia adalah garis pertahanan pertama di paru-paru dengan mengubah ekskresi gen yang terkait dengan produksi dan fungsi silia.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh para peneliti di Harvard Th Chan School of Public Health, seperti dikutip oleh detikhealth, menemukan bahwa perasa di vape mengandung diacetil dan 2,3 pentanedione hingga lebih dari 90% di vape yang mereka uji. Bahan kimia ini dikaitkan dengan meningkatnya resiko bronchiolitic obliterans yaitu peradangan yang terjadi di saluran terkecil paru-paru, saat perasa dihirup. Penelitian lain dilakukan oleh Standford University’s Cardiovascular Institute, menyoroti bagaimana zat kimia di dalam uap vape membahayakan jantung.

Vape dengan berbagai perasa bahkan yang tanpa nikotin, dapat memicu disfungsi pembuluh darah sehingga beresiko meningkatkan penyakit jantung, Penelitian itu menyebutkan dua perasa yang disebut sangat berbahaya adalah rasa kayu manis dan menthol.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa secara keseluruhan sel-sel tersebut menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan peradangan, kurang mampu membentuk pembuluh darah baru, dan kurang baik dalam penyembuhan luka.

Penyakit Paru-paru Misterius

Detikhealth edisi 14 Agustus 2019 melaporkan bahwa di Amerika Serikat, otoritas kesehatan setempat tengah menginvestigasi kemunculan penyakit paru-paru misterius di antara kalangan pengguna vape. Setidaknya dilaporkan ada 193 kasus potensial penyakit paru-paru di 22 negara bagian disebut, kemungkinan disebabkan oleh penggunaan vape.

Dari kasus tersebut, Dinas Kesehatan Illinois mengumumkan ada satu pasien akhirnya meninggal dunia. Kasus ini kemungkinan menjadi kasus pertama kematian akibat penyakit berkaitan dengan vape.

Perkembangan ini harusnya mendorong otoritas terkait seperti YLKI, BPOM, Kemenrian Kesehatan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk mengupayakan regulasi dalam rangka mengatur penjualan rokok elektrik. Dengan demikian remaja kita terlindungi dari dampak buruk rokok elektrik. (Foto: vapemags.co.id)

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Vape, Rokok Elektrik Semakin Diminati Remaja […]

trackback

[…] Baca juga: Vape, Rokok Elektrik Semakin Diminati Remaja […]