Depoedu.com – Setiap mengajar di setiap kelas, guru sering menemukan anak-anak yang tersingkir dan diemohi teman-temannya. Banyak alasan mereka tidak diterima teman sekelasnya. Ini beberapa alasan mengapa seorang anak ditolak teman sekelasnya:
1. Dianggap tidak gaul (cupu)
Penting bagi seorang anak untuk bisa diterima dalam pergaulan umum teman sebayanya. Seorang anak yang bisa diterima oleh teman dalam kelasnya akan bertumbuh rasa perya dirinya. Bila rasa percaya dirinya tumbuh maka ia akan merasa mudah beraktivitas di dalam kelas. Membawa dampak pada mudahnya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru karena dia merasa nyaman berada di kelas tersebut.
Adanya teman dalam kelas memudahkan anak untuk bertanya bila ada pelajaran yang tidak dipahaminya pada temannya. Pada saat pembagian kelompok, anak akan mudah mendapatkan teman kelompoknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan gurunya.
Bila ada anak yang dianggap kurang bisa menyesuaikan diri dalam pergaulan secara umum berlaku, anak tersebut akan terkucil dengan sendirinya. Ada beberapa kesepakatan yang tidak tertulis yang diketahui oleh semua anak apa yang umum mereka bicarakan dalam pergaulan. Misalnya topik tentang permainan/games, tokoh idola, film terbaru,dll.
2. Dianggap aneh
Beberapa anak tidak diterima temannya karena dianggap aneh. Penampilan atau tindakannya dianggap berbeda, nyeleneh. Contoh kasus tindakan yang dianggap aneh adalah: cara berbicara, cara berpakaian, cara berperilaku. Kasus yang pernah saya temukan seorang anak perempuan di kelas 7 tidak diterima teman-teman sekelasnya karena dia kalau berbicara tidak mau kalah, kalau berbuat kesalahan tidak minta maaf, dalam bertindak dianggap kasar, berbicara manja, dan merasa diri paling keren. Nah, anak perempuan ini dijauhi oleh temannya karena temannya merasa terganggu.
3. Dianggap tukang melapor
Kasus lain saya pernah menemukan kasus di kelas 7 juga, anak yang suka mengadu tentang hal apa pun yang terjadi dalam kelas. Anak ini mengadukan berbagai hal pada gru atau wali kelasnya. Beberapa anak yang merasa namanya terbawa-bawa karena dilaporkan anak ini, mulai menjauhi anak ini. Lama-lama anak ini taka punya teman.
4. Suka berlaku kasar
Kasus lain yang saya temukan di kelas 7 juga, seorang anak diajuhi temannya karena suka berkata kasar dan bertindak kasar. Mendorong teman, menendang, dan menonjok. Lama-lama temannya malas bergaul dengan dia karena takut terkena dampak fisik pada saat anak ini emosional.
5. Dianggap sombong
Kasus lain, anak dijauhi karena ketika melihat gaya penampilan, cara bicara, dan saat bergaul dianggap sombong oleh temannya. Teman-temannya tidak suka karena bagi mereka berteman itu biasa saja tak perlu sombong. Teman-temannya merasa anak yang sombong perlu diberi pelajaran.
6. Anak yang dianggap tidak bisa dipercaya
Bagi anak remaja pada umumnya, teman itu segalanya. Pendapat teman yang paling didengar daripada pendapat orang tua di rumah. Mereka akan mempercayakan rahasia meraka pada temannya. Nah, bila ada kasus tertentu yang membuat kepercayaan pada teman hilang adalah pada saat teman yang dianggap bisa dipercaya ternyata kebalikannya. Biasanya, peristiwa ini akan merenggangkan hubungan kedua anak ini. Kalau hal itu sering dilakukan temannya, maka teman tersebut akan disingkirkan karena dianggap sudah melanggar kepercayaan.
7. Anak yang rendah diri
Banyak kasus terjadi anak tersingkir di kelas karena anaknya sendiri minder, rendah diri, kepercayaan dirinya sangat kurang. Anak ini merasa tidak layak bergaul dengan teman lain karena takut diejek. Anak ini merasa nyaman sendiri daripada berteman nanti malah sakit hati. Anak ini mempunyai praduga bahwa orang lain pasti tak menyukai dia. Kenyataannya dari kasusus yang pernah ditemukan, temannya tidak demikian. Bahkan ada beberapa temannya untuk membantu dia dengan mengajak bermain, berbicafa, atau melibatkan dalam kegiatan lain.
8. Anak yang memang sombong
Ada kasus lain anak tidak punya teman karena memang dia merasa tak layak berteman dengan teman-teman sekelasnya. Ini kebalikan dengan anak minder. Anak ini terlalu percaya diri dan menilai dirinya sangat tinggi. Ia beranggapan temannya tidak selevel dengan dia. Bukan karena teman-teman menjauhinya, melainkan dia yang menjauhakn diri dari temannya.
9. Anak sempurna
Ditemukan juga ada anak yang selalu ingin sempurna dalam pelajaran. Biasanya anak ini anak pintar dan memang selalu sempurna. Ia merasa teman-temannya itu tidak sesuai untuk dia. Bahkan, saat kerja kelompok pun ia tak mau membagi tugas pada teman-temannya karena pasti hasil pekerjaan temannya tidak memuaskan dia. Karena itu anak ini akan sangat menuntut tinggi pada teman-temannya. Lama-lama temannya lelah dan males karena pasti anak ini akan marah dan mengomel ketika teman-temannya bekerja tak sesuai kriteria dia.
Kesembilan tipe anak di atas ditemukan para pendidik saat mendidik anak-anak. Namun, sebagai pendidik tak henti-hentinya berupaya agar anak-anak tersingkir ini bisa diterima oleh tema-temannya. Karena pergaulan dengan teman-teman akan membawa pada pendidikan karakter mampu berbagi, mampu beradaptasi, mampu mengasaihi, mampu membantu, dan mdelayani sesamanya kelak ketika ia dewasa. Yang lebih pasti lagi bahwa ketika anak tersingkir merasa dicintai oleh orang-orang di sekitarnya, akan membawa pada pengalaman mencintai orang lain dan memperlakukan orang lain dengan penuh respect pada masa yang akan datang. Di situlah letak pendidikan karakter yang bisa kita tuai dari pergaulan bersama teman.