Depoedu.com – Selintas pertanyaan diatas mudah untuk dijawab. Ya, saya siap menjadi orang tua, karena saya adalah keluarga baik-baik, harmonis, punya pasangan yang mapan dan bertanggung jawab, kami sudah memiliki fasilitas yang baik untuk anak kami kelak, jadi kami yakin siap menjadi orang tua. Pertanyaannya adalah, apakah hal-hal yang disebutkan diatas sudah cukup? Mari kita pelajari satu persatu.
Memiliki anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan untuk kita. Namun bersyukur saja tidaklah cukup karena di balik itu kita memiliki tanggung jawab moral yang sangat besar dalam mendidiknya. Waktu yang dibutuhkan pun sepanjang hidup kita dan sepanjang hidup anak kita. Jadi selama itulah tanggung jawab yang harus di emban. Mengapa? Karena dalam perjalanan hidup banyak hal yang dapat terjadi baik hal yang baik maupun yang kurang baik.
Selain hal-hal di atas sudah dipersiapkan dengan baik, kita juga harus menyiapkan mental jika akan menjadi orang tua yang berhasil. Mental seperti apa yang perlu disiapkan? Paling utama lakukan pengendalian diri baik sebagai suami maupun istri. Jadikan pasangan kita sebagai partner yang baik. Lakukan komunikasi secara kontinu dalam semua hal, saling terbuka, saling menghargai, menyampaikan impian masing-masing, dan satukan visi misi untuk membina keharmonisan keluarga. Jika kegiatan-kegiatan tersebut selalu dilakukan maka masing-masing pasangan sudah punya modal dasar yang cukup kuat untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang akan terjadi dan meminimalkan kesalahpahaman yang akan memicu pertengkaran.
Setelah menikah, hal yang sangat dinantikan adalah memiliki buah hati. Apakah kita sudah mulai melakukan hal-hal yang baik untuk janin? Ya, mulailah sekarang juga. Janin yang ada di dalam rahim kita memiliki kepekaan yang luar biasa. Ia bisa merasakan hal-hal yang sedang dialami oleh orang tuanya maupun hal-hal apa saja yang dilakukan untuknya. Jadi sebaiknya hal-hal baik saja yang dialami oleh orang tua dan janinnya. Anggaplah janin ini seperti teman baik yang selalu ada di dekat kita. Ajak ia berbicara, sharing, bermain bersama, menyanyi bersama, kenalkan benda-benda atau hal-hal yang ada disekitar, dan lakukan kegiatan bersama-sama. Karena banyak ibu yang sedang hamil, melakukan kegiatannya sendiri tanpa melibatkan dan menyadari kehadiran si janin. Padahal banyak hal positif yang bisa didapat contohnya kedekatan secara emosional dan menghilangkan stress. Dalam hal ini suami juga harus aktif terlibat supaya janin juga mempunyai kedekatan emosional dengan ayahnya.
Setelah bayi lahir tugas kita sebagai orang tua masih akan terus berlanjut. Jangan berhenti untuk melakukan kebiasaan ikut melibatkan bayi kita dalam banyak kegiatan. Berikut adalah contoh-contoh hal yang bisa dilakukan bersama sang buah hati tercinta.
Saat bangun tidur pagi
Ajaklah untuk berdoa bersama. Ucapkan kata syukur, terima kasih, dan selalu mohon perlindungan Nya dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan selama hari ini. Katakan juga kehebatan Tuhan dalam satu hal (berbeda-beda dalam setiap harinya). Kegiatan ini akan membuat anak kaya akan iman dan selalu mengandalkan kekuatan Tuhan dalam hidupnya.
Saat memandikan
Berikan suasana ceria pada saat mandi.Bunyikan air yang ada diember dan ajaklah bermain air ketika bayi ditaruh didalamnya. Sensasi ini akan merangsang anak untuk merespon ajakan orang tuanya. Biasanya dia tunjukkan dengan senyuman, celotehan, maupun gerakan yang energik.
Saat menyusui
Tatap matanya dan belailah rambutnya dengan penuh kasih sayang. Kegiatan ini dapat dillakukan dengan posisi duduk, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga dilakukan pada saat berbaring. Dia akan merasakan kehangatan kasih sayang orangtuanya secara utuh.
Saat waktu senggang
Ajaklah berbicara tentang banyak hal, mengenal nama orangtuanya/keluarganya, mendongeng, mengenalkan benda, mendengarkan musik, menyanyi lagu rohani, bercerita tentang kegiatan yang dilakukan hari ini, kasih sayang yang biasa dilakukan dalam keluarga dan lain-lain. Makin banyak yang dapat dilakukan maka memori atau kosakata yang di simpan akan semakin banyak dan rangsangannya akan bekerja dengan maksimal.
Saat menjelang tidur malam
Biasakan juga untuk selalu berdoa menjelang tidur malam. Ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas penyertaan Nya hari ini. Kagiatan ini akan merangsang jiwanya untuk selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki.
Intinya semua kegiatan dapat dilakukan bersama sang buah hati mulai dari pagi hingga malam hari. Bagaimana dengan ibu yang bekerja? Berikan waktu yang berkualitas dengan waktu yang terbatas. Jika dilakukan secara rutin bayi sekecil apapun usianya akan memahami kondisi yang ada dan akan merespon kebiasaan yang dilakukan bersama. Misalnya pulang kerja pukul lima sore. Dia akan tahu bahwa pada jam itu orangtuanya sudah pulang. Jika pulang terlambat maka dia akan meresponnya dengan gelisah atau rewel.
Tunjukkan keceriaan dan antusiasme meskipun anda merasa capek setelah seharian bekerja. Pembelajaran untuk anak adalah ia akan belajar mengendalikan emosinya dengan baik. Ada saatnya untuk senang, sedih, kecewa, marah namun jika kita selalu memperlihatkan keceriaan, maka anak akan belajar tindakan baik seperti apa yang akan dilakukan jika sedang menghadapi hal-hal tersebut.
Apakah bayi mampu melakukannya? Bisa! Anak adalah seorang pembelajar sejati. Dia akan mempelajari semua hal lebih cepat dan lebih baik daripada yang kita kira. Misalnya jika kita sering marah dihadapan anak, maka dia akan merekamnya dan akan melakukan hal yang sama dengan orangtuanya. Dia akan marah jika apa yang diinginkan tidak terpenuhi.
Jadi bersikaplah hati-hati dalam bertindak sekecil apapun itu. Karena anak akan merekam semuanya dan dia akan melakukannya sama dengan apa yang sudah anda lakukan selama ini. Jika anda menginginkan anak tumbuh dengan baik maka berikan juga contoh nyata yang baik kepadanya. Ini akan menjadi modal dasar dari pembentukan karakternya. (Foto: interqq.wordpress.com)
[…] Baca Juga: Menjadi Orang Tua, Siapkah? […]