Menggagas Pendidikan Anti Korupsi Sejak Usia Sekolah

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Jika mendengar kata korupsi, mungkin yang pertama kali terbenang dalam benak banyak orang adalah, mereka yang melakukan korupsi hanya yang memiliki posisi jabatan tertinggi dalam pemerintahan. Padahal, makna korupsi tidak hanya sebatas itu saja. Korupsi bisa diartikan menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Tak hanya pejabat dalam pemerintahan saja yang beresiko atau rentan melakukan tindakan korupsi. Namun anak-anak muda sekarang juga rentan melakukan korupsi. Contoh menyontek dikalangan pelajar

Korupsi menjadi salah satu kejahatan luar biasa yang hingga kini masih setia bertengger menjadi musuh bangsa. Bila tidak ada perlawanan atas korupsi, mungkin bisa dibayangkan dampak buruk yang terjadi pada generasi mendatang. Korupsi itu ibarat kanker yang bisa menggerogoti kesehatan seseorang. Untuk itu kita perlu belajar secara lebih dalam tentang bagaimana mengatasi kanker korupsi agar tidak menyerang generasi bangsa ini.

Semua  pasti sepakat bahwa mencegah tidak terjadinya korupsi lebih baik dari tindakan pemberantasan. Kenapa? Karena cost penindakan pemberantasan lebih tinggi dari upaya penindakan. Lalu bagaimana upaya pencegahan itu dilakukan. Pencegahan dilakukan salah satu lewat pelajaran di sekolah. Pelajaran anti-korupsi di sekolah-sekolah sampai saat ini masih menjadi bagian kecil dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam satu semester, para siswa hanya menerimanya selama dua kali pertemuan. Meski demikian, para siswa mengaku memperoleh manfaat positif

Pentingnya mengenalkan kepada siswa tentang wawasan anti korupsi dengan strategi yang tepat sejak dini, menyesuaikan dengan usia mereka. Meskipun anak-anak belum paham sama sekali dengan informasi yang mereka terima saat itu. Namun seiring pertambahan usia dan perkembangan kemampuan berpikir mereka akan mengerti. Selain dibangku sekolah, anak-anak juga perlu diajarkan sikap-sikap yang membangkitkan gambaran mereka tentang perilaku yang menjauhkan mereka dari korupsi. Yaitu mendidik mereka dengan baik dirumah tentang nilai-nilai yang berlawanan dengan mentalitas korupsi.

Keluarga memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dasar bagi setiap generasi. Sekolah pertama setiap manusia adalah keluarganya.  Peran keluarga sangat penting dalam menanamkan pendidikan kejujuran dan integritas. Dengan memiliki karakter tersebut kelak saat anak-anak dewasa dan bergaul dalam masyarakat, maka sikap kejujuran yang ia miliki akan dapat menolong dirinya dari ancaman korupsi.

Lebih jauh pendidikan antikorupsi dikenalkan kepada peserta didik sedini untuk membentuk karakter integritas yang kokoh. Pendidikan antikorupsi juga menyasar satuan pendidikan agar dapat meningkatkan tata kelola dan menjadi lembaga yang akuntabel. Perlu disusun dan dikembangkan modul-modul untuk siswa agar menjadikan sekolah sebagai tempat menumbuhkan karakter integritas.

Problematika saat ini bahwa pelajar Indonesia kehilangan sosok figur yang menjadi panutan. Karena itu peran  guru harus menjadi bintang kehidupan, di posisi yang sangat mulia. Cita-cita itu bisa terwujud apabila  guru  mampu mengajak para murid untuk belajar dengan konkrit: guru harus menyadari peran strategis dalam pembentukan generasi anti korupsi dengan menindak tegas perilaku mencontek dan memberikan jawaban saat UN untuk mempertahankan kredibilitas suatu sekolah; guru harus mampu mengidentifikasi potensi dan perilaku koruptif di dunia pendidikan Indonesia; guru harus memiliki motivasi untuk menjadi multi teladan dalam menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada peserta didiknya.

Sikap anti korupsi harus ditanamkan sejak usia dini. Dan, sekolah merupakan wadah pendidikan untuk menumbuhkan sikap antikorupsi pada generasi muda. Hal penting bila pendidikan antikorupsi harus dimulai sejak dini. Bahkan pemerintah berharap pendidikan antikorupsi tidak hanya diimplementasikan di jenjang pendidikan dasar tetapi juga menengah dan tinggi.Ini berarti sejak duduk dibangku SD, anak-anak sudah diajarkan sikap antikorupsi. Mereka tetap menerima pendidikan itu saat duduk di bangku perkuliahan. (Foto: kelanakota.suarasurabaya.net)

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments