Depoedu.com – Rancangan pembelajaran merupakan “kompas” penunjuk arah bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Tentu dalam merancang ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan dan harus disiapkan sehingga melalui rancangannya seorang guru bisa memastikan seluruh proses pembelajaran bisa efektif dan efisien. Pengajaran tanpa sebuah rancangan yang baik maka bisa berakibat fatal dalam pembentukan pemahaman dalam diri anak didik. Efek dari sebuah rancangan bisa diibaratkan dalam mendirikan sebuah bangunan. Dalam mendirikan bangunan yang kokoh rancangan yang dibuat harus matang karena bila tidak maka bangunan itu akan mudah roboh, begitu pula dalam pengajaran tanpa sebuah rancangan yang baik maka proses pembelajaran yang dilalui tidak akan membuat siswa menjadi lebih kuat untuk tumbuh ke tahap selanjutnya. Sehingga bila ditimbang akibatnya mana yang lebih berbahaya membangun bangunan tanpa rancangan atau mengajar tanpa sebuah rancangan ? Membangun tanpa rancangan, bagunan itu yang akan roboh dan bangunan adalah benda mati akan tetapi pengajaran tanpa rancangan yang baik maka kualitas manusia menjadi pertaruhan. Dalam pengajaran manusia yang dibangun.
Sekolah Stella Maris adalah salah satu sekolah yang concern terhadap konten rancangan pembelajaran. Pembelajaran yang diharapkan dapat memuat adanya 5 M yang terdiri dari mengamati, menanya , mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Dalam tahap mengamati, proses bisa dilakukan dengan observasi pada suatu obyek secara nyata untuk memperoleh suatu data. Data yang diperoleh bisa menstimulasi rasa ingin tahu pada diri anak sehingga bisa menjadi landasan pemikiran kriitis untuk masuk pada tahap menanya. Tahap menanya adalah tahap yang bisa menjadi tahap eksplorasi pengetahuan terhadap suatu obyek yang sedang diamati. Di samping itu dalam tahap menaya ada proses pembentukan sikap berani bertanya dan siap mendapatkan respon secara verbal baik dari guru atau siswa lainnya. Dalam dialog bertanya sebenarnya ada satu hal lagi yang muncul dalam diri siswa yaitu mereka mempunyai argument, baik saat mengajukan pertanyaan, menjawab sebuah pertanyaan atau merespon sebuah jawaban dari pertanyaan. Tahap selanjutnya adalah mencoba. Tahap ini adalah bagian dari proses menginternalisasi sebuah pengetahuan yang didapatkan baik dari informasi guru atau dari data yang diperoleh melalui observasi sehingga berharap pembelajaran menjadi semakin bermakna. Tahap ke-4 adalah tahap menalar, dalam tahap ini anak diarahkan untuk bisa mengaitkan dari berbagai informasi sehingga anak mempunyai dasar dalam membuat kesimpulan. Tahap terakhir adalah mengkomunikasikan. Tahap ini anak bisa mempresentasikan dari sebuah hasil pembelajaran yang dialaminya.
Terkait penajaman 5 M dalam pembelajaran, lingkungan yang menjadi tema pembelajaran di Kelas I dicreat dengan melakukan pembelajaran di luar kelas yaitu dengan uji coba pembibitan sayuran dengan media polybag. Rancangan ini menghasilkan pengalaman tersendiri bagi siswa karena melalui proses pembibitan muncul pertanyaan yang sangat kritis dari anak ”kapan kira kira benih ini tumbuh ?” Pertanyaan ini rasanya sederhana tetapi jawaban dari guru akan menjadi dasar pembuktian sebuah proses percobaan yang mereka lakukan, sehingga mereka bisa menghubungkan dengan data yang akan mereka peroleh melalui observasi. Sekitar 10 hari kemudian anak melakukan observasi benih yang mereka tanam di polybag masing masing. Setiap polybag sudah diberi nama sesuai pemiliknya. Dalam tahap ini ada respon yang sangat beragam ”hore benihku jadi tanaman” tapi ada siswa yang mengamati tanamannya kemudian membandingkan dengan tanaman milik temannya. Secara spontan anak itu menyampaikan kepada guru ”mengapa bibitku hanya sedikit yang tumbuh tidak seperti milik temanku ?” Sekilas itu terdengar sebagai sebuah keluhan, tetapi bila dilihat lebih dalam keluhan itu sebenarnya sebuah pertanyaan yang diajukan berdasarkan data – data yang ia peroleh. Guru pun akhirnya mengurai penyebab mengapa ada yang tumbuh dengan baik dan ada yang tidak. Pengalaman ini menjadi sebuah proses konstruksi pemahaman yang baik tentang menanam sayur. Akhir dari pembelajaran ini siswa mengkomunikasikan tanamannya masing – masing terkait proses penanaman, jenis tanaman, manfaat tanaman dan mengkategorikan tanaman subur atau tidak subur. Melalui percobaan, mengobservasi, menghubungkan data dan menanya akan membangun pengetahuan anak menjadi semakin kuat dan utuh. Proses yang bermakna ini terjadi tentu diawali sebuah rancangan pembelajaran yang baik dengan tujuan pembelajaran yang jelas. Kerena dengan tujuan pembelajaran yang jelas akan mendorong kreatifitas rancangan sebuah proses pembelajaran yang bermakna. (Oleh : Cisilia Tutut Susanti, Guru SD Stella Maris BSD )
[…] Baca Juga : Pentingnya Rancangan Pembelajaran Dalam Sebuah Refleksi […]