Depoedu.com-Hingga hari ini, (4/4/2024) dugaan Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) masih ramai jadi perbincangan publik. Polisi terus melakukan pengusutan dan telah menetapkan 5 orang sebagai tersangka dengan ancaman pasal TPPO dari kasus tersebut.
Tiga orang sudah diamankan polisi, sedang diperiksa polisi, sedangkan dua orang lainnya sudah dipanggil polisi, namun hingga hari ini belum diperiksa karena keduanya berada di Jerman, yakni Enik Rutita, direktur PT SHB dan Ami Ensch merupakan pimpinan CVGEN. Dua orang ini diduga berperan aktif dalam proses magang bermasalah tersebut.
Hingga kini polisi masih berproses dalam upaya membuktikan tiga dugaan pelanggaran pidana yakni tindak pidana perdagangan orang, tindak pidana penipuan, dan tindak pidana eksploitasi. Kini polisi sudah mengantongi bukti tindak pidana penipuan dan tindak pidana eksploitasi.
Setelah polisi menemukan adanya unsur dugaan pidana penipuan dan eksploitasi dalam kasus ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, kini sedang mendalami kemungkinan keterlibatan oknum universitas dalam kasus ini dan rencana menjatuhkan sanksi bagi universitas yang terbukti terlibat.
Kini kasus ini semakin terbuka setelah beredar di media daftar nama tidak hanya 33 perguruan tinggi yang terlibat, melainkan 41. Media ini, www.depoedu.com ikut melansir daftar nama perguruan tinggi yang terlibat dalam mengirim mahasiswanya dalam program magang yang bermasalah tersebut pada edisi 28 Maret 2024.
Beredarnya daftar tersebut, segera menuai reaksi dari perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi yang namanya ada dalam daftar tersebut, padahal perguruan tinggi tersebut tidak secara resmi terlibat, atau memang sama sekali tidak terlibat dalam program magang bermasalah tersebut.
Pada edisi ini (4/4/2024), www.depoedu.com menurunkan laporan bantahan dari enam perguruan tinggi yang namanya ada dalam daftar yang beredar, namun perguruan tinggi tersebut menyatakan tidak secara resmi terlibat atau sama sekali tidak terlibat. Berikut daftar namanya:
- Institut Teknologi Bandung (ITB)
ITB melalui Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Naomi Haswanto menyatakan tidak ada mahasiswa ITB yang terlibat dalam program magang bermasalah tersebut. Menurut Naomi, program magang yang sejauh ini diikuti adalah program magang dan studi independen bersertifikat dan itu terkait dengan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Kata Naomi, selain tidak pernah ada penawaran program magang Ferienjob ke ITB, ITB juga cukup selektif memilih mitra. Naomi dalam penjelasannya mengatakan bahwa untuk program magang ataupun program student exchange, ITB tidak pernah memakai jasa calo dalam proses. ITB tidak pernah menandatangani MOU dengan PT CVGEN dan PT SHB.
Baca juga : Untuk Murid SMA Dan SMK Berprestasi, Beasiswa BCA Tahun 2025 Dibuka Kembali
- Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Dari Universitas Sanata Dharma bantahan disampaikan oleh Kepala Humas, Antonius Febri Harsanto. Kata Febri, USD tidak pernah bekerja sama secara kelembagaan dengan lembaga manapun dalam program pengiriman mahasiswa magang ferienjob ke Jerman.
Ia juga menjelaskan bahwa USD memang pernah mendapat tawaran tentang program Ferienjob tersebut pada bulan Januari 2023, namun USD tidak menindaklanjuti karena tidak sesuai dengan visi dan misi USD.
Febri juga menjelaskan bahwa USD telah melakukan penelusuran internal untuk memastikan bahwa tidak ada mahasiswa USD yang terlibat program magang bermasalah tersebut, secara mandiri.
- Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar
Universitas Hasanudin juga membantah telah secara resmi mengirim mahasiswa untuk bekerja paruh waktu berkedok magang Ferienjob ke Jerman, setelah beredar berita bahwa Unhas bersama enam universitas di Sulawesi Selatan terlibat mengirim mahasiswa dalam program magang bermasalah tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Muhammad Rusli setelah melakukan pengecekan internal ke Bidang Kerjasama Internasional dan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Kata Prof Rusli, meskipun setelah melakukan pengecekan, diperoleh laporan dari salah satu prodi di Unhas bahwa pada bulan Oktober 2022 terdapat mahasiswa meminta surat keterangan aktif kuliah untuk kelengkapan berkas mengajukan visa untuk mengikuti ferienjob secara mandiri selama satu bulan dan telah kembali ke tanah air.
Selain itu, Prof Rusli menambahkan, Dekan Fakultas Teknik, juga pernah menerima tawaran mengirimkan mahasiswa ke Jerman. Tawaran tersebut tidak ditindaklanjuti karena Fakultas Teknik memandang, program tersebut tidak sejalan dengan upaya pencapaian kompetensi mahasiswa.
- Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh)
Universitas Muhammadiyah Makassar melalui Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Abd. Rakhim Nanda membantah bahwa Unismuh secara resmi terlibat mengirim mahasiswa dalam program magang ferienjob ke Jerman. Unismuh memiliki prosedur yang ketat sebelum mengambil keputusan terkait program magang.
Kata Rakhim, setiap mahasiswa diwajibkan memiliki surat rekomendasi dari Divisi Karier Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Unismuh. Namun hingga kini, kata Rakhim, tidak ada satupun mahasiswa yang yang meminta rekomendasi dalam rangka magang ke Jerman.
Baca juga : Mengapa Peringkat Literasi Kita Nyungsep?
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Unismuh tidak pernah secara resmi menjalin kerja sama dengan lembaga manapun terkait program Ferienjob. Meskipun Unismuh pernah menerima tawaran tawaran kerja sama, namun setelah melalui kajian, Unismuh kemudian memutuskan menolak tawaran program tersebut.
Meskipun demikian, Rakhim mengakui bahwa dalam penelusuran, ditemukan dua orang mahasiswa mengikuti program bermasalah tersebut, namun ia menegaskan bahwa keikutsertaan tersebut dilakukan secara mandiri atas inisiatif dua mahasiswa tersebut, Mereka diduga memperoleh informasi tersebut dari luar kampus.
- UIN Alaudin Makassar
Bantahan UIN Alaudin Makassar datang dari Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Prof. Muhammad Amri. Ia menegaskan, tidak ada kerjasama resmi UIN Alaudin dengan program Ferienjob, baik yang bersifat flagship maupun mandiri.
Prof Amri menambahkan, meskipun UIN Alaudin pernah memperoleh undangan sosialisasi program Ferienjob, namun undangan itu tidak direspon karena hasil penelusuran mereka menyimpulkan bahwa lembaga yang mengundang dinilai tidak kredibel.
Meskipun demikian ia juga menambahkan bahwa dari hasil penelusuran mereka, ditemukan seorang mahasiswa UIN Alaudin, bernama Fikram mengikuti program Ferienjob, namun keberangkatan yang bersangkutan atas inisiatif dan kemauan sendiri.
- UIN Salatiga
Bantahan datang dari Rektor UIN Salatiga Prof Zakiyuddin Baidhawy menanggapi informasi yang beredar di media bahwa UIN Salatiga ikut mengirim mahasiswa dalam program magang Ferienjob ke Jerman, yang kemudian diketahui bermasalah.
Kata Prof Baidhawy, UIN Salatiga, belum pernah mengirim mahasiswa ke Jerman dalam rangka mengikuti program magang Ferienjob bermasalah tersebut. Kampusnya juga tidak pernah melakukan pembicaraan dengan pihak manapun tentang program Ferienjob tersebut.
Itulah enam universitas, yang namanya ikut disebutkan atau tertulis dalam daftar Perguruan Tinggi yang diduga terlibat dalam TPPO dengan modus magang Ferienjob ke Jerman. Mudah mudahan semua perguruan tinggi dan pihak terkait belajar dari kasus ini agar tidak mengulang kesalahan yang sama di masa depan.