Menikmati Surga Bunaken

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Tak lengkap bila pergi ke Manado tidak pergi ke Bunaken. Maka setiap wisatawan akan berusaha mencapai tempat tersebut.

Tempat ini merupakan sebuah tempat wisata di Manado yang paling populer. Jumlah kunjungan wisata ke Bunaken Manado ini memperlihatkan tren yang meningkat tahun demi tahun. Data statistik mencatat di akhir Agustus 2012, jumlah kunjungan wisata Bunaken mencapai 21.889 dari dalam negeri dan 7.850 dari luar negeri. Rata-rata, tempat wisata Bunaken di Manado ini dikunjungi lebih dari 35 ribu orang setiap tahun.

Keindahan terumbu karang dan surga bawah laut di Bunaken Manado adalah keunggulan komparatif yang paling memikat dari sejumlah spot penyelaman yang ada di dunia. Wisata Bunaken Manado ini adalah salah satu yang terbaik di Indonesia, di samping Raja Ampat Papua dan Pulau Weh di Sabang.

Penulis pergi ke Bunaken dari hotel di Kota Manado dengan naik boat beserta peserta lain (rombongan para guru dan TU St. Ursula BSD). Kami dibagi terpisah yang memilih untuk kegiatan submarime dan yang memilih dua kegiatan sekaligus: submarine dan snorkling. Ketika kami meninggalkan daratan menuju Pulau Bunaken, kami melihat pemandangan yang sangat indah dengan air laut yang bening membiru.

Air laut yang biru bening berbuih karena boat yang kami naiki menerobosnya. Lautnya begitu bersih. Biru dan bening. Melihat kenyataan ini, hati saya melonjak karena terpesona oleh keelokan alam. Hati siapa pun akan terpesona melihat keindahan ini. Pantas saja para turis domestik atau pun mancanegara begitu mendewakan laut Bunaken.

Untuk menunggu sampai di tempat tujuan, para peserta mengisinya dengan menikmati keindahan panorama, mengambil foto diri dan alam, mengobrol, bercanda, melamun, tidur-tidur ayam, dan beberapa orang mejeng di atas geladak dekat haluan. Matahari mulai terasa terik di badan, meski hari masih tergolong pagi. lama-lama saya tergoda juga untuk ikut bergabung dengan keriuhan teman-teman yang sedang mejeng di haluan. Akhirnya saya menggabungkan diri. Benar saja mereka sedang asyik selfi, foto bersama, dan saling ribut memberi komentar dengan berbagai gaya. Jadilah penulis menjadi bagian dari orang yang benar-benar menikmati laut, angin, juga matahari Minahasa nan terik.

Karena melihat kemolekan alam, mendorong kami untuk bernyanyi. Lagu yang kami bawakan adalah lagu Rayuan Pulau Kelapa kalau tidak salah karya Taufik Ismail. Lagu ini menggambarkan tentang negri yang begitu indah.Tanah airku Indonesia, Negeri elok amat kucinta, Tanah tumpah darahku yang mulia,Yang kupuja sepanjang masa. Tanah airku aman dan makmur, Pulau kelapa yang amat subur, Pulau melati pujaan bangsa, Sejak dulu kala. Saat refrein kami membawakannya lebih bersemangat. Melambai lambai, Nyiur di pantai, Berbisik bisik, Raja Kelana. Memuja pulau, Nan indah permai, Tanah Airku, Indonesia!!!. Keseluruhan lagu itu sungguh sesuai dengan alam yang ada di Bunaken.

Sambil menunggu air pasang untuk naik submarien, tour guide memutuskan membawa rombongan menuju Pulau Bunaken dulu untuk menikmati keindahannya dan menikmati makanan atau minuman di pulau itu. Di pulau ini, kita bisa menikmati segar dan manisnya kelapa muda hijau yang tumbuh di tempat itu. Juga ada pisang goreng dengan sambal ikan roa. Pisangnya diiris besar, tebal, digoreng kekuningan, garing, dan tepungnya renyah. Dalam keadaan mengepul panas disajikan pada setiap meja-bangku kayu di bawah pohon rindang yang kami duduki. Tak lupa sambalnya. Pisang goreng tadi dicoelkan ke sambal yang didominasi oleh rawit dan bawang merah. Wessss, mak nyussss!!!!

Di sinilah kami sekarang sedang duduk. Tempat kami berada kali ini di Pulau Bunaken yang merupakan sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di Utara pulau Sulawesi. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara. Di sekitar pulau ini dikelilingi laut yang disebut sebagai Taman laut Bunaken, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Menurut pemandu, Taman Nasional Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua (Manarauw), Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Lokasi penyelaman (diving) berada hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau tadi. Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.

Tiba saatnya kami untuk berpetualang laut. Kami naik boat untuk berganti dengan submarine. Sebelum kami naik ke submarine, kami diajak dulu melihat dunia bawah laut denganglass bottom boat. Dari kaca yang berada di dasar perahu itu, kami bisa melihat bawah laut dengan aneka biotanya. Air Laut Bunaken yang jernih memungkinkan kami untuk melihat aneka biota yang ada di dalam laut sana. Sungguh mempesona. Ikan, kuda laut, bintang laut, babi laut, karang, rumput laut, anemon, ubur-ubur, mahluk ini, mahluk itu, dan aneka mahluk yang ada di laut yang belum pernah saya lihat nampak dari balik kaca tersebut. Itu baru sebagian mahluk laut yang muncul. Ada sumber yang pernah saya baca bahwa biota laut itu jauh lebih beragam daripada di darat. Saya sungguh terpana melihat kenyataan betapa indahnya dasar laut!

Kami masuk ke submarine dan turun menuju ruangan yang dikelilingi kaca semua untuk melihat ke dasar laut. Pendingin ruangan sudah menyala, dan mesin sudah dihidupkan. Mulailah submarine ini bergerak. Perlahan membelah laut. Air semuanya di sekeliling kami. Mulailah tampak rumput laut, lumut, ubur-ubur, ikan kecil sejenis nemo dan dori, ikan belang berkostum tahanan penjara, karang putih-ijo-kuning-pink-kebiruan. Makin jauh laut makin dalam. Air agak gelap kebiruan. Saya agak merinding melihat palung-palung laut yang airnya kehitaman menandakan betapa dalamnya dia. Saya melihat dinding-dinding seperti jurang kalau di daratan, tetapi semuanya ditumbuhi aneka karang dengan aneka warna dan bentuk. Saya hanya ngowoh saja melihat keajaiban ini. Di sekitarnya aneka ikan yang cantik dengan warna emas, perak, kuning, hitam, biru, neon, menyala, pink, totol-totol, dan lain-lain berenang berkejaran. Saya seperti dalam dunia finding nemo dan finding dori. Apa yang ada dalam film itu di sini nyatanya juga ada di hadapan saya, hanya dibatasai kaca tebal saja. Ketika melewati palung yang gelap, saya membayangkan monster laut mungkin juga bersemayam di dalamnya. Keindahan ini sepertinya berada di dunia lain, antah berantah. Laut memang dunia lain yang penuh keindahan, keajaiban, sekaligus penuh misteri.

Ternyata sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian Tenggara hingga bagian Barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.

Taman laut Bunaken terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman ini merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.

Beberapa sumber mengatakan bahwa ada sekitar 13 jenis terumbu karang yang menjulang terjal vertikal ke bawah sedalam sekitar 25 – 50 meter. Kita juga dimanjakan dengan pemandangan yang disuguhkan oleh sekitar 91 species ikan yang ada di Taman Laut Bunaken. antara lain koi putih (Seriola rivoliana), gusimi lokal(Hippocampus), nila gasi (Scolopsis bilineatus), goropa (spilotocepsep hinephelus dan hypselosoma Pseudanthias), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), dan banyak yang lain. tidak hanya itu disini juga banyak ditemukan moluska seperti ikan kepala kambing (Cassis cornuta), nautilus (Nautilus pompillius), kima raksasa (Tridacna gigas), dan tunikates atau askidian.

Untuk makan para wisatawan dapat menikmati hidangan yang dijual di rumah makan lokal dengan menu lokal seperti nasi putih hangat, acar tomat dan bawang beraroma lemong cui, ikan bakar, ikan gule, ikan goreng, kari ayam, cah kangkung, cah bunga pepaya, sup ikan, sambal cabe-bawang merah, dan bakwan jagung. Harganya pun cukup terjangkau. (Oleh: Ch. Enung Martina)

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments