Muskitnas MUN 2024, Sebuah Wadah bagi Generasi Muda dalam Menyuarakan Aspirasi dan Solusi Melalui Budaya sebagai Kunci Keberlanjutan

Info Sekolah
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-No One Left Behind – Semboyan ini menjadi salah satu semboyan favorit yang saya bawakan dalam menyampaikan dan menyuarakan berbagai isu-isu global dalam kompetisi Model United Nations atau yang lebih sering dikenal dengan MUN. MUN sendiri merupakan simulasi sidang PBB yang biasanya dalam perlombaan terdapat beberapa cabang dewan (council) sesuai dengan topik dan konteks isu permasalahan yang dibahas.

Sebut saja UNICEF, UNESCO, dan WHO merupakan beberapa dari cabang organsisasi internasional yang biasanya dilombakan melalui proses berdiplomasi dan bernegosiasi dalam memecahkan permasalahan dalam suatu batas topik tertentu yang sudah ditentukan dalam scope of debate.

Sebagai peserta lomba MUN, saya berperan sebagai delegasi yang mewakili negara tertentu dalam keanggotaan PBB. Dalam berbagai keterlibatan partisipasi saya dalam lomba-lomba tersebut, Muskitnas MUN (Model United Nations) 2024 adalah salah satunya.

Muskitnas MUN adalah lomba yang diselenggarakan di Museum Kebangkitan Nasional, oleh Indonesian Heritage Agency di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Proses seleksi yang cukup ketat mulai dengan seleksi berkas, esai dan video motivasi, hingga seleksi wawancara, dengan pendaftar lebih dari 160 sekolah, dari berbagai penjuru provinsi di Indonesia, menjadikan Muskitnas MUN salah satu lomba MUN yang paling prestisius dan bergengsi di Indonesia.

Puji Tuhan, setelah saya dan kedua teman saya melalui berbagai rangkaian proses seleksi yang panjang, dengan pendampingan intensif bersama beberapa guru pendamping, kami sebagai perwakilan dari SMAK Kosayu berhasil lolos seleksi sebagai satu-satunya sekolah yang mewakili Provinsi Jawa Timur di Muskitnas MUN 2024.

Dalam ajang ini terdapat total lebih dari 160 tim yang mendaftar, dengan 20 tim sekolah yang dinyatakan lolos dan mendapatkan hak fasilitas fully-funded dari pemerintah untuk diberangkatkan menuju acara lomba di Muskitnas, Jakarta Pusat. Mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, dan semua kebutuhan lomba ditanggung penuh untuk kelancaran acara Muskitnas MUN 2024.

Baca juga : Raffi Ahmad Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari UIPM Thailand

Pengalaman saya selama mengikuti Muskitnas MUN 2024 ini menjadi salah satu pengalaman lomba yang sangat berkesan bagi saya. Ini karena selama Muskitnas MUN, saya tidak hanya berjuang untuk menampilkan performa yang terbaik dalam membentuk ruang-ruang diplomasi dan negosiasi, mencetuskan ide-ide dan gagasan kritis terhadap isu-isu global.

Namun saya juga dapat membangun relasi dan koneksi dengan berbagai delegasi lainnya yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Sebagai contoh, beberapa teman delegasi lainnya ada yang berasal dari Medan, Palembang, Kendari, Makkasar, bahkan hingga di Jayapura.

Selain itu, tidak hanya membangun relasi dan jaringan koneksi dengan berbagai teman, saya juga memahami sejarah dan pentingnya budaya sebagai kunci untuk masa depan yang berkelanjutan, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nations’ Sustainable Development Goals).

Tema yang diangkat oleh panitia lomba yaitu “Honoring the Past, Inspiring the Future”, menunjukkan bahwa tema yang diangkat ingin membawa generasi muda sebagai penggerak dan menginspirasi para pemuda dalam menjadi penggerak masa depan melalui masa lalu dan sejarah yang berakar pada budaya dan tradisi.

Sebagai delegasi di dewan UNESCO, saya mendapatkan negara yang telah ditentukan oleh panitia dan ditunjuk untuk menjadi delegasi negara Jepang. United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization, atau lebih dikenal dengan UNESCO sendiri sebenarnya memiliki tujuan untuk menjunjung perdamaian dunia melalui kolaborasi internasional dalam bidang edukasi pendidikan, sains, dan budaya.

Seperti yang sudah saya sebutkan mengenai topik yang diangkat, yakni “Culture as the Key for a More Sustainable World”, dalam konferensi sidang PBB ini secara spesifik kami membahas secara komprehensif bagaimana aksi-aksi internasional yang telah dilakukan sebelumnya, kolaborasi dan kerjasama antarnegara, hingga rencana strategis negara yang didelegasikan dalam mendukung budaya sebagai kunci keberlanjutan.

Berbagai permasalahan dan isu juga kami angkat dalam Dewan UNESCO ini, mulai dari permasalahan praktik budaya yang merugikan, contohnya seperti Female Genital Mutilation (FGM) yang masih menjadi isu yang marak di benua Afrika. Ini perlu menjadi fokus bersama dalam menemukan langkah solusi yang tepat demi memastikan praktik-praktik budaya tetap sejalan dengan tujuan keberlanjutan.

Tak hanya sampai di sana, selama berproses di dalam Dewan UNESCO saya juga dituntut untuk melakukan berbagai riset mengenai perundang-undangan negara yang saya wakili, ketetapan dari pemerintahan dan dekrit yang telah dikeluarkan sebelumnya, serta melakukan riset jurnal atas berbagai aksi kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai negara lainnya, baik secara bilateral maupun multilateral, dalam skala regional maupun internasional.

Inilah yang menjadikan MUN adalah lomba yang sangat berkesan bagi saya. Bagaimana kita terlibat aktif dalam memahami apa latar belakang permasalahan yang ada, apa saja solusi yang pernah dilakukan, serta bagaimana upaya negara-negara dalam menangani permasalahan tersebut.

Dengan demikian, proses ini dapat membuahkan pemikiran kritis dan dinamika perdebatan sebagai forum diskusi dalam memastikan resolusi yang solutif untuk setiap negara dalam bersama-sama melangkah sebagai satu kesatuan di bawah prinsip UN.

Muskitnas MUN telah menawarkan pengalaman menarik dalam menyajikan lomba MUN yang meningkatkan daya berpikir kritis, kemampuan dalam berdiplomasi dan bernegosiasi, serta menjalin relasi dan koneksi melalui komunikasi yang dapat dibangun selama acara konferensi berlangsung.

Dalam Musktinas MUN sendiri terdapat tiga cabang dewan yang dilombakan, yaitu HCC (Historical Crisis Council), UNESCO (United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization) dan OSGET (United Nations Envoy on Technology).

Baca juga : Berkenalan dengan Taksonomi Bloom: Alat Ukur Kualitas Berpikir

Melalui ketiga dewan ini, masing-masing delegasi secara spesifik dalam topik tertentu, berurutan mulai dari HCC yang membahas mengenai Kebangkitan Nasional dalam Sidang Volksraad yang merupakan sidang DPR pada zaman pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, yang didelegasikan oleh tokoh nasional dan tokoh Belanda.

Kemudian UNESCO yang membahas peran budaya sebagai kunci keberlanjutan, dan terakhir OSGET yang membahas mengenai peran teknologi dan AI dalam perkembangan zaman dan media.

Selain itu, Muskitnas MUN 2024 menawarkan suguhan menarik yang menginspirasi saya dengan menghadirkan beberapa bintang tamu ternama, sebut saja seperti Jovial da Lopez, yang merupakan salah satu YouTuber Indonesia yang terkenal yang memiliki pengalaman di sirkuit MUN.

Kemudian turut hadir juga mengisi acara sharing talkshow, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra. Terakhir yang tak kalah menarik, terdapat suguhan closing ceremony dari salah satu band terkenal di Indonesia, Yovie & Nuno, sebagai penutup dari acara lomba Muskitnas MUN 2024 yang dilaksanakan selama dua hari.

Setelah melalui berbagai proses dan tahap pelaksanaan perlombaan, akhirnya saya berhasil meraih penghargaan The Most Outstanding Delegate in UNESCO Council. Dengan demikian, saya terus termotivasi untuk selalu tetap bersemangat dalam setiap perjalanan dan perjuangan hidup dengan terus berkarya mengharumkan nama sekolah.

Bersekolah di SMAK Kolese Santo Yusup menjadi suatu kebanggan bagi saya sebagai seorang siswa. Melalui sejarah yang panjang dan berbagai pengalaman di sekolah, membuat saya ingin berjuang terus mengharumkan nama sekolah melalui partisipasi berbagai lomba-lomba, baik di tingkat provinsi, nasional, maupun internasional.

Apalagi, dengan semboyan “Tetap Bersemangat!” rasanya tidak lengkap apabila tidak dengan menunjukkan semangat saya dalam memperjuangkan semboyan itu.

Penulis adalah siswa kelas XIIE (05) SMA KOSAYU Malang

5 3 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments