Depoedu.com-Era Society 5.0, yang dikenal sebagai era masyarakat cerdas yang terhubung secara digital dan berbasis data, menghadirkan tantangan dan peluang baru dalam pendidikan. Dalam konteks ini, budaya literasi (kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi secara kritis) menjadi kunci penting bagi keberhasilan siswa.
Bagi guru, mengintegrasikan budaya literasi dalam kurikulum dan praktik mengajar bukan hanya tentang mempersiapkan siswa untuk ujian, tetapi juga tentang mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah. Berikut adalah beberapa manfaat positif budaya literasi dari sudut pandang guru dalam menghadapi era Society 5.0.
Di era Society 5.0, informasi tersedia dalam jumlah yang melimpah dan bisa diakses dengan mudah. Namun, tidak semua informasi tersebut akurat atau relevan. Guru yang mendorong budaya literasi membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis.
Keterampilan berpikir kritis dan analitis memungkinkan mereka untuk menyaring informasi, mengevaluasi keakuratan, dan membuat keputusan berdasarkan bukti yang solid. Dengan keterampilan ini, siswa tidak hanya dapat memahami konten yang mereka terima tetapi juga dapat membedakan antara informasi yang valid dan informasi yang tidak dapat dipercaya.
Teknologi terus berkembang dengan pesat, dan literasi digital menjadi bagian integral dari budaya literasi. Guru yang menanamkan budaya literasi juga mengajarkan siswa cara menggunakan teknologi secara efektif dan bertanggung jawab. Ini mencakup keterampilan seperti mencari informasi secara efisien.
Baca juga : Soft Skill dan Hard Skill ini Sangat Dibutuhkan Dunia Bisnis Saat Ini
Juga termasuk menggunakan alat digital untuk analisis data, dan berpartisipasi dalam komunikasi online dengan cara yang profesional. Dengan keterampilan ini, siswa akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja yang semakin bergantung pada teknologi dan data.
Kemampuan untuk menyampaikan ide secara jelas dan persuasif sangat penting dalam Society 5.0. Guru yang memfokuskan pada literasi tidak hanya membantu siswa menjadi pembaca dan penulis yang lebih baik, tetapi juga memperkuat kemampuan komunikasi mereka secara keseluruhan.
Ini termasuk kemampuan untuk menulis esai yang terstruktur dengan baik, membuat presentasi yang menarik, dan berkomunikasi dengan efektif dalam forum online. Kemampuan ini penting untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek digital dan berpartisipasi dalam diskusi yang konstruktif di berbagai platform.
Budaya literasi juga mencakup kemampuan untuk belajar secara mandiri dan terus-menerus. Dalam Society 5.0, di mana perubahan terjadi dengan cepat, pembelajaran sepanjang hayat menjadi sangat penting.
Guru yang mempromosikan budaya literasi membantu siswa mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar yang berkelanjutan, yang penting untuk adaptasi dan pertumbuhan pribadi serta profesional di masa depan.
Siswa yang terbiasa mencari informasi dan memperluas pengetahuan mereka secara mandiri akan lebih mampu menghadapi tantangan yang belum terduga.
Baca juga : Ketua Alumni SMP Santo Yosef Surabaya Dilantik Sebagai Anggota DPRD Kota Surabaya Periode 2024-2029
Siswa yang terlibat dalam budaya literasi cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Guru yang mengintegrasikan bacaan yang menarik, proyek berbasis literasi, dan teknologi interaktif ke dalam pengajaran dapat meningkatkan keterlibatan siswa.
Ketika siswa melihat relevansi langsung dari keterampilan literasi dalam kehidupan mereka, mereka lebih termotivasi untuk berpartisipasi dan berinvestasi dalam proses belajar. Ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan inovatif.
Menghadapi era Society 5.0, budaya literasi menjadi semakin penting dalam membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia yang serba cepat dan terhubung.
Dari meningkatkan kemampuan kritis dan analitis hingga mempersiapkan siswa untuk teknologi yang berkembang dan membangun kewarganegaraan digital yang bertanggung jawab, budaya literasi memberikan manfaat yang signifikan bagi siswa dan guru.
Dengan menanamkan budaya literasi yang kuat, guru dapat membantu siswa menjadi pembelajar seumur hidup yang siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era Society 5.0.
Foto:Tanoto Foundation
Penulis adalah guru SMP Sint Carolus Bengkulu
Daftar Pustaka
Fukuda, K. (2020). Science, technology and innovation ecosystem transformation toward society 5.0. International Journal of Production Economics, 220, 107460. Diakses pada 27 Juli 2023 dari https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2019.07.033.
Shneiderman, B. (2020). Bridging the gap between ethics and practice: guidelines for reliable, safe, and trustworthy human-centered AI systems. ACM Transactions on Interactive Intelligent Systems (TiiS), 10(4), 1-31.
Sudibjo, N., Idawati, L., & Harsanti, H. G. R. (2019). Characteristics of Learning in the Era of Industry 4.0 and Society 5.0. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 372(1), 276-278.