Depoedu.com-Literasi keuangan secara umum meliputi kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola keuangan secara efektif dan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan di masa depan. Hal ini meliputi pengetahuan tentang berbagai produk dan layanan lembaga keuangan, serta kemampuan untuk membuat keputusan keuangan yang tepat.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan anak usia 15-17 tahun hanya mencapai 3,20%. Rendahnya presentase ini mengindikasikan perlunya pengembangan literasi keuangan yang lebih intensif bagi anak-anak dan remaja. Anak usia 15-17 tahun saat ini mayoritas berada pada jenjang SMA.
Rendahnya literasi keuangan di kalangan pelajar SMA bisa menjadi masalah serius, karena kurangnya pemahaman keuangan pada usia muda dapat berdampak jangka panjang terhadap keputusan keuangan mereka di masa depan.
Salah satu faktor yang mungkin berkontribusi pada rendahnya literasi keuangan di kalangan pelajar SMA adalah sistem pendidikan di Indonesia belum memasukkan pelajaran literasi keuangan dalam kurikulum mereka. Akibatnya, banyak pelajar tidak menerima pendidikan yang cukup tentang aspek keuangan.
Selain itu, hasil survei terhadap siswa-siswi SMA Sint Carolus tahun 2023 yang diambil secara acak dengan jumlah responden 43 orang menyatakan bahwa 55,6% siswa belum mengelola keuangan dengan baik.
50% sangat berminat untuk mengelola keuangan namun 88,9% belum paham tentang cara mengelola keuangan dengan baik. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi sekolah khususnya pendidik untuk membekali mereka tentang cara mengelola uang dengan baik melalui literasi keuangan (financial literacy).
Dunia teknologi keuangan terus berkembang pesat, sehingga kurikulum yang telah disusun bisa menjadi usang dan tidak memenuhi tuntutan jaman. Diperlukan adaptasi dan pembaruan berkelanjutan.
Baca juga : Pengembangan Budaya Literasi dalam Menghadapi Era Society 5.0
Guru dan orang tua mungkin belum menyadari seberapa penting literasi keuangan ini, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi instansi pendidikan untuk membuat program atau kegiatan dalam rangka membekali anak terkait literasi keuangan.
Sekolah memiliki peran penting untuk mendorong literasi keuangan digital, agar dapat membantu generasi muda menjadi lebih siap menghadapi dunia ekonomi yang semakin berkembang. Sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam mengatasi isu literasi keuangan pada generasi muda di Indonesia.
Melalui kurikulum yang relevan, pelatihan guru, dan kampanye kesadaran, kita dapat membantu generasi muda memahami, mengelola, dan menggunakan keuangan digital dengan bijak. Dengan langkah-langkah konkret ini, kita dapat membantu menciptakan generasi muda yang lebih kompeten dan mandiri dalam menghadapi era digitalisasi ekonomi.
Peran sekolah sangatlah penting di samping peran orang tua di rumah dalam mewujudkan pemahaman kecakapan literasi pada anak. Pengintegrasian antara materi pembelajaran di sekolah dengan materi literasi keuangan merupakan salah satu upaya pewujudan pemahaman kecakapan literasi keuangan pada anak usia sekolah yang diberikan, tentunya harus disesuaikan dengan perbedaan umur dan tingkat pengetahuan keuangan (Mustikawati, 2020).
Langkah yang dapat di tempuh oleh instansi pendidikan khususnya sekolah adalah memasukkan literasi keuangan ke dalam kurikulum pelajaran yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge) informasi yang memenuhi standar.
Hal tersebut terkaithttps://www.depoedu.com/2024/08/29/edu-talk/soft-skill-dan-hard-skill-ini-sangat-dibutuhkan-dunia-bisnis-saat-ini/ dengan LJK, risiko, hak dan kewajiban pelanggan atau pengguna, keterampilan (skill) untuk mengimplementasikan suatu bentuk pengetahuan yang dipunyai agar bisa mengelola permasalahan keuangan dengan baik dan keyakinan (confidence) pada uang atau sejenisnya yang disalurkan agar dikelola dan diolah oleh lembaga tertentu atau lembaga jasa keuangan yang terpercaya (Achmad, dkk: 2023)
Program/kegiatan dapat disusun semenarik mungkin agar minat siswa terhadap literasi keuangan dapat tumbuh sejak dini sehingga mereka dapat menggiatkan literasi keuangan pada generasi muda Indonesia.
Baca juga : Soft Skill dan Hard Skill ini Sangat Dibutuhkan Dunia Bisnis Saat Ini
Ada berbagai macam cara mengenalkan literasi keuangan pada anak, misalnya ajarkan anak-anak menabung sejak awal dengan cara yang menyenangkan, seperti menggunakan celengan atau buku tabungan khusus anak.
Dalam pembelajaran ekonomi cara yang sudah diterapkan di SMA Sint Carolus adalah membuat list pemasukan dan pengeluaran peribadi untuk periode tertentu misalnya satu bulan dan mengajak orang tua untuk memberikan anaknya uang saku secara rutin dan ajarkan cara membaginya untuk pengeluaran dan tabungan, sehingga mereka dapat memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Selain itu mengenalkan produk lembaga keuangan perbankan dan non-perbankan melalui kegiatan observasi di instansi lembaga keuangan perbankan dan non-perbankan serta memberikan edukasi keuangan yang menyenangkan melalui permainan interaktif seperti stocklab. Stocklab dapat membantu anak-anak memahami konsep keuangan di pasar modal dengan cara yang menarik dan santai.
Pernyataan di atas sejalan dengan hasil penelitian Anisya yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran ekonomi efektif untuk meningkatkan literasi keuangan 3 aspek sekaligus yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada siswa SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 2 Karanganyar. (Anisya: 2023)
Setiap kali membahas terkait literasi keuangan selalu muncul pertanyaan Bagaimana jika anak-anak kita bertumbuh dewasa tanpa pemahaman tentang pengelolaan keuangan? Saat ini kemajuan teknologi dan kemudahan akses kerap mendorong perilaku konsumtif masyarakat, mampukah mereka membangun fondasi finansial yang kokoh untuk masa depan?
Studi dari Defia Riski Anggarini., dkk, 2021 menemukan bahwa terdapat perbedaan pemahaman sebelum dan setelah diberikan sosialisasi tentang literasi keuangan. Siswa yang mendapatkan pendidikan literasi keuangan memiliki kecenderungan yang lebih baik dalam mengelola keuangan mereka dan mampu membuat keputusan keuangan yang lebih bijak.
Peran sekolah dalam mendorong literasi keuangan pada generasi muda Indonesia sangat penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia keuangan yang terus berkembang.
Penulis adalah guru SMA Sint Carolus Bengkulu
Bahan Bacaan:
Achmad, dkk. 2023. Literasi Keuangan. Sumatera Barat: PT Global Eksekutif Teknologi. Anisya, Siti Nur. 2021. Analisis Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi dan Kegiatan Sekolah
Untuk Meningkatkan Literasi Keuangan Siswa SMA (Studi Kasus di SMA Karanganyar dan Surakarta). https://digilib.uns.ac.id/. Surakarta: UNS Press.
Mustikawati, E. (2020). Pentingnya Literasi Keuangan Anak Sekolah Dasar Melalui Program Market Day Di SDIT LHI. Jurnal Pendidikan: Kemenristekdikti.
Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Booklet Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Diakses pada 13 Agustus 2024 pulul 10.16 WIB.
Otoritas Jasa Keuangan. (2024). Bermain dan Belajar Literasi Keuangan Bersama Anak. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Diakses pada 13 Agutus 2024 pukul 10.09 WIB.
Putri, Adelia Farlyanda. 2023. Evaluasi Peran Sekolah: Literasi Keuangan Digital Muda Indonesia. Kompasiana.com. Diakses pada 13 Agustus 2024 pukul 10.51 WIB.
Foto: Rumah Inspirasi